黒子のバスケ One Shot!! [END]

I'm Sorry, Taiga (Sequel of 'Protect Her')

Yo! KenKen balik bawa Sequel yang kayaknya sebentar lagi akan di lupakan atau justru malah sudah di lupakan? /Plakk

Action nya entah ngena atau gak :<
Judulnya agak gak nyambung sama isi ceritanya, Alurnya mungkin agak sedikit lambat(?), Kebanyakan drama (Efek terlalu banyak drama di real life/Plakk)

Saa, Hajimemashou!!

=~=~=~=~

Aomine dan Kagami menelan Saliva dengan susah payah. Manik merah dan dark blue itu tidak bisa berhenti membulat.

Rasa kepercayaan diri serta keberanian mereka hilang begitu saja saat melihat lautan zombie yang memenuhi jalan utama menuju Tokyo Tower.

"Ini.... Terlalu banyak dari yang aku duga" bisik Aomine.

"Bahkan sekarang rasanya mustahil menghabisi mereka semua hanya dengan sebilah pisau ini" tambah Kagami.

"Hei, Apa kita kembali saja dan menunggu bantuan? Mustahil kita bisa melewati mereka hanya dengan senjata seadanya ini. Dan lagi... Waktu kita tidak banyak"

Sebuah ketukan sedang mendarat di kepala Aomine. Aomine meringis.

"Jangan bodoh! Kita tidak bisa kembali lagi!! Mau tak mau kita harus melewati mereka atau pergi lewat jalan lain" balas Kagami.

Mata merahnya sibuk menatap sekeliling, mencoba mencari jalan alternatif lain selain harus melewati jalan utama.

"Tapi daripada itu... Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan, {Last name}? Kau tampak sibuk sendiri. Apa kau tidak merasa takut?"

Kagami mengalihkan pandangan ke arah seorang gadis bersurai {Hair colour} yang sedari tadi sedang asyik membuat sesuatu. Aomine yang penasaran akhirnya mendudukkan diri di sampingnya. Di susul Kagami yang juga melakukan hal yang sama.

"Aku tidak membuat apa-apa. Hanya sedikit meningkatkan senjata pertahananku. Selesai!"

{Your name} mengangkat tongkat bambu yang entah di dapatnya dari mana. Tongkat bambu tersebut telah di gabungkan dengan beberapa mata pisau cutter sehingga sekarang terlihat seperti sebuah pedang yang terbuat dari cutter.

"Hebat!! Kau mengubah cutter ini menjadi pedang!" Kagami mengangkat pedang cutter buatan {Your name} dgn mata berbinar-binar.

"Haha jangan berlebihan. Aku bisa membuatnya karena sering melihat acara kerajinan membuat pedang di televisi"

"Tapi apa kau bisa menggunakannya? Menggunakan pedang sedikit lebih sulit. Aku tidak bisa menggunakannya dan aku yakin Kagami pun sama" kata Aomine.

{Your name} bangkit kemudian mengambil pedang cutter nya dari tangan Kagami. "Tenang saja. Aku sedikit ahli tentang itu"

Whusshh!!

{Your name} mengayunkan pedang cutter nya dengan penuh kekuatan. Kuda-kuda nya terlihat alami seolah menunjukkan bahwa {Your name} adalah anggota karate.

"Form yang bagus! Kau sudah seperti salah satu anggota karate saja!" Puji Kagami yang langsung di hadiahi jitakan di kepalanya oleh {Your name}.

"Ini namanya kuda-kuda bukan form. Dan lagi tidak perlu teriak bisa tidak sih?! Kau mau membunuh kami?" bentak {Your name} pelan.

"W-warui..."

"Sudahlah. Dari pada itu, apa kau punya rencana untuk menghadapi mereka? Jumlah mereka terlalu banyak dan kita tidak mempunyai banyak waktu"

Aomine mengalihkan topik. Membuat {Your name} memandang para terinfeksi yang memenuhi jalan utama dengan tatapan tajam.

"Itu mudah" Sahut {Your name}.

Aomine yang sedang menghilangkan dahaga sedikit tersedak air yang di minumnya. {Your name} kembali duduk dan memulai pembicaraan.

"Kita tidak perlu melawan mereka. Aku tahu jalan memutar tapi akan memakan waktu sedikit lama jika melewatinya. Tapi... Ah tunggu sebentar"

{Your name} menghentikan perkataannya dengan melirik atap bangunan yang kini menjadi tempat mereka bersembunyi.

"Daiki, bisakah aku naik di bahumu dan membantuku untuk naik ke atas?"

"Tentu. Tapi bagaimana jika mereka tahu kita bersembunyi di sini? Indra penciuman mereka sangat peka kan?"

{Your name} mengangguk lalu bersiap untuk naik ke bahu Aomine. "Aku hanya melihat saja kok. Asal tidak buat keributan, mereka tidak akan tahu kita bersembunyi di sini"

Aomine menghela nafas. Lalu perlahan mulai berdiri dengan kedua tangan yang memegangi pinggang {Your name} agar tidak jatuh.

"Hati-hati ya. Aku belum mau mati"