10

3.5K 116 0
                                    

Hari kedua event Rumble Arena berlangsung sudah setengah hari. Ayaka yang terlentang di atas lantai sudah terpuaskan semuanya. Lapar, haus, semua tuntutan tubuhnya sudah dipuaskan dengan datangnya kiriman hadiah dari penonton. Bahkan, makanan dan minuman yang datang di dalam kotak itu masih bersisa cukup sampai event berakhir. Pertanyaannya hanyalah bagaimana dia dan Macaroni membawa persediaan makanan itu.

"Mmmhhhh..." Ayaka mengambil kaos salah satu pria yang sudah dibunuh Macaroni tadi dan memakainya untuk membersihkan diri dari perbuatan Macaroni. Tangannya sempat gemetaran takut mengambil pakaian dari tubuh tak bernyawa itu, tapi, mau tak mau, Ayaka tetap melakukannya. Sambil membersihkan diri, Ayaka melihat Macaroni yang sekarang sedang mengawasi sekitar.

Tak ada serangan ke mereka lagi. Sepertinya yang melihat kedatangan drone pembawa hadiah tadi hanyalah tim 24. Beruntung... Gumam Ayaka. Ia tak perlu berpindah tempat kalau ada tim lain yang menyerangnya.

Setelah pengumuman dari Hiddenview yang tampaknya hanya akan mengumumkan apabila ada tim yang tereleminasi sepenuhnya, Ayaka semakin yakin Andrew dan Lasagna masih hidup, atau setidaknya salah satu dari mereka.

Lalu, karena tak ada serangan lanjutan, Ayaka setelah digempur Macaroni dapat menikmati makanan dan minuman hasil aksinya dengan tenang. Sampai sekarang, ketika langit mulai menjingga, mereka masih di rumah itu. Entah kenapa tak ada pergerakan dari Macaroni yang sebelumnya menggebu-gebu ingin membunuh tim lain. Sepertinya, lelaki itu sedang beristirahat sejenak selagi ada kesempatan.

Kantung mata Macaroni sedikit membengkak. Ayaka pun ingat soal kemarin. Karena ia tepar, ia tidak tahu apakah Macaroni kemarin ikut tertidur atau tidak? Setelah ledakan yang membumi hanguskan bagian luar kota Polka, Ayaka langsung tertidur saking lelahnya. Ayaka pun merasa jangan-jangan Macaroni selama ini terjaga dan belum tidur sama sekali. Hal ini cukup masuk akal. Di tengah event yang rawan seperti ini, Ayaka sendiri merasa bodoh karena sudah tertidur saja kemarin. Untungnya tak ada serangan dari tim lain, dan untungnya, Macaroni juga tidak macam-macam.

"Kita berangkat setelah matahari terbenam. Kau sudah kenyang kan?" Macaroni yang daritadi memandangi jendela keluar berbalik dan mendatangi Ayaka.

"Iya..." Ayaka mengangguk. "Bagaimana dengan sisa makanan dan minuman ini? Kalau kita tidak membawanya, belum tentu di bagian dalam nanti kita mendapatkan makanan dan minuman lagi." Ayaka merangkak mendatangi kotak itu. Jika dilihat, kalau mereka membawa ini sekalian, bisa dipastikan nasib mereka sehari sampai dua hari ke depan akan aman. Ayaka pun bisa menjalankan rencananya untuk bersembunyi saja sampai semua ini berakhir. Membiarkan tim lain, dan orang seperti Macaroni ini saling bunuh.

"Tinggal saja," jawab Macaroni.

"Huh!?" Ayaka pun tidak mengerti. Kemarin saja mereka hampir kebingungan mencari sumber makanan dan minuman, sekarang, ketika mereka mempunyainya, pria kekar itu malah menyuruh Ayaka meninggalkannya!? "Kenapa!? Kita butuh makan dan minum! Kalau misalkan kita bertemu tim
lain, kita butuh energi banyak buat menghadapi mereka!"

"Hehehe," Namun, Macaroni hanya terkekeh, tidak sepanik Ayaka. Pria itu lantas membelai Ayaka, "Kalau kita butuh makanan, kita tinggal melakukan apa yang tadi kita lakukan saja. Hehe..." Mata Macaroni pun menurun dari wajah Ayaka ke tubuh mahasiswi cantik itu.
"Nnghhh!" Ayaka dengan cepat mengangkat tangan menutupi diri dari pandangan mesum itu.

Tidak! Meskipun Macaroni mengatakan kepada Ayaka untuk meninggalkan persediaan makananan mereka, Ayaka tetap berniat membawanya. Memang, akan sulit berkeliaran membawa kotak besar itu, tapi setidaknya, kalau Macaroni tadi tak mau membawanya, Ayaka berencana hanya membawa jatah makanannya saja. Setidaknya, bebannya akan berkurang. Kesulitan yang ia alami adalah tidak adanya tas. Kemarin ketika ia mengambil makanan di minimarket, di sana sudah ada ransel sehingga memudahkan untuk mengangkut makanan. Membawa kota ke mana-mana tentu sulit dibanding memasukkan makanan dan minumannya ke dalam tas.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang