Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨
Happy Reading ❤️
Agha mengantarkan Aileen ke rumahnya, ia tadinya ingin mengajak Aileen jalan terlebih dahulu tapi karena tadi ada kendala jadilah mereka langsung pulang.
"Lain kali ya kita jalan" ujar Agha.
"Gpp Gha santai aja" ujar Aileen dengan senyum.
"Malam minggu ada waktu luang?" tanya Agha.
"Ada, mau apa?" tanya Aileen.
"Malam mingguan lah, masa kita yang pacaran gak malam mingguan, kalah sama yang jomblo malah berkeliaran" ujar Agha membuat Aileen tertawa.
"Jangan ketawa Ai" ujar Agha membuat Aileen bingung.
"Kenapa?" tanya Aileen.
"Nanti aku bisa mati berdiri, karena diabetes gara-gara liat tawa kamu" ujar Agha.
"Jangan mati dong" ujar Aileen sedikit terkekeh.
"Becanda kali, hm Ai" panggil Agha.
"Iya Gha?" balas Aileen.
"Tetep kayak gini ya? Jangan pergi dari sisi aku, jangan ketawa di depan orang lain selain aku, karena kamu cuma boleh ketawa karena aku" ujar Agha menatap Aileen dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Gimana sama kamu?" tanya Aileen.
"Maksud kamu?" tanya Agha balik.
"Rizka, aku mau kamu jujur Gha" ujar Aileen menatap Agha serius.
"Kita gak usah bahas itu" ujar Agha.
"Aku gak paham sama kamu Gha, kamu bilang dia cuma tetangga lama kok bisa lengket banget, terus kamu bilang saat kamu nembak ak-
"Aku bilang jangan bahas" ujar Agha berubah dingin.
"Kamu bener bener buat aku bingung Gha" lirih Aileen.
"Kamu sadar gak sih? Pacar kamu itu aku, bukan Rizka" ujar Aileen. Sedangkan Agha hanya mendengarkan saja dengan wajah datarnya tak ada tatapan lembut seperti biasa yang ia tampilkan untuk Aileen.
"Kamu malah perhatian sama dia Gha" ujarnya lagi.
"Plis Ai gak usah bersikap kekanak-kanakan, aku tau kamu pacar aku, tapi inget sebelum kamu hadir dia lebih dulu" ujar Agha kemudian memasang helmnya dan menancap gas motornya meninggalkan Aileen yang kini mengepalkan tangannya kuat.
"Anjing" umpat Aileen tangannya makin terkepal kuat, menatap tajam motor Agha yang semakin menjauh.
-AIGHA-
Agha menatap langit-langit kamarnya, ia memikirkan kejadian tadi sore dimana saat Aileen malah membahas Rizka.
"Maaf Ai" gumam Agha ia sadar perkataannya tadi sore pasti menyakitkan untuk Aileen.
"Kamu pacar aku" ujar Agha.
"Tapi Rizka? Dia prioritas aku" ujar Agha lagi.
"Aku sayang kamu tapi aku juga sayang Rizka" ujar Agha kini duduk dan berjalan ke meja belajarnya.
"Kamu sama Rizka sama-sama penting buat aku Ai" gumam Agha.
# flashback on
Saat itu Agha tengah berjalan santai dengan tas yang ada di gendongan nya. Ia menengok ke sebelah rumahnya ia bingung rumah ini kan tak pernah di huni tapi terlihat gerbang nya terbuka. Agha yang penasaran berjalan pelan memasuki rumah yang biasanya kosong tanpa penghuni.
"Kamu siapa?" tanya seseorang membuat Agha terkejut, perempuan berambut hitam sebahu dengan bando yang terpasang di kepalanya membuat Agha terdiam apakah ini sosok bidadari? .
"Kamu yang siapa? Kok ada disini?" tanya Agha berjalan mendekat ke arah perempuan itu.
"Ini rumah aku ya jelas aku disini" ujar nya.
"Bukanya rumah ini kosong?" tanya Agha.
"Sekarang udah gak kosong karena ada aku" ujarnya.
"Rizka masuk" ujar seorang wanita mendekati anaknya.
"Kamu siapa?" tanya mama Rizka.
"Aku Agha, tetangga sebelah Tante" ujar Agha.
"Oh, kamu baru pulang sekolah ya?" tanya mama Rizka.
"Iya Tante" balas Agha.
"Ayo masuk dulu kedalam" ajak mama Rizka, Agha pun tak menolak ia menurut.
"Namaku Agha Madhava" ujar Agha mengulurkan tangannya.
"Nama aku Rizka" balas Rizka dengan tersenyum, Agha senang melihat anak perempuan yang seusianya tersenyum hatinya menghangat.
"Mah, Rizka boleh ikut sekolah di sekolah Mada?" tanya Rizka.
"Mada?" beo Agha.
"Aku lebih suka panggil kamu Mada, boleh ya?" ujar Rizka.
"Boleh kok, suka-suka kamu aja" ujar Agha.
"Rizka mau sekolah di sekolah Agha? Boleh kok" ujar mama Rizka membuat Rizka senang bukan main.
See you next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AIGHA
Teen FictionNote: [ON-GOING] (Revisi berjalan) Akan ada perubahan di beberapa Part nya, jadi kalian yang udah baca, masih Penasaran bisa baca ulang. Menceritakan gadis cantik yang lahir dari keluarga Daniswara namun tumbuh dewasa dalam lindungan keluarga Fara...