34. Dermaga

38 6 0
                                    

happy reading friend b 💓
jangan lupa vote and comment nya 💞

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H
untuk teman-teman yang merayakan ✨

**********

"Gue suka sama lo, Alesha."

"Alesha! gue suka sama lo!"

"Lo mau kan jadi pacar gue?"

"Kalau iya lo harus putusin Awan!"

Arya mengusap wajahnya gusar, sedari tadi ia hanya memikirkan tentang Alesha, Alesha dan Alesha. Ia berencana merebut gadis itu dari Awan, Arya tidak mau Alesha menjadi milik orang lain apalagi saudara kembarnya sendiri.

"Gimana sih merangkai kata buat nembak si Alesha? argh! susah banget!"

Danu datang membawa nampan berisi dua mangkuk bakso juga dua gelas es teh. Lelaki itu menggelengkan kepalanya melihat raut wajah Arya yang kusut.

"Mending makan dulu, move on juga butuh tenaga!"

"Move on? siapa yang mau move on?" tanya Arya tak mengerti.

"Lah? lo suka kan sama Alesha? dia kan sekarang pacaran sama Awan, lo harus move on dong berarti?" Ujar Danu dengan santai meminum es teh nya, tanpa mempedulikan reaksi yang Arya berikan.

Arya menggeleng keras, "NGGAK! gue aja gak pernah ikhlas dia jadi milik Awan!"

"Ya ampun Yak, sama kembaran sendiri masa gak mau ngalah?"

Dengan raut wajah kesal Arya meraih mangkuk baksonya dan mulai memakannya. Danu yang melihat itu hanya menatapnya penuh rasa kasihan, Arya harus merelakan saudara kembarnya bersama orang yang dicintainya.

"Sekarang lo yang sabar aja, kalau jodoh gak akan kemana Yak. Tapi jangan lo rebut juga Alesha dari Awan, cukup pantau aja dari kejauhan."

"Enak lo Dan, ngomong doang emang gampang! tapi pernah gak lo di posisi gue? nggak kan?" tampik Arya, membuat Danu yang sedang makan fokusnya teralihkan.

"Gue emang gak pernah ngerasain, tapi gue tahu apa yang harus gue lakuin kalau gue ada di posisi lo!"

Boom!

Hati Arya terasa tertampar dengan kata-kata Danu, laki-laki di depan-nya ini sangatlah bijak soal urusan hati. Sembari melanjutkan makannya, otaknya terus bekerja memikirkan perkataan Danu. Hatinya bimbang, tapi ia juga tak bisa mengikhlaskan orang yang di cintai nya bersama kembarannya begitu saja.

"Gu-gue pikir-pikir dulu, thanks Dan udah kasih gue solusi." Danu hanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang terus fokus pada makanannya.

"Oiya, satu lagi. Baik-baik lo sama si Awan, inget nyokap di rumah."

******

"Cemberut aja nih, kenapa Rel?" tanya salah satu teman sekelasnya.

Aurel hanya melirik gadis berambut ikal tersebut, "Gak usah sok akrab! sana-sana!"

"Lah, gue kan peduli sama lo. Emang sekarang ada lagi yang peduli sama lo selain gue? duh kasian banget jadi lo..."

Deg!

Hati Aurel mencelos, benar juga yang dikatakan Ela kini tidak ada yang peduli dengannya. Marsya? gadis itu tidak masuk hari ini, entah kenapa. Aurel bahkan tak mendapat sebuah pesan dari sahabatnya itu.

"Tapi gue gak butuh kepedulian lo! udah sana jauh-jauh! eneg gue liat muka lo!" cerca Aurel, membuat Ela pergi dengan rasa sakit hati.

Aurel beralih memainkan ponselnya, jari jemarinya mengetikkan sebuah pesan pada Aletha sepupu nya. Ia ingin menceritakan semuanya pada gadis itu, tentang Arya yang berani mempermalukan dirinya di depan semua siswa-siswi kelas 10.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang