56. Tak Lemah

9.4K 765 68
                                    


Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Aileen sudah siap dengan seragamnya, ia menatap cermin besar yang ada di kamarnya, ia tak akan lemah hanya karena lelaki brengsek lagi ia juga akan membuat siapapun yang mengusiknya merasa menyesal.

"Gue rasa gue bakal mulai hari baru, dimana Lo akan nyesel karena udah nganggep gue remeh" ujar Aileen menatap cermin dengan seringai nya.

"Woy, narsis Lo ya?" tuding Devano yang masuk ke kamar Aileen.

"Gak perlu narsis juga gue udah wow" ujar Aileen.

"Sayang banget sama anak ini" ujar Devano memeluk Aileen dari belakang.

"Gue juga sayang banget sama cowok yang waktu kecil mau banget di panggil Abang" balas Aileen.

"Jangan kemana-mana ya Ai, tetep di samping gue" ujar Devano.

"Gak lah emang gue mau kemana?" tanya Aileen.

"Ye malah pelukan, sarapan buru" ujar Elina dari ambang pintu.

"Iya nih kak, Vano nyosor aja" ujar Aileen.

Aileen dan kedua saudaranya menuruni tangga untuk sarapan, terlihat sudah ada Ayah dan Bunda.

"Pagi Ayah, Bunda" ujar ketiganya.

"Pagi sayang" balas Bunda dan Ayah.

"Ayah" panggil Aileen.

"Kenapa Ai?" tanya Ayah.

"Ai mau minta sesuatu dong" ujar Aileen.

"Ai mau minta apa?" tanya Ayah.

"Ai mau nyetir mobil, boleh ya?" ujar Aileen dengan muka memelas.

"Ai kan ay-

"Ai bakal nurutin mau Ayah apapun itu" ujar Aileen bersungguh sungguh.

"Termasuk kalo Ayah minta biar Ghavril yang ajarin kamu bawa mobil?" tanya Ayah.

"Lah kenapa kak Ghavril?" tanya Aileen.

"Mau atau gak boleh sama sekali?" ujar Ayah.

"Ish Ayah asal ayah tau ya kak Ghavril itu gak sebaik yang ayah kira dia tuh nyebelin, suka banget bikin ai kesel dia juga kaya jailangkung yang suka muncul dan pergi git-

"Assalamualaikum" ucapan Aileen terpotong saat suara serak basah membuat Aileen terdiam ia menoleh, Ghavril?.

"Lo kok

"Gue dapet undangan sarapan disini" ujar Ghavril mengambil tempat duduk di sebelah Aileen.

"Yah? Bun?" Aileen menatap keduanya seolah bertanya.

"Udah ayo mulai sarapannya" ujar Bunda mengabaikan Aileen.

"Ghavril,weekend nanti om minta tolong sama kamu ajarin ai nyetir mobil"ujar Ayah, Aileen menunduk menahan malu.

AIGHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang