14. Acara

11.7K 894 30
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Aileen tengah bersiap-siap untuk menghadiri acara pembukaan cabang baru perusahaan rekan kerja Ayahnya.

Drtttttttt

Ponselnya berdering dan ternyata itu panggilan dari kekasihnya Agha.

"Assalamualaikum, Cantik" ujar Agha dari sebrang sana, membuat Aileen menerbitkan senyumnya.

"Waalaikumsalam, kenapa Gha?" tanya Aileen.

"Kok gak pake Ganteng?" Ujar agha.

"Kenapa ganteng?" tanya Aileen dengan kekehan.

"Nah kan pas hehe, gpp aku cuma mau telpon kamu" ujar Agha.

"Oh, eh tadi apa? Aku-kamu?" ujar Aileen.

"Iya aku-kamu, emang kamu maunya panggilan apa? Abi-Umi, Mami-Papi, atau Ayah-Bunda?" tanya Agha dengan tawa kecilnya.

"Emang udah nikah apa pake panggilan begitu" ujar Aileen ikut tertawa.

"Kamu mau nikah dulu? Biar bisa pake panggilan begitu? Kalo mau aku nikahin besok" ujar Agha dengan semangat.

"Ngaco ih, ya gak sekarang-sekarang juga kali" ujar Aileen.

"Itu artinya nanti kamu mau nikahnya sama aku?" ujar Agha.

"Iy...liat nanti aja, karena jodoh itu Allah yang atur" ujar Aileen.

"Siap, aku gak akan berhenti berharap sama Allah biar jodoh aku itu kamu" ujar Agha membuat Aileen berbunga-bunga.

"Aiii" seru seseorang dari balik pintu kamar Aileen.

"Iya" jawab Aileen.

"Buruan" ujarnya lagi.

"Gha, aku tutup dulu ya telponnya?" ujar Aileen ia melihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Buru-buru banget mau kemana?" tanya Agha.

"Aku mau ke Acara rekan Perusahaan Ayah" ujarnya.

"Eh kayanya tempatnya sama, kalo gitu ketemu disana ya, Assalamualaikum dan I love you" ujar Agha langsung mematikan panggilannya.

"Waalaikumsalam, Gha" balas Aileen ia tersenyum mendengar kalimat manis dari Agha meski ia belum membalasnya.

-AGHA-

Kini Aileen beserta keluarganya sudah ada di acara pembukaan cabang baru perusahaan rekan ayahnya.

"Selamat datang Haris Fransisco" ujar pria paruh baya yang menyambut kedatangan keluarga Fransisco.

"Selamat atas pembukaan cabang baru perusahaan anda Brian Daniswara" ujar Haris mengulurkan tangannya dengan senyum yang sulit di artikan.

"Terimakasih Haris, ini anak-anakmu?" tanyanya menatap ketiga remaja yang ada di belakang orangtuanya.

"Siapa namamu?" tanya Brian pada gadis cantik yang sedari tadi menampilkan wajah datarnya.

"Aileen Kaila....." Aileen menggantung ucapannya saat melihat Brian merubah rautnya dengan raut yang membuat Aileen benci melihat itu.

"Fransisco" lanjut Bunda Aileen mengusap rambut putrinya itu.

"Putrimu cantik" ujar wanita paruh baya yang mengandeng tangan suaminya, Aileen yang mendengar itu hanya berdecih dan menatap wanita itu dengan tatapan muak.

"Ayo masuk acaranya akan dimulai" ujar wanita itu.

"Baiklah, sebelum memulai saya ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk kalian yang sudah datang kesini" ujar Brian di atas podium jangan lupakan istri yang selalu menemani nya disamping.

"Ular" gumam Aileen menatap tajam kedua paruh baya itu, tangannya terkepal kuat ia menahan gejolak dalam dirinya saat wanita itu mengecup pipi suaminya, ia benar-benar tak tahan.

"Bun, yah aku mau cari angin ya" ujar Aileen menyembunyikan tangannya yang masih terkepal itu dibalik punggungnya.

"Jangan terlalu lama" ujar Bunda.

"Mau gue/kakak temenin" ujar kedua saudaranya bersamaan.

"Gak usah, Ai sendiri aja" tolak Aileen di angguki mereka.

"Gue, benci liat itu" ujar Aileen duduk di kursi yang di sediakan di rooftop.

"Jadi lo bahagia, setelah apa yang lo lakuin sama anak lo?" ujar Aileen lagi dengan tertawa hambar.

"Kalo gitu, gue gak akan menyesal saat gue bunuh lo nanti" kini suaranya terdengar dingin diiringi senyuman yang jika dilihat orang lain mereka akan bergidik ngeri.

"Lo harus mati Brian, lo ha-rus ma-ti" tekan Aileen dengan nada seramnya.

"Tha ton skotóso(Aku akan membunuhnya)" teriak Aileen marah, ia berdiri dan mencari pelampiasan untuk meredakan emosinya.

BUGH

BUGH

BUGH

"ARGHHH" jeritnya sambil meninju-ninju tembok, tak memperdulikan darah segar keluar dari buku-buku jarinya.

"AILEEN!" seru seseorang berlari untuk menghentikan aksi Aileen.

"Ai, kamu kenapa?" tanya Agha, ya pemuda itu adalah Agha sengaja menyusul Aileen, saat tadi bertemu dengan keluarga Aileen ia bertanya dimana Aileen mereka bilang Aileen mencari udara segar, sudah pasti disini.

"Tha ton skotóso(Aku akan membunuhnya)" teriak Aileen lagi, perkataan Aileen membuat Agha mematung, tatapan Aileen pun tajam.

"Hei, ini ak...AI STOP" seru Agha karena Aileen dengan brutalnya menjambak rambutnya sendiri.

"STOP AI, STOP" seru Agha mencoba menenangkan Aileen.

"Tous misó( Aku benci mereka)" teriak Aileen di pelukan Agha, Agha mengeratkan pelukannya.

"ARGHHH" jerit Aileen di pelukan Agha.

"Stop Ai, stop nyakitin diri kamu sendiri, kamu butuh pelampiasan? Pukul aku Ai, pukul aku" ujar Agha menangkup wajah cantik yang kini sendu dan melihat banyaknya darah segar di tangan Aileen. Ia tak tahan jika melihat Aileen menyakiti dirinya sendiri.

"Agha?" ujar Aileen pelan.

"Iya, ini aku" ujar Agha memeluk kembali Aileen.

"Gha, kepala aku pusing, tangan aku juga sakit banget" ujar Aileen membuat hati Agha tersayat sayat.

"Ekhem, kita ke rumah sakit ya" ujar Agha menahan sesak di dadanya, ucapan Agha di angguki Aileen.

"Pake ini" ujar Agha memakaikan jaket kulitnya ke tubuh Aileen dan menggendong Aileen ala bridal style.







Sampai bertemu di part selanjutnya ❤️

AIGHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang