Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨
Happy Reading ❤️
Aileen sedari tadi hanya diam bahkan ia tak mengikuti pelajaran ia tak melakukan pergerakan sedikitpun wajahnya ia palingkan ketembok membuat Raymond yang duduk disebelah nya bingung.
"Ai, kenapa?" tanya Raymond.
"Lo sakit?" tanya nya lagi hanya di balas gelengan.
"Mau ke UKS?" tanya Raymond tapi Aileen lagi-lagi menggeleng.
"Kalo lo liat pacar lo jalan sama orang lain apa yang bakal lo lakuin?" tanya Aileen mulai menatap Raymond sedangkan yang ditatap tertegun apakah Aileen sudah tau Agha membonceng gadis lain?.
"Jawab Ga" ujar Aileen.
"Gue bingung, gue kan gak pernah punya pacar" ujar Raymond meringis sedangkan Aileen mendengar itu malah tersenyum tipis ia lupa jika pemuda di sebelahnya ini belum pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis.
"Tanya Abizar aja dia kan seri-
"Lupain pertanyaan gue" ujar Aileen kembali menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Brengsek lo Gha" gumam Abizar yang sedari tadi mendengarkan obrolan Aileen dan Raymond yang duduk di depannya.
"Gue benci situasi ini" ujar Iqbal pada Evan.
"Gue lebih" ujar Evan yang duduk di sebelah Iqbal ia juga ikut mendengarkan ucapan Aileen karena tempat duduk mereka kan depan Aileen.
"Ngapain sih si jalang kecil dateng lagi?" gerutu Iqbal ia tak menyukai Rizka begitupun temannya yang lain.
"Yang pasti dia bakal ambil lebih perhatian Agha" ujar Evan.
"Jalang haus belaian" cibir Iqbal.
Raymond menghela nafas berat, ia tak suka melihat Aileen seperti ini rasanya ingin sekali ia memberi Agha pelajaran sekarang juga.
-AIGHA-
Kini waktu yang yang di tunggu seluruh murid untuk berlomba-lomba mencari santapan untuk perutnya yaitu jam istirahat.
"Vano" panggil Aileen kala melihat Devano baru keluar dari kelas yang bersebelahan.
"Eh Ai, ken- lo gak panas pake sweater terus?" tanya Vano heran padahal cuacanya panas tapi Aileen malah betah memakai Sweater.
"Gak kok" ujar Aileen tak sengaja ia menangkap penglihatannya ke arah Agha yang merangkul pundak Gadis yang ia lihat tadi pagi.
"Agh-
"Gue duluan" ujar Agha memotong ucapan Aileen.
"Gha" panggil Aileen Agha pun menoleh hanya membalas dengan senyuman.
"Dia siapa Agha?" tanya Aileen pada teman-teman Agha.
"Dia tetangga lama Agha yang di Yogyakarta" ujar Zakka.
"Mereka sahabatan?" tanya Aileen di balas gelengan dari mereka.
"Terus?" tanya Aileen heran.
"Mereka deket" ujar Zakka membuat Aileen menatap tak percaya.
"Mak-
"Agha nge klaim dia jadi miliknya saat umur 10 tahun" ujar Iqbal.
"Bukanya Agha bil-
"Mereka gak pacaran" ujar Evan dengan kekehan yang tak enak di dengar.
"Gue gak ngerti" ujar Aileen menggelengkan kepalanya tak paham.
"Seharusnya gue kasih tau lo Ai, maaf" ujar Devano menatap Aileen.
"Gue perusak hubungan mereka?" tanya Aileen masih tak percaya.
"Lo bukan perusak, lo pacarnya Agha" ujar Zakka.
"Maksud lo klaim itu apa?" ujar Raymond menatap kesal teman-teman Agha yang sangat berbelit.
"Gue gak tau, yang jelas tuh cewek orang spesial menurut Agha" ujar Iqbal, ia masih ingat saat mereka baru menjalin pertemanan 2 tahun karena Agha waktu itu Anak baru di sekolahnya, saat itu mereka duduk di bangku kelas 8 saat itu juga Agha pernah bilang kalau dirinya memiliki orang spesial dan itu tak bisa di ganti saat di tanya "apakah pacar?"Ia jawab "gue gak pacaran sama dia yang pasti gue gak mau kehilangan dia", saat di tanya lagi "jika ia punya pacar akan di apakan gadis yang menurutnya spesial?" dan Agha menjawab ia tak akan menyingkirkan posisi gadis itu bahkan ketika ia sudah memiliki kekasih nantinya. Aneh bukan? Kenapa Agha bilang seperti itu.
"Agha gak jelas banget, anjing" gerutu Dimas
Apa Lo cuma mainin gue Gha? Kalo iya gila Gha lo gila, bahkan gue udah naruh lebih kepercayaan gue untuk lo ujar Aileen dalam hati.
See u part ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AIGHA
Teen FictionNote: [ON-GOING] (Revisi berjalan) Akan ada perubahan di beberapa Part nya, jadi kalian yang udah baca, masih Penasaran bisa baca ulang. Menceritakan gadis cantik yang lahir dari keluarga Daniswara namun tumbuh dewasa dalam lindungan keluarga Fara...