4 - 2

1.2K 76 3
                                    

"Mama, buah-buah di sekitar sini sudah habis!" Seorang anak kecil datang melapor. Di tangannya hari ini hanya mampu mengumpulkan beberapa biji buah yang tentunya tidak akan bisa mengenyangkan semua anggota timnya.

"Aduh! Bagaimana ini sayang? Kita pindah dari sini?" Sang Mama pun menoleh ke arah suaminya, dan semua mata tertuju kepada pria itu. Dari Sang Istri, hingga kedua anaknya yang masing-masing berumur 11 tahun dan 8 tahun.

"Jangan. Kita tidak tahu bisa menemukan gua kecil di bawah pohon yang dekat air begini lagi. Ya sudah, kita harus mencari rute baru untuk mencari makanan nanti." Pria itu menyapu jenggotnya.

Satu keluarga itu pun duduk berempat berdekatan, layaknya sedang duduk di meja makan tapi kali ini mereka duduk di atas tanah, beralaskan dedaunan yang sebelumnya sengaja ditebar sebagai alas.

Empat orang, sebagaimana jumlah anggota tim lain yang berkompetisi di Hiddenview, keluarga ini juga demikian.

Sang Ayah adalah pria berkepala plontos dengan rambut wajah yang tebal, sehingga membuatnya terlihat seperti bangsa viking.

Istrinya juga sama, berbadan besar seperti binaragawan wanita. Kedua anaknya adalah laki-laki, yang paling tua sedang memaki jaket parasut dan berambut pirang. Sedangkan si bungsu berbadan lebih bungkuk dan selalu menempel di samping Sang Kakak.

Mereka berempat menikmati makan siang ini dengan lahap. Walau benar saja, ibarat memakan angin, buah yang hari ini didapat sangat sedikit sama sekali tidak mengenyangkan perut.

"Kalian sudah hafal jalan ke sini bukan? Kalau misalkan kita terpisah, kembali ke sini. Ok?" Sang Ayah berdiri paling dahulu dan bersiap mengambil senapan api. Tentu saja bukan senapan yang ia bawa sejak awal, melainkan senjata yang ia dapat dari supply yang kebetulan jatuh di dekat tempat tinggal mereka.

Berbekal senjata api di tangan Sang Ayah, diikuti Sang Istri yang membawa pedang dan anak-anaknya membawa pisau, mereka berempat pergi berburu makanan. Kalau memang benar yang dikatakan buah di sekitaran mereka sudah habis, maka sebelum malam tiba mereka sudah harus menemukan sumber makanan baru. Jangan sampai, mereka mati konyol, mati kelaparan hanya karena takut untuk bergerak.

"I- itu Tim 9?" Tapi, tidak jauh dari sana, tanpa disadari keluarga itu, Ayaka mengawasinya bersama Akasa yang masih setia di belakang. "Mereka jangan-jangan satu keluarga sungguhan!? Kalau iya, apa yang mereka lakukan ikut permainan hidup dan mati seperti ini!?" Ayaka kemudian sadar bahwa ada berbagai macam alasan yang mungkin bisa menjadi jawaban. Dan, jawaban yang terpikir paling kuat adalah uang.

Apalagi yang dicari satu keluarga itu kalau bukan hadiah Hiddenview yang menggiurkan? Yang membuat Ayaka terheran-heran, kenapa bisa-bisanya mereka ikut serta membawa anak kecil!?

"Sekarang aku harus bagaimana?" Ayaka bergumam menunduk. Harus mengeleminasi Tim 9. Kalau memang yang di hadapannya itu adalah kumpulan bajingan seperti tim 21, maka Ayaka tidak ragu sama sekali menyerang. Malah, kalau tidak ada anak kecil di sana, Ayaka bisa saja meyakinkan diri untuk tetap menyerang. Tapi, sekali lagi, kenapa yang harus ia hadapi adalah satu keluarga seperti itu!?

Di saat-saat seperti ini, Ayaka mulai berharap kalau misalkan bukan tangannya yang kotor untuk mengeleminasi tim 9 di depan. Seandainya saja ada tim lain yang mengeleminasi tim keluarga itu. Tapi, mereka yang berjalan terus jauh mau tak mau membuat Ayaka ikut lanjut melangkah, membuntuti dari belakang.

*****

"Mereka ada di sana," Ann dengan menggunakan teropongnya mampu melihat mangsa yang sedang diincar. Teropong itu kemudian bergantian diserahkan kepada Falco. "Mereka masih belum sadar ada kita."

"Jadi bagaimana? Mau kita bunuh pakai apa? Panah atau this baby?" Falco mengambil sebuah senapan jarak jauh yang sudah dilengkapi teropong bidik. Dalam sekali lihat, teropong bidik itu mampu mengarahkan moncong keluarnya peluru ke kepala target. Hanya tinggal memperkirakan kekuatan angin serta jarak dan tarikan gravitasi, maka seorang penembak jarak jauh handal seharusnya dapat mengani kepala dengan mudah.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang