35. Kenalan

8K 600 58
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Aileen berjalan melewati koridor menuju kantin, banyak yang menatapnya dengan tatapan bingung?  tatapan tak suka? bahkan blak-blakan ada yang mencibir.

Gak tau malu banget

Iya, gue sih kalo jadi ceweknya udah gue tampar tuh si cabe gatel

Pacarnya siapa yang di gandeng siapa

Betah banget sih ceweknya, gue sih gak tahan asli

Kalo hubungan mereka kandas udah fiks anak baru biang keroknya

Aileen sadar jika cibiran itu bukan tertuju padanya melainkan pada Rizka gadis yang di gandeng Agha.

"Mada, denger gak sih? Mereka ngira kita pacaran dan mereka pikir Aileen cabe gatel" ujar Rizka membuat Aileen mengulum bibir nya, bodoh sekali gadis ini.

"Kasihan Aileen dia kan bukan cabe" ujarnya lagi seolah mengadu.

"Biarin aja Aileen aja gak ke ganggu sama ucapan mereka" ujar Agha melirik Aileen sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada Rizka.

"Tetep aja pasti sakit hati, Ai kamu yang sabar ya" ujar Rizka menatap Aileen yang menatap dirinya datar.

"Gue kenyang makan sabar" ujar Aileen mendahului Agha dan Rizka.

"Dia marah ya?" tanya Rizka.

"Dia lagi sensitif aja, jangan dipikirin" ujar Agha mengusap lembut punggung tangan gadis Yanga ada di gandengannya.

"Ketua yang Brengsek" ujar seseorang dari belakang Agha, membuat Agha menoleh ia tak mengenal siapa pemuda ini.

"Maksud lo apa?" ujar Agha menatap tak suka pada pemuda di hadapannya.

"Lo tau maksud gue" ujarnya. Sebelum itu ia menatap gadis yang di gandeng Agha tatapannya seperti meremehkan.

-AIGHA-

"Pesen apa lo Ai?" tanya Raymond.

"Gue mau mie ayam aja" ujar Aileen.

"Minum?" tanya Gerri.

"Samain kaya lo pada" ujar Aileen.

Gerri dan Abizar langsung memesan pesanan yang akan dimakan.

"Bukanya lo bilang bareng Agha?" ujar Dimas.

"Males" balas Aileen singkat.

"Gara-gara Rizka?" tanya Raymond.

"Gak usah di bahas gue gak mood" ujar Aileen hanya di balas anggukan saja.

Setelah beberapa menit akhirnya makanan datang, Aileen terlihat seperti orang kelaparan, ia melahap mie ayam itu seperti tak ingin ada yang meminta.

"Ai pelan anjir, Lo kaya kagak makan seminggu aja" ujar Gerri.

"Gwe lwapwer bwangwet" ujarnya dengan mulut penuh makanan.

"Bukannya udah kenyang karena makan sabar?" ujar seseorang membuat Aileen berhenti mengunyah, dengan pipi yang bergelembung karena terisi penuh oleh mie ayam, ia menoleh ke asal suara seketika matanya melotot. Ternyata ia adalah pemuda yang jidatnya kena bola basket, Apa pemuda ini mendengar ucapan nya?

"Bohong itu cuma bikin lo tersiksa" ujarnya lagi lalu tanpa tahu malunya malah duduk di samping Aileen yang kosong tak ada yang mengisi.

"Apwa-apwaan swih lwo" sungut Aileen menatap tak suka.

"Ai kunyah dulu lah, gak enak banget di dengernya" ujar Abizar, Aileen pun menurut karena terburu-buru ia tersedak.

"Uhuk" dengan sigap pemuda yang ada di sebelahnya itu memberikan gelas berisi es jeruk pada Aileen.

"Pelan-pelan Ai" tegur Tito.

"Ngapain sih" ujar Aileen pada pemuda itu.

"Duduk" jawabnya.

"Ngapain duduk disini?" ujar Aileen.

"Emang ada larangan gak boleh duduk di tempat ini?" tanya pemuda itu menaikan satu alisnya.

"Cari tempat lain bisa kan kak?" tanya Aileen menekankan setiap katanya.

"Penuh semua" ujarnya, benar juga semua meja penuh tak ada yang kosong.

"Gue Ghavril" ujar pemuda itu mengenalkan dirinya pada beberapa pemuda yang sedari tadi hanya diam, Raymond dkk mereka pun memperkenalkan diri juga.

"Gue Ray"

"Gue Gerri"

"Gue Bagas"

"Gue Dimas"

"Gue Abizar"

"Gue Aldi"

"Panggil aja Tito, karena Aldi terlalu bagus" ujar Gerri menatap Tito yang tengah menatapnya kesal.

"Gue Ai-

"Gue duluan" ujar pemuda itu membuat Aileen melotot. Belum juga Aileen menyelesaikan perkenalkan malah di tinggal?.

"Songong, juga tuh kakak kelas baru" ujar Gerri.

"Dia gak tau kalo kita anak geng juga" ujar Abizar.

"Jangan sampe tau" ujar Raymond.

"Dia pikir dia siapa" gumam Aileen menyeringai.








See u part ❤️

AIGHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang