2

5.1K 158 1
                                    

"Bye Ayaka!"
"Bye Fris!" Ayaka melambaikan tangan, berpamitan dengan seorang mahasiswi satu jurusan yang merupakan sahabatnya di sana. Mereka berdua berpisah, menuju arah yang berbeda sore ini ketika jam kuliah telah usai.

Tempat tinggal Ayaka yang cukup dekat membuatnya hanya perlu berjalan kaki setiap harinya menuju kampus. Hitung-hitung olahraga tambahan, begitu pikir Ayaka yang sekarang pergi menuju toilet wanita untuk berganti pakaian.

Hari ini, hari Selasa, adalah jadwal rutin Ayaka untuk jogging sore-sore di tempat gym gratis yang disediakan kampus. Ayaka yang tadi ke kampus langsung memakai sepatu olahraga dan celana legging langsung saja tinggal mengganti branya dengan sport bra dan kemudian menaruh tas beserta kaos dan jaket yang telah ia lepas di loker.

Earphone dimasukkan ke lubang telinga, dan Ayaka pun siap pergi berlarindi treadmill. "Hmmm..." Ayaka yang berlari mulai mengangguk-angguk, mengikuti irama musik yang sedang hits saat ini. Di depannya, ada sebuah cermin yang di sana Ayaka bisa melihat jika dirinya mulai berkeringat.

Selain untuk menjaga kesehatan, Ayaka juga sering berolahraga untuk menjaga penampilannya. Tentu saja, karena ia seorang streamer yang daya tarik utamanya adalah tubuhnya sendiri, perkara itu menjadi hal yang bisa dikatakan paling penting. Ia tak mau kehilangan penonton gara-gara ia ketambahan berat atau sebaliknya, kehilangan karena tubuhnya menjadi kurus. Belum lagi takut dibully di kolom komentar akan tubuhnya jika terlihat aneh. Hal inilah yang menjadi semangat Ayaka untuk setidaknya 3x dalam seminggu berkunjung ke gym kampusnya ini.

Lalu, di saat sedang berlari dan sambil melihat bayangan di cermin, Ayaka melihat ada seseorang mulai berjalan mendekatinya. Memang, pria itu bukan satu-satunya yang mengarahkan pandangannya ke Ayaka yang sedang berlari, tapi, karena mereka saling kenal, pria itu tampaknya memiliki alasan untuk berjalan mendekati Ayaka.

"Sore Kak!" Sapa Ayaka kepada seorang pria tampan berkacamata yang sekarang naik ke treadmill di sebelah.

"Sore. Join ya!" Ucap pria itu sambil tersenyum yang kemudian membuat Ayaka menganggukinya. Namanya adalah Andrew, salah satu dosen Ayaka di kampus. Penampilannya tampan, dengan rambut panjang seperti idol disertai kacamata yang tidak pernah dilihat Ayaka pergi dari wajah dosennya itu. Dibilang dosen pun, sebenarnya umur Andrew paling-paling baru menyentuh 30an pada tahun ini, sehingga kadang, Ayaka bingung harus memanggil Andrew Pak atau Kak. Tentu saja, pada awalnya Ayaka memanggilnya Pak, tapi, karena Andrew memarahinya karena memanggil seperti itu, sampai saat ini Ayaka memanggilnya dengan Kak.

Duh... Jadi malu... Gumam Ayaka yang merasa gugup berlari di sebelah Andrew. Seandainya sahabatnya tadi tahu kalau ada Andrew di gym kampus, pasti ia akan memilih untuk ikut berolahraga bersama Ayaka. Memang, Andrew bisa dikatakan cukup populer di antara mahasiswi. Tak jarang, beberapa mahasiswi senang menggoda dosen muda tampan mereka ini. Ayaka juga pernah melakukannya ketika Andrew memberinya nilai rendah. Mungkin, hal itu jugalah yang membuat Andrew terasa 'pedas' dan 'panas' di mata mahasiswi-mahasiswinya.

Andrew terkenal sebagai dosen killer yang suka memberi tugas banyak dan juga memberi nilai rendah. Tapi, entah kenapa gara-gara itu, justru membuat fansnya semakin banyak.

"Hah! Hah!" Setelah hampir setengah jam berlari sampai badannya basah berkeringat, Ayaka pun memutuskan untuk menyudahi hal ini. Ia mematikan treadmillnya lalu duduk beristirahat di bangku kosong yang ada. Sejenak, matanya tertarik untuk melihat Andrew yang daritadi seakan tanpa lelah berlari kencang. Ayaka memang berlari selama setengah jam, tapi ia berkali-kali berjalan untuk mengumpulkan nafas. Tapi, Andrew, sama sekali tidak menurunkan kecepatan maksimal treadmill sama sekali.

"Fuh..." Ayaka berkipas-kipas mengeringkan badan. Lalu, selang beberapa menit setelah Ayaka selesai, Andrew juga terlihat mematikan treadmill dan kemudian duduk di samping Ayaka. Badan mereka berdua basah berkeringat. Ayaka yang sekarang duduk berdampingan dekat Sang Dosen pun bisa mencium aroma tubuh Andrew. Hal itu membuat Ayaka memerah. Entah kenapa, melihat serta mencium aroma Andrew yang sekarang habis berolahraga ini membuat Ayaka makin gugup.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang