16. Hadir yang tak Di Inginkan

95 9 9
                                    

happy reading friend b 🤍
i hope u enjoy this part!

"Jangan pernah kamu rela menyakiti perasaanmu sendiri, hanya untuk mempedulikan perasaan orang lain, yang pada kenyataannya ia telah lebih dulu melukai perasaanmu."

_________________

Usai mendapat perawatan lebih lanjut, Alesha langsung keluar dari ruangan dokter. Arya yang sedari tadi duduk di kursi tunggu, dengan cepat menghampiri Alesha.

"Gimana Les? apa kata dokter? ada yang parah nggak? terus obat apa aja yang harus di tebus?" Alesha terdiam melihat sikap Arya yang semakin hari semakin aneh - lelaki itu terlihat sangat memperhatikan dirinya.

Gadis itu tersenyum tipis, "Gue baik-baik aja Kak. Dokter bilang cuma luka ringan, nih cuma di perban biasa kok." ia menunjukkan luka di lengan nya yang telah di lapisi perban kepada Arya.

"Syukurlah, kalau gitu sekarang lo mau makan apa? biar gue yang beli." tawar Arya.

"Eh nggak usah Kak, gue nggak lagi laper." Arya mendapat jawaban seperti itu pun hanya mengangguk pasrah. "Nanti kalau lo laper tinggal bilang aja sama gue, oke?" Alesha pun mengangguk mantap.

Setelah hening beberapa detik, Alesha mulai kembali membuka obrolan."Kalau boleh, gue... mau jenguk Kak Awan sekarang bisa nggak Kak?"

Arya sudah menduga itu, Alesha pasti akan kembali menanyakan keadaan saudara kembarnya. Entah mengapa di dalam hatinya, lelaki itu merasa ada yang mengganjal. Ketika nama Awan yang di sebut, saat itu juga hatinya teriris-iris. Apa benar dirinya telah jatuh cinta pada Alesha?

"Kak Arya? kok lo diem? jadi gimana, Kak Awan nya udah boleh di jenguk nggak?" suara Alesha langsung menyadarkan Arya dari lamunan nya.

Helaan napas panjang dari Arya membuat Alesha memicingkan matanya, menerka-nerka apa yang membuat laki-laki di depan nya ini berubah.

"Iya boleh."

Berat. Kenapa harus berat? padahal hanya mengucapkan dua kata, mengapa harus berdebat hebat dengan otak dan hati? Arya memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Bagaimanapun juga ia tidak boleh egois, kali ini dirinya tak ingin terbawa perasaan.

"Anterin gue ke ruangan nya ya Kak? siapa tau Kak Awan udah sadar, gue gak sabar mau lihat kondisi nya sekarang." ucap Alesha ber semangat, hingga spontan memegang lengan Arya.

Deg!

Tidak. Mengapa hari ini Arya cukup sensitif?! Alesha hanya mencekal lengannya, tapi mengapa jantungnya berdetak cepat?? Arya berusaha membuang jauh-jauh pikiran nya tentang gadis di hadapannya ini. Ia berusaha agar tak terbawa suasana, hanya karena seorang Alesha.

Lo kenapa sih Arya?! fokus! fokus! jangan sampai lo bener-bener jatuh hati sama Alesha! gak lucu kalau nanti cinta lo bertepuk sebelah tangan!

"Kak Arya? kok lo diemin gue lagi? mikirin apa sih Kak? atau lo lagi ngerasain sakit di badan lo? ngaku deh!" terror nya dengan berbagai pertanyaan.

"Ng-nggak Les, gue oke oke aja kok! ya-yaudah ayo kita ke ruangan nya Awan. Tapi..."

Alesha mengerutkan dahinya, "Tapi apa?" lelaki itu mengangkat jari kelingking nya di depan wajah Alesha. "Lo harus janji, lo gak boleh nangis lagi nanti!"

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang