Forgetted Brother (Moriyama!Brother x Reader!Imouto)

30 4 0
                                        

"Hari ini seru." Tukas gadis bersurai hitam kehijauan. Langkah nya terhenti kala pemilik tangan panjang yang ia genggam juga menghentikan langkah.

Pemuda itu berbalik, lalu melepas genggaman tangannya. Si gadis merubah ekspresi senangnya menjadi sendu, "hari ini sampai disini saja ya...?"

Pemuda itu meraih kepala si gadis lalu mengelusnya dengan lembut. Si gadis meraih tangan besar pemuda itu lalu menggenggamnya erat.

"Tidak bisakah sedikit lebih lama lagi? Hari ini hari terakhir di musim panas loh..." Rengeknya.

Si pemuda menggeleng lalu memeluk si gadis. Bulir bening mengalir seiring si gadis mempererat pelukannya.

Sang gadis mengeratkan pelukan. Ia tidak ingin berpisah dengan pemuda di hadapannya. Namun si pemuda melepas pelukannya lalu mulai menjaga jarak. Ia melambai sebelum akhirnya berbalik dan mulai pergi meninggalkan si gadis.

Suara seorang wanita perlahan memasuki indra pendengarnya, disusul oleh suara bising dari jam weker. Pemilik mata {Eye colours} itu mengerjapkan matanya perlahan.

"Cepat bangun atau kau akan terlambat!" Wanita itu pergi, meninggalkan pemilik nama Moriyama {Name} yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.

{Name} bangkit, merubah posisinya menjadi duduk. Ditatapnya jam weker digital berbentuk Hello Panda itu, pukul 7.10 pagi.

Ingatan tentang mimpinya barusan masih tergambar jelas dalam pikiran. Membuat {Name} kembali tersenyum sendu. Tatapannya ia alihkan ke kalender yang tergantung tepat di belakang pintu kamar.

"Sampai bertemu di musim panas selanjutnya, Shito-san."

×××

{Name} Moriyama adalah anak terakhir dari keluarga Moriyama. Meninggalkan Kanagawa sejak lulus SMP dan kini tinggal bersama kakak perempuannya, Yorin, di sebuah apartemen kecil di sekitar Tokyo.

Sejak 3 tahun terakhir, {Name} punya sebuah mimpi yang sangat ia sukai, yaitu bertemu dengan seorang pemuda dengan surai yang sama dengannya.

Namun anehnya, pemuda yang ia beri nama Shitoーsingkatan dari Yasashi Hitoー hanya datang ke mimpinya saat musim panas. Setiap datang, Shito selalu mengajak {Name} bermain persis seperti seorang kakak yang menjaga adiknya.

Sayangnya, {Name} tidak pernah bisa melihat wajah Shito. Ia tidak pernah tahu seperti apa wajah pemuda baik hati yang selalu datang memberikan perasaan bahagia ini setiap tahunnya.

{Name} masuk ke dalam mobil sedan kecil berwarna silver. Di dalam, sang kakak menghela nafas saat melihat wajah tertekuk yang terpajang di wajah sang adik.

"Ayolah. Kau selalu begitu setiap akhir musim panas. Masih ada tahun depan kok." Ujar Yorin, mencoba menghibur sang adik.

Setelah memastikan bahwa sang adik sudah memakai seatbelt, Yorin mulai menjalankan mobilnya.

Hening. Hanya ada musik dari radio mobil sebagai backsound.

"Bagaimana kalau tidak bisa bertemu lagi?" Gumam {Name}. Yorin menoleh sesaat lalu kembali fokus pada jalan.

"Kenapa tiba-tiba bicara begitu?"

{Name} menunduk, "Entahlah. Aku harap itu hanya perasaanku saja."

Yorin menatap {Name} dari sudut matanya. Ia menangkap raut sedih dari wajah sang adik. Mengingatkannya dengan memori masa lalu. Yorin menghela nafas lalu mulai menambah laju mobilnya.

Sadar jalan yang dilewatinya berbeda, {Name} mengalihkan tatapannya ke jendela mobil, "Kita mau kemana?"

Mendengar pertanyaan itu, Yorin mengembangkan senyumannya, "harusnya kau bertanya dari tadi. Kita akan pergi ke Koenji!"

{Name} memiringkan kepala bingung, "Koenji?"

×××

"Ini adalah tempat untuk menikmati akhir musim panas terbaik di Tokyo."

{Name} menatap deretan tulisan yang dibawa beberapa orang, lalu membacanya secara cepat, "Koenji Awaodori Festival?"

"Iya. Akan ada banyak penari setiap tahunnya! Ayo kita cari tempat yang bagus untuk melihat!"

{Name} terdiam menatap keramaian disekelilingnya, "kukira festival ini hanya ada di Tokushima."

"Makanya sesekali keluar biar tahu tradisi." Yorin menarik {Name} agar tidak hilang ditelan kerumunan. Ia terus menggandeng {Name} sampai menemukan tempat yang pas untuk melihat festival.

"Beberapa menit lagi festivalnya dimulai!" Ujar Yorin penuh antusias.

Berbanding terbalik dengan {Name} yang memandang sekelilingnya dengan heran. Ia merasa sangat familiar dengan semua ini, tapi {Name} yakin bahwa ini kali pertamanya ia datang ke festival setelah 5 tahun.

黒子のバスケ One Shot!! [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя