3 - 4

1.4K 86 1
                                    

"Ha- Hailey!?" Lasagna sempat berpikir kalau matanya yang sudah buta sebelah itu telah semakin bermasalah karena sudah memberikan pandangan yang rasa-rasanya tidak mungkin terjadi. Apakah itu halusinasi yang diberikan mata palsu yang semata-mata hanya sebagai hiasan? Ataukah memang benar, di depan sana, sosok gadis berambut pirang itu memang benar Hailey? Putrinya?

Lasagna mengikuti sekelompok manusia itu dengan pelan-pelan, menyembunyikan hawa keberadaannya. Sesekali ia berhenti di balik pepohonan, untuk sekedar mengamati apa yang sedang direncakan tim di depannya itu, sekaligus memastikan apakah memang benar Hailey yang ia lihat.

Sudah lama tidak bertemu jujur membuat Lasagna tidak terbiasa melihat Hailey sehingga ia tidak bisa memastikan dengan jelas. Apalagi tadi jaraknya jauh dan sedikit terhalang dedaunan. Rambutnya pirang, dan sekilas tadi wajahnya memang Hailey, tapi Lasagna butuh melihat lebih dekat dan lebih seksama. Yang jelas, Lasagna melihat Frisja, perempuan berkulit coklat itu dan yakin betul kalau Frisja adalah sosok kenalan Ayaka.

Tim Frisja tampaknya sedang berkeliling. Mereka mungkin sudah menemukan sumber air, tapi, berbeda dengan Tim Ayaka, mereka masih belum menemukan tempat yang nyaman sebagai tempat persembunyian dan menetap. Kemarin malam, mereka terpaksa tidur di tengah hutan. Apa boleh buat. Tentu saja perasaan tak tenang dan was-was, karenanya masing-masing dari mereka bergantian berjaga dan sekarang berjalan seperti mayat hidup karena kurang tidur.

Sekarang sudah sore, dan mereka sudah cukup jauh berjalan. Sebenarnya mereka fokus untuk menyusuri daerah di sekitaran sungai, yang tentu saja kalau mereka menemukan tempat yang dekat sumber air akan jauh lebih bagus. Tapi, kalau sampai mulai gelap dan tidak ada tempat mereka sudah dengan sangat jelas tidak ada niatan untuk tidur sembarangan di hutan.

"Kenapa kita sial ya?" Gumam Drian. "Sepertinya memang benar keberuntungan kita sudah habis di ronde pertama."

"Diam Drian! Mengeluh tidak membantu!" Balas Frisja yang sepertinya tambah kesal karena sudah tidak menemukan tempat yang lumayan, Drian daritadi juga hanya mengeluh saja. Iya, Frisja tahu kalau mereka semua lelah, kurang tidur, dan kesal. Ucapan Drian hanya menyiram minyak ke dalam api yang membara. Satu-satunya yang ingin didengar Frisja saat ini hanyalah kabar baik. Masa iya, apa memang keberuntungan mereka sudah benar-benar habis? Semoga saja itu tidak benar. Karena ... mereka semua sadar kalau keberuntungan adalah modal utama mereka bisa selamat.

Hutan terus disusuri, dan Lasagna pun mulai kepikiran apakah dia yang pandai menyembunyikan diri atau memang tim Frisja ini tim bodoh yang bisa saja menjadi sasaran empuk tim lain? Seandainya Lasagna berniat jahat, ia dengan mudah bisa menarik busur lalu melesatkan anak panah untuk menewaskan mereka semua satu persatu. Ini jujur membuat Lasagna khawatir, karena kalau memang sosok di depan itu benar-benar Hailey, maka putrinya ada di dalam sebuah kelompok yang kemungkinan selamatnya sangat kecil!

Dan benar saja, keberuntungan yang sudah habis di ronde pertama ditambah mereka semua yang kurang persiapan untuk bertempur di hutan membuat Frisja dan kawan-kawan terkejut mendapat serangan anak panah yang datang tiba-tiba.

"Akkhhh!" Anak panah itu mengenai kaki Drian, tidak menancap. Melesat dan sedikit menyayat pinggiran paha lelaki itu.

Semuanya pun langsung panik. Tak ada yang sadar darimana arah penyerang mereka berada. Mereka yang kebingungan langsung kocar-kacir, membawa Drian ke balik pohon untuk berlindung dari serbuan anak panah lain. "Sial!? Darimana mereka menyerang!?"

Frisja melihat sekeliling. Hutan memang jauh berbeda dibanding medan pertempuran di ronde pertama. Dulu, mereka mungkin bisa sembunyi di rumah-rumah dan tidak perlu repot mencari tempat persembunyian. Tapi sekarang, mereka adalah sekelompok orang yang hanya menjadi sasaran empuk. Di sekeliling hanya ada pohon yang bisa dipakai seadanya untuk berlindung, tapi itu juga menyebabkan mereka tidak bisa memperhatikan sekitar dengan jelas. Daritadi terlalu fokus mencari tempat persembunyian, sampai mereka melupakan satu hal yang penting, yaitu: Ada banyak bahaya di hutan yang dapat menghilangkan nyawa mereka semua.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang