Yo!
Kali ini edisi White Day nya sama Akashi~Let's start!
=~=~=~=~
Gadis bersurai {Hair Colour} itu mengerucutkan bibir. Matanya sibuk menatap apapun asal tidak menatap sosok seorang pemuda bersurai crimson yang sedang duduk santai di kursi kebanggaannya itu.
"Besok itu White Day, Sei."
"Aku tahu. Aku akan membelikanー"
"Aku tidak mau apapun darimu! Aku hanya butuh kamu!! Masih belum paham juga!?" {Your Name} menatap kekasihnya dengan tatapan tajam. Ia sudah lelah berdebat 2 jam dengan kekasihnya namun kekasihnya itu sama sekali tidak mau mengalah sedikitpun.
Ini semua hanya karena perihal hadiah untuk White Day. Ya. 2 jam yang lalu Akashi Seijuuro menyuruh supir pribadinya untuk menjemput kekasihnya dan membawanya ke mansion nya yang luar biasa ini hanya untuk memberitahu bahwa besok ia akan memberikan hadiah apapun yang {Your Name} mau.
{Your Name} yang pada dasarnya tidak menyukai barang-barang yang terlalu mewah, sama sekali tidak menyetujui keputusan Akashi. Lalu terjadilah perdebatan diantara keduanya. Dimana dua-duanya kokoh dengan pendirian masing-masing.
"Aku tidak mau tahu. Pokoknya besok kau harus mengosongkan semua jadwalmu. Aku akan menjemputmu pukul sembilan." Ujar Akashi dengan suaranya yang tegas serta tatapan tajamnya yang mematikan.
Namun hal itu sama sekali tidak membuat {Your Name} takut. Ia bangkit lalu menatap Akashi tidak kalah tajam. "Aku bilang tidak mau, ya tidak mau! Aku sudah mengatakannya berulang-ulang dan harusnya kau paham akan hal itu, Sei!"
Setelah itu {Your Name} beranjak dan meninggalkan Akashi begitu saja di ruangannya. Akashi tahu sifat kekasihnya sama keras kepala dengannya, bahkan lebih. Memang permintaannya tidak muluk-muluk, tapi tetap saja Akashi tidak suka.
Namun setelah melihat tatapan tajam dan emosi yang begitu kuat sesaat sebelum {Your Name} keluar ruangan, Akashi tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginannya. Jika tidak, Akashi jamin {Your Name} akan mogok bicara selama seminggu padanya dan itu akan sangat merepotkan Akashi.
"Mari kita lihat. Apakah setelah ini kau akan langsung kembali ceria?"
=~=~=~=~
"Irasshaimase! Makanan apa yang mau dipesan, tuan?"
Akashi menatap {Your Name} dalam diam. Memang {Your Name} adalah gadis paling menarik yang pernah Akashi temui. Siapa yang akan menyangka dari sifatnya yang ramah dan baik itu tersimpan keras kepala yang luar biasa.
"Pesanannya akan datang dalam 10 menit. Mohon tunggu sebentar ya^^"
Akashi terus menatap sosok anggun yang baik hati itu dari dalam kostum ini. Ya, Akashi sekarang tengah memakai kostum puding yang merupakan hiasan didepan toko ini.
20 menit sebelum {Your Name} datang untuk bekerja paruh waktu di cafe ini, Akashi sudah lebih dulu datang lalu bicara pada manager cafe untuk menyewa kostum puding itu untuk seharian ini.
Niatnya, Akashi akan mengejutkan {Your Name} dari dalam kostum ini mengingat ia sangat menyukai puding buatan cafe ini. Kalau permata dan berlian tidak bisa membuat {Your Name} bahagia, maka Akashi akan memakai caranya sendiri agar {Your Name} bisa bahagia.
Tapi masalahnya, Akashi sudah berdiri dengan kostum besar itu selama 10 menit. Kakinya hampir keram karena sedari tadi harus berdiri sambil menahan beban kostumnya. Masalahnya kostum itu sedikit lebih besar dari dirinya sendiri.
'Kalau lebih lama dari ini, rencanaku bisa gagal. Tapi timingnya belum pas. Ah sial!'
"Irasshaimase!"
Datangnya pelanggan yang ke sekian kalinya membuat {Your Name} buru-buru bangkit lalu sedikit membungkuk untuk menghormati pelanggan yang baru datang. Kakinya yang ingin bergerak menuju meja pelanggan yang baru datang itu terhenti kala seniornya memanggil dan berkata bahwa ia yang akan melayani.
{Your Name} terpaksa menurut kemudian kembali mendudukkan dirinya di kursi kosong. Ia sudah lelah padahal masih ada 2 jam lagi sebelum ia bertukar shift dengan seniornya yang lain.
Pikirannya sekarang sedang menebak-nebak, apa yang sedang dilakukan Akashi saat ini? Apakah dia sedang marah karena {Your Name} tidak ada di rumah? Maksudnya, ia kerja paruh waktu tanpa memberitahu Akashi padahal kemarin Akashi menyuruhnya untuk diam di rumah karena Akashi akan menjemputnya pukul sembilan.
{Your Name} bergidik ngeri saat membayangkan Akashi yang tiba-tiba datang lalu memarahinya mati-matian.
Lamunannya pecah saat ia melihat sebuah kaki aneh yang berdiri tepat di depannya. {Your Name} mendongak lalu mengedipkan mata beberapa kali saat ia mendapati seseorang dengan kostum aneh berdiri sambil menyodorkan sepiring puding ditangannya.
"Omatase shimashita! Ini pesanan anda, nona."
"Eh? A-Aku bukan pelanggan dan aku tidak memesan apapun..."
"Tapi puding ini untuk anda. Silakan dinikmati, nona."
Seseorang dengan kostum aneh itu menaruh makanan yang dibawanya ke meja yang ada di depan {Your Name}. Lalu sesaat sebelum seseorang dengan kostum aneh itu beranjak untuk pergi, {Your Name} menahannya.
Ia memang tidak tahu orang bodoh mana yang tiba-tiba mendatangi orang lain sambil menggunakan kostum aneh seperti itu. Tapi {Your Name} yakin 100% kalau kostum yang sedang dipakainya adalah kostum yang terpajang di depan cafe ini!
Dan dari suara nya, entah kenapa {Your Name} merasa kalau itu adalah kekasihnya, Akashi!
"S-sedang apa kau disini memakai pakaian begitu, S-Sei!?" Tuding {Your Name}.
{Your Name} memberanikan diri melontarkan apa yang ada dipikirannya. Keringat mulai mengalir dari dahinya. Pipinya pun mulai memerah. Hei, siapa yang tidak malu saat seluruh pasang mata di cafe ini tertuju padanya?
Sosok dalam kostum itu nampak terkekeh sebelum ia berkata, "Aku salut padamu karena kau bisa menebakku." Akashi membuka penutup kepala kostum tersebut lalu ia tersenyum pada {Your Name}. Senyum yang jarang sekali ia tunjukkan di muka umum.
"Happy White Day, {First Name}."
Puff!
Wajah {Your Name} merah sempurna. Dugaannya benar. Ternyata orang bodoh yang memakai kostum itu adalah kekasihnya sendiri.{Your Name} tidak bisa berkata apa-apa. Pikirannya sibuk dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia tanyakan pada Akashi, membuat si Crimson itu jengah.
"Ada apa? Kau sakit?"
"A-Aku tidak sakit! Kau yang sakit, Sei!"
"Hah?" Akashi tidak mengerti apa yang dimaksud kekasihnya itu.
"Iya kau sakit! Buktinya kau memakai kostum itu dan masuk kesini. Kau pikir kau tampan dengan pakaian itu hah?!"
"Memangnya aku tidak terlihat tampan?"
"Kenapa masih tanya!? Tentu saja tidak! Kau nampak konyol, Sei! Ya ampun. Aku tidak sangka Akashi Seijuuro yang sangat membanggakan martabat dan harga dirinya itu bisa-bisanya berada disini dengan pakaian begini." {Your Name} facepalm.
Ia bertanya-tanya, kemana sosok Akashi yang sangat meninggikan harga dirinya itu?
"Aku melakukan ini supaya kau tidak marah lagi padaku, {First Name}. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi saat kau sama sekali tidak mau menerima hadiah White Day dariku."
Apa? Akashi Seijuuro rela merendahkan dirinya sampai seperti ini hanya karena ingin membuat {Your Name} bahagia?! Menurut {Your Name} itu gila!
"Aku tahu kau suka puding. Jadi kupikir, puding dengan rasa favoritmu itu adalah satu-satunya hadiah yang bisa kuberikan padamu. Jika kau tidak mau menerimanya, aku merasa gagal menjadi kekasih terbaik untukmu, {First Name}." Ujar Akashi seraya menundukkan kepalanya. Raut sedih terpancar dari wajahnya yang tampan itu.
Sudah. {Your Name} sudah tidak kuat lagi menahannya. Persetan dengan malu. Ia langsung berdiri lalu mengecup singkat bibir ranum Akashi dengan susah payah. Kostum yang dipakainya membuat {Your Name} susah menggapai wajah Akashi.
"J-jangan melakukan hal gila seperti ini lagi. Atau aku akan marah lagi nanti." Bisik {Your Name} seraya menggembungkan pipinya.
"Jadi kau menerima puding itu?"
{Your Name} menggeleng. Wajah Akashi yang awalnya sudah ceria pun kembali sedih.
"M-maksudku... Aku tidak butuh puding itu. Puding terfavoritku sudah berada di depanku." Ralat {Your Name} seraya berusaha mati-matian menahan rasa malunya sendiri.
Akashi tersenyum disusul suara tepuk tangan dari para pengunjung cafe dan staff nya. Lalu tanpa aba-aba, Akashi pun menggendong {Your Name} susah payah ala bridal style.
"TungーApa yang kau lakukan?! T-Turunkan aku, Sei!!"
"Manager-san, Hari ini {Full Name} akan pulang lebih awal. Terima kasih atas kerja samanya." Ujar Akashi saat manik dwi warna nya menyadari atensi sang manager cafe di ujung sana.
Sang manager mengacungkan jempol pertanda 'oke' lalu Akashi segera membawa {Your Name} yang sudah merah padam keluar cafe.
Menurut {Your Name}, orang sekeras Akashi pun akan menjadi lunak dan manis seperti puding saat sudah berurusan dengan pujaan hatinya.
=~=~=~=~
Endingnya... Aneh:')
Maa ikka :")Next siapa ya~?
KenKen✨
ESTÁS LEYENDO
黒子のバスケ One Shot!! [END]
FanficCerita romance antara {First name} dan para pria tampan di dalam anime Kuroko no Basket Ini Oneshot yang setiap part nya panjang-panjang. Jadi KenKen harap gak bosan ya bacanya (。・ω・。) Langsung baca jangan cuma di lihat doang :) Don't forget to Vote...