6

4K 113 2
                                    

"Kamu sudah siap buat hari ini, Nona?" Macaroni yang sedang memandikan Ayaka itu berbisik menggoda ke telinga Ayaka. Dua minggu telah berlalu, dan hari ini adalah hari di mana semua latihan bertahan hidup dan membela diri Ayaka akan diuji. Hari ini, ronde pertama event Rumble Arena akan dibuka nanti siang, namun saat pagi Ayaka dan yang lainnya sudah diminta BlackJack untuk bersiap-siap, hingga tibalah ia di momen saat ini, ketika ia dimandikan Macaroni.

Ayaka berkali-kali mencoba menghindar dari pria brengsek ini. Memang, perintah BlackJack ke Macaroni adalah untuk memandikannya setiap hari, tapi, perintah itu tidak turun ke Ayaka, sehingga Ayaka merasa ia boleh untuk berusaha menghindar. Ayaka biasanya memastikan lokasi Macaroni terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar mandi. Tak jarang, Ayaka memilih untuk mandi tengah malam mengendap-endap hanya untuk menghindari Macaroni. Namun, pagi ini ia tak mampu menghindar karena semua diminta berkumpul dan bersiap-siap.

"Mmmhhhh..." Tertangkap, Ayaka pun hanya bisa pasrah mendapati rabaan nakal itu menjalar ke sekujur tubuhnya. Ia tak mau lagi memikirkan hal itu. Perasaan gugup akan apa yang ia hadapi di event nanti membuat pikirannya jauh lebih kacau daripada hal ini. "Mmmhhh..." Badan Ayaka menggeliat, sudah bergerak sendiri tak menahan lagi akan rabaan nakal Macaroni yang seakan sudah hafal untuk menyentuh Ayaka di mana.

"Diam saja? Bagus... Kamu harus fokus pada event nanti. Jangan jadi beban tim, hehehe..." Macaroni terkekeh-kekeh meremas dada Ayaka dan memainkan puting mahasiswi cantik itu. "Bagaimana kalau kita bersenang-senang sejenak hmm? Kita tidak tahu kalau ini saat-saat terakhir kita bukan? Hehehe..." Tangan nakal itu perlahan turun, dan Ayaka yang sudah sering dimandikan Macaroni tahu maksudnya. Sudah lelah untuk merasa berontak. Tak ada juga yang bisa ia lakukan. Ketidak berdayaan itu membuat Ayaka diam saja mendapati jamah tangan Macaroni.

Clik! Clik! Clik! "Mmmmhhh... Mmmmghhh..." Ayaka yang menggeliat-geliat kali ini ditunggingkan Macaroni, hingga lelaki itu bisa fokus memainkan jemarinya di selangkangan Ayaka. "Mmmhhh! Mmmhhh!" Ayaka pun mengangkat tangan menutupi mulut. "Aaaaaahhhhhhhhh!" Dan ketika Ayaka mencapai puncak, tubuh streamer cantik itu kejang-kejang. Ayaka pun tertungging di lantai dengan nafas terbata-bata.

"Kuh!" Macaroni yang sudah tidak bisa menahan nafsunya selama ini memandikan Ayaka segera menurunkan celana dan membebaskan kejantanannya yang sudah tegak. "Karena diam saja, kuanggap Nona mengiyakan, hehe..." Ayaka menelan ludah. Ia ingin menyeret diri menjauh, tapi puncak kenikmatan tadi membuat tubuhnya sejenak kehilangan fungsi.

Tet! Tiba-tiba terdengar bel pengumuman. "Perhatian semuanya. Ayo segera berkumpul di lobi. Kita harus segera berangkat, sekarang." Ucapan BlackJack yang datang tepat sebelum Macaroni membobol Ayaka tampaknya berhasil menyelamatkan kehormatan aset penghibur timnya itu.

"Hehehe!" Pak! Macaroni menepuk pantat Ayaka, dan sambil terpaksa, ia pun menaikkan celananya kembali. "Jangan mati nanti Nona, biar kita bisa lanjut." Macaroni pun melangkah keluar kamar mandi lebih dahulu. Pria urakan itu tampaknya tak peduli dengan persiapan apa-apa. Hanya dengan pakaian yang entah kapan terakhir kali diganti itu dan badannya saja, Macaroni sudah siap ke lobi.

Ayaka yang gugup gemetaran. Pahanya sampai merasa menolak untuk berjalan padahal ia belum memulai event itu. "Ughh! Tenang Ayaka!" Gumamnya menekan dada sebagai upya menenangkan diri. Sambil mengatur nafas, Ayaka membilas diri dari perbuatan Macaroni dan setelah selesai, ia pun keluar kamar mandi menuju kamarnya.

Ayaka terduduk sejenak di atas kasur. Ia bisa mendengar suara Lasagna tampaknya sudah siap di lobi. Hah... Nafas terhembus kuat. Ayaka pergi ke lemari dan mencari pakaian yang paling mending untuk ia pakai. Masalahnya, ia akan pergi keluar rumah ke suatu tempat yang ia tidak tahu d mana. Akhirnya, pilihannya jatuh kepada pakaian yang ia pakai di hari pertama.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang