43. Camping 2

9.1K 666 28
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Setelah semua tenda sudah terpasang kini siswa-siswi di suruh berkumpul kembali.

"Setelah ini kalian bisa istirahat terlebih dahulu, saat adzan berkumandang kita sholat berjamaah di sini, setelah itu kalian akan makan lalu kalian melakukan persiapan pentas seni untuk di pertunjukan di malam api unggun nanti" ujar Pak Toha.

"Gak mandi pak?" tanya Iqbal.

"Perlu saya beberkan juga tentang hal itu?" tanya pak Toha balik.

"Kalian ini sudah besar sudah pas-

"Apanya pak yang besar?" tanya Evan.

"Pori-pori kamu" ujar pak Toha.

"Sudah-sudah jangan banyak bertanya yang tidak jelas, kalian bisa kembali kesini saat bunyi aba-aba kegiatan berikut" ujar Bu Widi mereka pun mengangguk.

Aileen bosan di dalam tenda ia memilih jalan-jalan di sekitar saja.

"Raymond sama yang lain mana ya?" gumamnya saat tak melihat kehadiran para sahabatnya.

"Jangan-jangan mereka udah jalan duluan lagi" ujarnya lagi. Ia berhenti saat mendengar seseorang berbicara dengan berbisik sepertinya lewat telepon.

"Ck, gue gak pernah mau ngelakuin ini, kalo bukan karena terpaksa" samar-samar Aileen mendengar ucapan itu karena kepalang tanggung karena jiwa kepo nya, ia berjalan pelan ke arah suara. Ghavril? Ternyata suara itu berasal dari Ghavril.

"Terpaksa?" gumam Aileen, ia penasaran apa yang cowok itu bahas.

"Gue tau, tapi resiko ini terlalu besar" ujar Ghavril, Aileen benar-benar di buat penasaran.

"Gue gak mau, lagian gue juga kejebak" ujarnya lagi.

"Oke fine gue ikut andil, tapi gue berharap rencana ini gagal" ujar Ghavril terlihat raut emosinya.

"Jerman kan? Gue berangkat lusa, setelah acara camping ini selesai" ujar Ghavril langsung memutuskan panggilan teleponnya. Aileen dengan secepat kilat bersembunyi agar ia tidak ketahuan karena telah menguping.

-AIGHA-

Dari tadi Aileen sibuk dengan pikirannya, ia memikirkan ucapan Ghavril saat berbincang dengan seseorang lewat telepon.

"Kok bengong" Aileen merasa jengah lagi-lagi suara itu menggangu pendengarannya.

"Terserah gue" ujar Aileen tak menoleh ke Agha, iya itu adalah suara Agha.

"Sakit gak tangannya?" tanya Agha duduk di Sebelah Aileen.

"Gak" balas Aileen singkat.

"Ai" panggil Agha.

"Jangan bersikap gini, aku gak bisa jauh dari kamu" ujar Agha menatap Aileen penuh permohonan, Aileen tak menjawab.

"Kamu gak bisa putusin aku gitu aja, aku sayang kamu Ai banget malah, tarik ucapan kamu Ai soal putus itu" ujar Agha, Aileen membuang pandangannya ia tak mau pertahanannya runtuh hanya melihat wajah Agha yang terlihat bersungguh sungguh dengan ucapannya.

"Kamu masih pacar aku dan akan tetap seperti itu Ai" ujar Agha berani menggenggam tangan Aileen. Gadis ini hanya diam dengan apa yang di lakukan Agha.

"Itu kemauan lo Gha, sedangkan gue? Gue udah gak mau balik sama lo, cukup segini aja rasa sakit yang gue dapet dari hubungan yang pernah kita jalanin, lo tau Gha? Sakitnya masih berasa dan gue gak mau Gha, gue gak mau memperbesar rasa sakit di hati gue" ujar Aileen, hati Agha mencelos apakah Aileen mengucapkan itu dengan sungguhan? Ia tak tahu jika hati Aileen terluka selama menjalani hubungan dengannya.

"Kasih gue kesem-

"Apa lo bisa tinggalin Rizka?" tanya Aileen membuat Agha terdiam tak membalas ucapannya.

"Pertanyaan se simpel itu aj-

"Itu gak simpel Ai, itu pertanyaan yang mungkin gak akan pernah aku jawab" ujarnya, Aileen hanya tertawa kecil dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Gue harap ini terakhir kalinya kita bicara" ujar Aileen berdiri dari duduknya, sedangkan Agha masih duduk di tempatnya ia menatap punggung Aileen penuh kerinduan, rindu ingin memeluk gadis itu, rindu ingin bersandar di bahunya, bahkan ia rindu usapan hangat di kepalanya.

"Move on itu jangan nanggung" ujar Ghavril yang tiba-tiba muncul di sebelah Aileen.

"Muka lo tambah jelek kalo galau" ujarnya lagi.

"Lo ngap-

"Siapin penampilan yang bakal lo tampilin di pentas seni" ujarnya lalu pergi.

"Songong, nyebelin, siapa lagi kalo bukan jailangkung" umpat Aileen.

"Ai" panggil Raymond.

"Hm" balesnya.

"Lemes amat lo" cibir Gerri.

"Eh kita gabung aja kuy, buat nanti tampil di pentas seni" usul Abizar.

"Emang boleh sama kelas lain?" tanya Aileen.

"Boleh, tadi ada juga temen kelas gue yang gabung sama kelas lain" ujarnya.

"Kita tampilin apa nih?" tanya Dimas.

"Gue mau kita tampilin dance aja" ujar Aileen.

"Dance apa? Jangan susah deh, yang la-

"Bukan Zigfrid namanya kalo belum usaha udah bilang susah" ujar Abizar.

"Dan bukan Zigfrid namanya kalo sesuatu di bilang susah" lanjut Gerri.

"Nah emang Zigfrid sejati" ujar Aileen.

"Oke fine gue ngikut" ujar Dimas.

"Gerakannya bebas?" tanya Bagas. Aileen menggeleng lalu mengeluarkan ponselnya membuka aplikasi YouTube lalu membuka pencarian.

"Nih, kita tampilin gerakan ini" ujar Aileen.

"Serius lo?" tanya Raymond tak yakin.

"Serius lah, kita pasti bisa nah pas kan kita 7 orang" ujar Aileen.

"Mau gagal atau berhasil nantinya yang penting yakin aja dulu" ujar Abizar.












TBC❤️

AIGHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang