11

2.8K 102 2
                                    

"Lasagna!?" Melihat ada Lasagna, Ayaka pun bergegas menghampiri pria tua itu. Tak terkira keduanya sama-sama lega melihat masing-masing dari mereka baik-baik saja. Lasagna lantas membuka pintu rumah persembunyiannya lebar, menyuruh Ayaka dan Macaroni untuk masuk ke dalam. Meski masih terpikir akan kondisi Andrew dan ingin segera menolong lelaki itu, Ayaka memutuskan untuk masuk sejenak. Dari wajah gugup dan pucat Lasagna, sepertinya pria itu mengetahui apa yang terjadi kenapa Andrew bisa tertangkap.

"Hei!" Panggil Ayaka ke Macaroni, yang secara mengejutkan ikut masuk ke dalam. Tampaknya, Macaroni juga ingin mendengar penjelasan dari Lasagna.

Pintu ditutup rapat. Tak ada listrik yang menghasilkan cahaya sehingga mata Ayaka butuh waktu untuk menyesuaikan diri agar dapat melihat di dalam gelapnya malam yang hanya diterangi Bulan di atas. Rumah tempat persembunyian Lasagna ini tidak ada yang spesial atau khusus. Sedikit lebih kecil dari markas tim pria bertato di depan sana. Tapi mungkin, karena kecil, mereka jadi tidak menyangka ada Lasagna di sana, bersembunyi.

Hah... "Syukurlah..." Lasagna menghembuskan nafas panjang. "Waktu Nona Cheese dikejar pria bertato itu, kami sempat panik. Fakta kalau semua anggota tim kita selamat sungguh melegakan." Mendengar Lasagna khawatir akan dirinya jelas membuat Ayaka tersenyum.

"Cukup basa-basinya Pak Tua. Cepat ceritakan apa yang terjadi," Duk! Macaroni yang berkata sembarangan membuat Ayaka kesal dan ia pun menyikut Macaroni sebagai pelampiasan. Tapi, ketika mendapat balasan tatapan tajam Macaroni, Ayaka langsung ciut dan cengengesan. "Ngapain kau di sini? Lalu, kenapa si kacamata aneh itu ada di markas musuh?" Tapi... Macaroni yang memotong ini sebenarnya cukup membantu. Sekarang bukan saatnya berpelukan karena mereka belum selamat dan memenangkan ronde ini.

"Setelah kita terpisah," Lasagna menatap Ayaka, "Kami berhasil melarikan diri dan menemukan titik persembunyian. Tapi, Pizza khawatir akan kondisimu. Dia takut kalau kau ditangkap tim itu, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk mencarimu di bagian tengah kota." Wajah Ayaka lantas memerah. Kak Andrew... Ia tersentuh dengan cerita itu. "Lalu..." Dan, mencapai inti permasalahannya, nada suara Lasagna berubah. Terlihat berat baginya untuk bercerita, "I- ini... Ini salahku! Aku... Aku yang membuat dia tertangkap!"

Wajah Macaroni tampak datar, berbeda dengan wajah Ayaka yang sedikit kaget dengan fakta itu. "Ma- maksudnya?"

Gulp... Lasagna menelan ludah. Tangannya mengepal erat hingga gemetaran. "Sesaat kami mencarimu, kami bertemu tim lain. Kami sempat melawan sedikit untuk kabur, tapi..." Lasagna menunjukkan bekas luka di pahanya. Lukanya yang hanya diperban seadanya dengan sobekan dari kemejanya itu jelas masih belum kering. "Aku terkena panah wanita tim itu. Pizza sempat menyembunyikanku, tapi ia tak sempat menyembunyikan dirinya sendiri. Mungkin ia merasa... Daripada kami berdua ketahuan, ia memilih menarik perhatian tim berseragam hitam itu menjauh. Hingga akhirnya... Dia tertangkap." Mata Lasagna terpejam. Wajahnya tampak merasa bersalah. Ketidakberdayaannya membuatnya gemetaran ingin mengumpat kepada dirinya sendiri yang hanya menjadi beban.

"Lalu? Apa yang kau lakukan di sini?" Celetuk Macaroni.

"Aku... Berniat menolongnya."

"Hmh? Benar itu alasannya? Bukan karena memang harus pindah ke bagian dalam kota karena sebentar lagi bagian tengah akan meledak?" Lasagna tertunduk tidak menjawabnya.

"Hei! Apa yang kau katakan!?" Ayaka pun menyeru kesal membalas perkataan Macaroni. Terlepas dari benar atau tidaknya ucapan Macaroni, Ayaka tahu kalau Lasagna pasti sudah berjuang mati-matian dengan kakinya yang terluka seperti itu untuk sampai ke sini. "P- Pak... Sudah tidak apa-apa. Sekarang karena kita bertiga sudah di sini, semua pasti aman." Ya! Dengan anggota tim yang akhirnya lengkap ini, kita pasti bisa menyelamatkan Kak Andrew! Tak ada keraguan dalam benak Ayaka. Sebelum mendengar cerita Andrew yang berniat mencarinya saja Ayaka sudah mau maju, apalagi setelah mendengar tadi. Niat Ayaka benar-benar bulat.

HIDDENVIEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang