"Masih jauh kak?"
"Seharusnya di sekitar sini," Andrew menoleh ke Lasagna yang sekarang memegang peta. Pria tua itu menganggukinya. Benar, lokasi jatuhnya supply makanan pertama tadi harusnya di sekitar sini. Di dekat hutan yang bersinggungan dengan rawa. Andrew dan yang lainnya mengambil jalan sedikit memutar, karena tidak mau nekat berjalan saja membelah rawa, takut kalau misalkan ada sesuatu yang bersemayam di bawah misteriusnya air coklat itu.
Langit yang terik tetapi udara yang lembab. Banyak serangga yang senang dengan kehadiran manusia karena mereka membutuhkan darahnya untuk dihisap. "Mmmgghhh!" Pak! Ayaka sibuk menepukinya, karena benar-benar mengganggu. Belum lagi ia harus hati-hati melangkah jangan sampai tergores tangan-tangan pepohonan yang runcing.
"Apa tersangkut di pohon atau semacamnya?" Lasagna melihat ke atas sesekali. Karena rasanya memang sudah seharusnya mereka melihat supply yang disimpan dalam kotakan kayu itu. Fakta mereka tidak melihatnya di depan mata membuatnya kepikiran kalau bisa saja supply itu sangkut di pohon, atau tenggelam di rawa.
"Ssshhhh!" Tiba-tiba Andrew membungkuk dan memberi kode kepada yang lainnya untuk memelankan suara dan ikut mengendap-endap seperti dirinya.
Ayaka membuntuti di belakang. Berjalan perlahan jangan sampai dedaunan yang ia injak menimbulkan suara berlebih. Hutan yang sunyi dan mereka yang tidak bersuara memfokuskan telinga untuk mencari suara. Dan Ayaka pun mendengar suara manusia yang berbincang. Itulaha alasan kenapa Andrew menyuruh mereka untuk memelankan suara dan mengendap-endap.
"Cepat ambil sebelum yang lain datang!" Bisa dipastikan itu adalah salah satu tim peserta Hiddenview. Mereka lengkap berempat mendatangi sebuah kotak yang terselimut parasut, dan begitu parasutnya disingkirkan, terlihatlah sebuah kotak kayu dengan tulisan 'Hiddenview Supply'.
Mereka berusaha membukanya. Kotak kayu itu dihantam menggunakan pisau di tepinya, untuk mengungkit paku-paku yang merekatkan dan membentuk kayu menjadi kotak. Krak! Butuh usaha keras karena memang packing kayu itu begitu kuat melindungi apa pun supply yang ada di dalamnya.
"Bagaimana ini kak!? Kita kembali saja?"
Andrew terdiam. Nampaknya pria berkacamata itu hendak melihat apa sebenarnya isi supply itu, kalau misalkan sangat krusial dan penting, tentunya mereka tidak bisa melewatkannya. Apalagi ada di depan mata, dengan jarak hanya beberapa puluh meter seperti ini. Lasagna juga sependapat. Mereka tidak tahu sepenting apa isi supply itu. Mereka mungkin bisa saja mencoba berburu, tapi, memangnya ada jaminan pasti dapat makanan?
Kotak kayu terbuka. Bukan hanya makanan kaleng dalam bentuk ransum yang siap makan, mie instan, beberapa botol air mineral dan air lainnya seperti beer, teh, kopi, dan lain-lain nampak di depan. Isi kotak supply itu sudah seperti paket dari supermarket manusia modern, yang di mana produk-produk di dalamnya tidak mungkin didapat di hutan seperti ini.
Lalu, setelah isinya dibongkar lebih lanjut ternyata isinya tidak hanya makanan dan minuman untuk memanjakan manusia-manusia yang terbiasa hidup modern. Obat-obatan, tenda, dan yang paling membuka mata lebar adalah adanya senjata api.
Tim yang lebih dulu menemukan supply itu dibanding Andrew dan kawan-kawan langsung berdiskusi melihat senjata api yang ada di bawah tumpukan obat-obatan dan juga makanan. "Apa yang akan kita lakukan dengan ini?" Semua tampak bingung. Dari raut wajah mereka, tidak ada yang menyangka kalau isi supply tersebut menyimpan senjata mematikan seperti itu.
"Kalian tahu cara memakainya?" Tanya seorang pria berbadan tegap yang tampaknya adalah pemimpin mereka. Semua anggotanya pun menggelengkan kepala, tak ada yang tahu. Sepertinya mereka tim yang terdiri dari orang-orang sipil yang sama seperti Ayaka. "Kalau begitu, yang jelas, kita tidak boleh membiarkan tim lain menemukannya. Akan bahaya kalau mereka mendapatkan senjata seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDENVIEW
Azione(Dewasa) Ayaka, seorang streamer cantik terjebak dalam permainan mengerikan "Rumble Arena" yang diselenggarakan oleh sebuah situs streaming di Deepweb bernama Hiddenview. Bersama tiga rekan timnya, mampukah ia bertahan hidup dalam permainan gila si...