DR 7. Rayhan Luvansha?

3.1K 322 15
                                    

"Allah mendatangkan rezeki tidak secara langsung, namun lewat perantara. Entah lewat kamu atau Dia."

-DETAK RASA-

Kinan: "Menurut kamu gimana?"

Pesan terakhir yang dikirim Kinan pada Hannah, setelah menulis pesan panjang lebar pada sahabatnya itu mengenai tawaran lanjut kuliah yang diberikan sang Papa untuknya.

Kinan mengunci layar ponselnya, lalu pandangannya mengarah pada jalanan yang berada didepannya.

Saat ini Kinan berada di jalanan pulang ke rumah bersama Nasya yang  kini sedang mengemudikan mobil.

"Kenapa Mbak?" Nasya menoleh pada Kinan, menangkap sikap yang tidak biasa pada kakaknya itu.

"Mbak mau tanya. Kamu tau gimana cara Papa mengurus semua keperluan kuliah mbak? Mendaftar kuliah pasti butuh berkas-berkas yang harus dilengkapi untuk pendaftaran," tanya Kinan membuka suara.

Nasya terdiam sesaat.

"Beberapa berkas yang dibutuhkan sama Papa, sebagian Nasya yang ngambil dari meja Mbak. Maaf ya Mbak kalau Nasya lancang," ucap Nasya menatap Kinan sekilas.

Kinan menghela nafas pelan, tidak ada yang perlu disalahkan. Lanjut kuliah S2 memang salah satu keinginannya sampai saat ini.

Getaran ponsel diikuti layar ponselnya yang menyala membuat Kinan mengalihkan pandangannya segera. Membuka kunci layar tersebut dan membuka pesan dari Hannah.

Hannah: "Menurut aku, kamu terima aja Na. Bukankah melanjutkan kuliah adalah salah satu keinginan kamu? Mungkin melewati perantara Papa kamulah, Allah mengabulkan permintaan kamu."

Kinan terdiam sesaat, yang dikatakan Hannah memang benar.

Kinan: "Aku gak enak sama Papa Han, begitu banyak kebaikan yang telah diberikan Papa. Padahal sampai saat ini, aku masih belum bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan Papa."

Setelah mengirim pesan tersebut pada Hannah, terlihat Hannah langsung mengirim balasan.

Hannah: "Asal kamu tau Na, setiap orang tua tidak akan pernah mengharapkan balasan dari anaknya, yang mereka harapkan hanyalah anak-anak mereka mendapatkan yang terbaik. Dan Papa ingin memberikan hal yang terbaik itu pada kamu."

Hannah: "Kamu gak mau ngecewain Papa kamu kan Na? Gak mau juga kan membuat usaha Papa dalam mendaftarkan kamu lanjut kuliah menjadi sia-sia? Mungkin dengan kamu menerima pemberian Papa adalah salah satu cara kamu berbakti padanya."

Kinan mencermati pesan dari Hannah, tangannya terdiam cukup lama untuk membalas pesan Hannah.

Mungkin ada benarnya. Menerima pemberian Papa mungkin akan membuat Papa bahagia ketimbang menolak pemberian itu. Apalagi semua keperluan pendaftaran telah diurus oleh Papa, dan Kinan hanya mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkannya selama kuliah. Jika dia menolak, mungkin dia menjadi anak yang tidak menghargai Papanya.

Kinan: "Baiklah, Han. Kamu ada benarnya. Aku akan menerima pemberian Papa, mungkin aku memang belum bisa membalas semua pemberian Papa ataupun Mama, namun dengan cara sederhana aku yang menerima pemberian itu akan membuat mereka bahagia."

Hannah: "Semangat untuk kuliahnya Na, kamu beruntung mendapat kesempatan itu. Yaah, kamu bakal jarang ke kafe dong 😖"

Kinan tersenyum. Hannah adalah salah satu pelanggan kafenya yang rajin datang, karena kantor Hannah yang berada tidak terlalu jauh dari kafe Kinan.

Kinan: "Sabtu, Minggu aku bakal ada di kafe kok. Jangan sedih. "

Hannah: It's Okay. I'm happy for you.

Detak Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang