3

4.6K 138 3
                                    

Hari minggu pun tiba. Ayaka sudah siap menuju lokasi yang kemarin sudah diberikan BlackJack. Jika dilihat-lihat, itu adalah sebuah rumah yang letaknya cukup jauh di pinggir kota. Takut? Jelas. Ayaka tak tahu apa yang akan menantinya di sana. Pergi ke sana seorang diri tanpa memberitahu siapa pun sungguh adalah tindakan nekat. Seandainya Ayaka tidak menerima ancaman halus dari BlackJack kemarin, Ayaka tak akan mau pergi ke tempat tidak jelas ini seorang diri.

Setelah menaiki kereta dan juga taksi online, akhirnya Ayaka tiba. Apa yang dilihatnya di peta memang benar. Di depannya ada sebuah rumah yang sendirian berada di ujung kota. Kiri kanannya tak ada tetangga, hanya ada tanah kosong semata. Jalan raya besar juga jaraknya beberapa ratus meter ke depan, dan yang sekarang diinjak Ayaka setelah turun dari taksi online adalah jalanan tanah yang telah terbentuk.

Dilihat-lihat, ukuran rumah di depannya ini bisa dibilang besar. Gerbang dan pagarnya tinggi menjulang, melebihi tinggi Ayaka. Namun, di sela-selanya, Ayaka bisa melihat bagaimana bentukan rumah mewah ini. Krek... Kemudian, melihat ada Ayaka di depan, seorang pria ubanan bertuxedo membukakan pintu gerbang lalu mengayunkan tangan mempersilahkan Ayaka untuk masuk ke dalam.

Ayaka masih ragu. Ayaka masih berdiri terdiam memandang rumah mewah di depannya. Ia masih takut untuk masuk ke dalam. Takut karena tidak tahu apa yang menanti dan apa yang akan terjadi padanya. Meskipun ternyata ia tidak diminta ke tempat aneh, tapi Ayaka tetap merasa ragu. "Pe- permisi... A- apa ini tempat Hiddenview?" Ayaka pun bertanya kepada pria tua pelayan yang barusan membukakan pagar, tapi, pria itu hanya diam memandangi Ayaka. "Event Rumble Arena?" Ayaka lanjut memperjelas pertanyaan, dan tetap saja pelayan itu tidak menjawab apa-apa. Pria tua itu hanya mengayunkan tangan, menyuruh Ayaka untuk masuk ke dalam.

Gulp... Akhirnya, mau tak mau Ayaka pun melangkah masuk. Aaaaagghhhh! Batinnya berteriak, merasa sangat bodoh mau ke rumah orang asing seperti ini. Apalagi ketika pelayan di depan itu menutup pintu gerbang, Ayaka merasa jalan larinya kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi sudah dihalangi. Namun, Ayaka sebenarnya juga tahu dirinya tak bisa melawan dan menolak untuk masuk. Ancaman BlackJack membuat Ayaka tampaknya tak punya pilihan apa pun selain menyelesaikan apa pun ini.

Setelah menutup pagar, pelayan itu pun mengantar Ayaka menuju pintu utama rumah yang tingginya hampir dua kali Ayaka. Lalu, diperjalanan menuju pintu rumah, pelayan itu menyerahkan sebuah gelang kepada Ayaka, dan dari ekspresinya menyuruh Ayaka memakainya. "Gelang apa ini?" Gumam Ayaka merasa aneh dengan gelang besi yang sama sekali tidak indah untuk bisa dikatakan sebagai perhiasan. Tapi, karena pasti ini ada hubungannya dengan BlackJack yang mengancamnya itu, mau tak mau, Ayaka pun menurut saja dan memasangnya di pergelangan tangan kiri.

Drrttt... Di saat Sang Pelayan membukakan pintu, sebuah pesan masuk ke dalam Hp Ayaka, dan itu adalah BlackJack. Tapi, sebelum sempat membaca isinya, Ayaka dibuat kaget melihat ada seseorang yang ia kenali di ruang tengah rumah itu. "K- Kak Andrew!?" Ayaka melihat Andrew, Sang Dosen ada di sana bersama dua pria lainnya yang tidak dikenal Ayaka.

"A- Ayaka?" Andrew juga terlihat kaget melihat Ayaka ada di depan pintu. Kedua pria lain yang tidak dikenali Ayaka itu duduk berjauhan satu sama lain, dan wajahnya terlihat kesal. Andew, serta dua pria itu sama-sama menatap Ayaka yang baru masuk bergabung dengan mereka.

"Ke- kenapa Kakak ada di sini..." Ayaka yang ingat ada pesan baru dari BlackJack lantas segera mengambil hp dan membacanya.

BlackJack: Kak Ayaka! Selamat datang di rumahku. Silahkan masuk dan tak perlu takut. Di dalam sudah ada satu orang yang Kakak kenal.

Gulp... Ayaka menelan ludah. Sosok BlackJack ini entah kenapa seakan bisa mengetahui tiap gerak-geriknya. Dan Ayaka pun tahu darimana. Setiap sudut rumah mewah yang ia masuki ini dipenuhi kamera cctv yang bergerak mengikuti langkah kaki Ayaka. Setiap sudut selalu disorot. Tak ada ruang yang luput dari pengawasan. BlackJack, pasti ada di suatu tempat, mengawasi dari cctv-cctv itu.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang