4 - 5

1.3K 78 1
                                    

"Akasa!" Kasa yang melihat Sang Kakak dalam keadaan tak sadarkan diri berlari panik menghampiri. Bocah kecil itu ikut menjadi salah satu orang yang malam hari ini mencari Ayaka. Tanpa diketahui Ayaka, Akasa sejak awal meninggalkan jejak agar kalau misalkan ada kejadian tidak menguntungkan, penduduk desa dapat melacaknya. Dimulai dari pakaian yang ditinggalkan Ayaka hingga ranting yang sengaja dipatah dan rumput yabg diinjak kuat, membawa pasukan suku beserta yang lainnya ke arah barat, sampai ke sebuah gua.

Akasa yang tergeletak di bawah segera diangkut dan diperiksa oleh Lasagna. "Luka memar di kepala, ada pendarahan sedikit tapi seharusnya tidak parah." Ucap pria itu yang kemudian tersenyum ke arah Kasa yang tidak mengerti ucapannya. "Kakakmu akan baik-baik saja," Lasagna mengangguk memberi bahasa isyarat kepada Kasa agar tidak khawatir.

Di sisi lain, Andrew melihat sekeliling dan menemukan mayat dua orang manusia. Pria dan wanita, letaknya tidak berjauhan. "Sepertinya mereka berdua ini rekan satu tim, tapi siapa yang melakukan ini kepada mereka?" Andrew merenung memikirkan kondisi pasangan mayat itu. Yang wanita kepalanya pecah, sedangkan yang pria kepalanya terputus dan ditemukan beberapa meter di dekat pohon. "Ini tidak mungkin perbuatan Ayaka."

"Tentu saja tidak mungkin!" Sahut Frisja.

"Tapi ..." Andrew menoleh ke arah Lasagna yang sedang merawat Akasa, "Kalau itu pengawal pribadi Ayaka, di mana Ayaka sekarang?" Dosen muda itu berjalan berkeliling, layaknya seorang penyidik yang memeriksa tkp.

"Dia ditemukan di lubang itu, artinya dia terjebak di sana. Siapa yang menjebaknya? Apa kedua orang yang tewas ini? Atau ada pihak lain yang menjebak Ayaka dan Akasa, lalu kedua orang yang tewas ini menyerang? Tidak ... Dilihat dari arah mayat mereka ini, mereka sepertinya berasal dari orang yang tinggal di gua ini."

Andrew berdiri di depan mulut gua yang sebelumnya markas tim 9. Di sana ada supply makanan yang tertinggal, beserta beberapa senjata tajam. Arah jatuh mayat yang tampak pergi dari gua membuat Andrew berkesimpulan kalau dua mayat itu memang tinggal di gua itu sebelumnya, namun ada sesuatu yang terjadi.

"Sepertinya, Ayaka jatuh ke dalam jebakan tim pasangan mayat ini, tapi kemudian ... Ada yang menyerang. Dari luka mereka, sepertinya peserta lain."

"Lalu bagaiman Kak!?" Tanya Frisja yang khawatir bukan main. Melihat kondisi Akasa, Sang pengawal pribadi Ayaka tak sadarkan diri, serta dua mayat dalam kondisi mengenaskan itu sungguh membuak batin Frisja tak karuan. Berkali-kali ia berteriak dalam benak, memohon kepada Sang Kuasa agar sahabatnya itu tidak kenapa-kenapa.

"Ayaka tidak ada di mana-mana, yang itu berarti ... Penyerang itu membawa Ayaka pergi bersama mereka. Tapi siapa mereka? Kenapa membawa Ayaka dan ke mana!?" Andrew yang mencapai jalan buntu tidak menemukan jawabannya, hingga ia akhirnya mengacak rambut. "Aaaghhhh! Sial!"

"Aaaauuuuuuu!" Tiba-tiba terdengar sura lolongan serigala, saling bersahut-sahutan. Dari kedalaman hutan, bergema menunjukkan jumlah mereka yang bukan main-main banyaknya. Ini malam, bulan bersinar terang seakan menandakan kalau ini adalah waktu bagi kawanan serigala, bukan waktu bagi manusia yang bukan nokturnal berkeliaran di hutan.

Para pasukan suku Kuwalakami yang mendengar itu menunduk. Sepertinya, mereka yang sudah hidup lama menyatu dengan hutan tahu kalau malam memang kekusaan pulau diambil alih oleh para kawanan serigala. Mereka pun menggelengkan kepala ketika Andrew dengan bahasa isyarat meminta mereka melacak Ayaka. Entah mereka mengatakan apa, tapi dari bahasa isyarat yang mereka gerakkan mengatakan kalau mereka harus istirahat dulu di sini, menunggu pagi untuk melanjutkan perjalanan.

"Tch!" Andrew yang tidak mengerti cara mencari jejak pun terpaksa mengikuti para pasukan suku itu.

"Sebaiknya, yang satu ini dibawa ke desa terlebih dahulu. Siapa tahu, setelah dia sadar dia bisa memberitahu kita apa yang terjadi." Usul Lasagna masuk akal. Kalaupun Akasa bangun dan mereka tetap di sana, tidak akan ada yang mengerti perkataannya kecuali Barbara.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang