4. Awan dan Alesha

187 33 4
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)

.
.
.


Arya baru saja memarkirkan motornya di halaman samping rumahnya. Lelaki itu berjalan sembari memegang lebam dan luka di sudut bibirnya. Vivi yang baru saja selesai menyiram tanaman terkejut dengan kedatangan Arya yang babak belur.

"Arya!" Ujar Vivi dengan nada panik.

Wanita yang di sebut dengan panggilan 'mama' itu berjalan mendekati Arya. Menyentuh wajah sang anak, mengusap lebam yang ada pada wajah Arya.

"Ini kenapa sekarang kamu yang luka-luka?! berantem sama siapa kamu?? Mama gak pernah ya liat kamu ataupun Awan berantem!"

Arya menurunkan tangan sang mama dari wajahnya, lalu menggenggamnya dengan lembut.

"Kita udah gede Ma, berantem itu udah hal yang lumrah di alami sama anak-anak cowok. Yang penting kan Arya sekarang baik-baik aja, Mama jangan khawatir ya?"

Setiap Vivi mendengar suara Arya, rasa emosi nya menjadi berkurang. Di tambah pemikiran dewasa yang Arya miliki.

Vivi sedikit tersenyum, "Kamu emang paling bisa buat Mama gak jadi marah! yaudah di obat in sana luka nya, Mama mau lanjut siram tanaman itu dulu,"

Arya mengangguk, lalu memasuki rumahnya. Belum juga sampai di kamar, Arya mendapati Awan tengah menatapnya dari sofa ruang tamu.

"Darimana lo? kenapa muka lo?" Tanya Awan.

Arya menghampiri Awan, "Aksara, dia mau main-main sama gue. Yaudah deh gue ladenin aja,"

Awan meletakkan laptopnya di meja, dan mendelik menatap Arya. "Lo serius? terus lo kalah?"

Arya melempar hoodie nya ke Awan, "Sembarangan lo! gue menang lah, mereka yang cari mati sama gue!!"

"Bagus deh, emang gak sia-sia gue punya kembaran." Awan bangkit, dan membuang asal hoodie milik Arya.

Arya yang tak terima pun mengambil hoodie nya dan berjalan mengikuti Awan.

"Heh kadal! jadi maksud lo kalau gue kalah, gue gak berguna gitu jadi kembaran lo?!"

Awan mengangkat satu alisnya, "Pinter! gak sia-sia juga ya lo belajar selama ini,"

Arya geram, ia mengepalkan kedua tangannya. Namun Awan sudah lebih dulu berlalu menuju kamarnya.

"Dasar kembaran laknat!! gue sumpah in lo ngerasain sakit hati gara-gara cinta!!"

Awan tak menggubrisnya, ia tak merasa takut dengan sumpah serapah yang Arya berikan untuknya.

Karena kesal Awan tak menanggapinya, Arya mendekat ke kamar Awan. Mengetuk pintu tersebut dengan keras.

Tok! Tok!

"Bakwan! lu berdosa banget sama kembaran sendiri, jangan main-main lu ma gua!!"

Di balik pintu Awan tersenyum remeh, "Apa? lu mau apa? gue gak takut,"

Arya menggertak kan giginya, dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ingin sekali menonjok pintu di depannya, lalu menghajar saudara kembarnya yang sialan itu!

"Kenapa? lu kesel sama gua? gitu doang emosian," Timpal Awan lagi dari balik pintu.

Arya menghela napasnya panjang, lalu memegang ganggang pintu berusaha membuka pintunya secara paksa.

"Wan! buka pintunya woy, beraninya di belakang! gue kan tadi ngomong belum selesai Wan!"

Suara Arya yang menggelegar membuat Vivi terkejut dan bergegas masuk ke dalam.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang