40. Kenapa jadi begini?

46 9 0
                                    

HAPPY READING FRIEND B!
JANGAN LUPA VOTE YA, BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UPDATE :)

*****

"Aurel Gabriela!"

Para siswa-siswi yang masih berjalan di sepanjang selasar langsung menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah sumber suara.

"Wah wah ini bakal terjadi sesuatu yang besar!"

"Bolos jam pelajaran aja deh, pengen liat si Aurel dihabisin sama Kak Awan!"

"Ini pasti karena si Aurel nge bully Alesha, mangkannya Awan bertindak!"

"Mampus lo, gak akan dapat ampun pasti!"

Begitulah suara para siswa dan siswi yang heboh melihat Awan meneriaki nama Aurel, mereka memandang Awan yang berjalan menghampiri Aurel yang terpaku di tempatnya.

Awan berhenti tepat di depan Aurel, sebelum memulai pembicaraan lelaki itu menolehkan kepalanya ke samping. Lalu melirik ke belakang tanpa harus susah payah memutar badan.

"Lo semua liatin apa? bubar! bel masuk udah bunyi daritadi, budek lo semua hah?!"

Mendengar gertakan Awan yang menyeramkan, otomatis semua langsung berhamburan menuju kelas masing-masing. Ya siapa yang akan berani melawan Awan di sini? terkecuali Dixon. Permasalahan keduanya belum juga usai, bahkan lelaki itu dari kemarin tidak menampakkan batang hidungnya.

"A-ada perlu apa k-kak?"

"Gak usah sok lembut di depan gue! kalau bar-bar udah bar-bar aja, dasar munafik!" cela Awan yang kehabisan kesabaran.

"M-maksud lo apa sih kak? salah apa g-gue ke lo?"

Awan mencengkeram pipi Aurel, hingga wajah gadis itu memerah. Sakit, itu yang di rasakan Aurel saat ini. Mau bicara pun tak bisa, karena Awan mencengkeram kedua pipinya sangat kuat.

"Lo bully Alesha? iya kan? jawab bangsat!"

Aurel menggeleng.

"Gak usah pura-pura anjing! lo kalau punya masalah sama Arya jangan bawa-bawa Alesha ngerti?! dia milik gue, kalau lo nyakitin dia mau fisik atau mental sekalipun. Gue gak akan segan-segan bikin hidup lo lebih menderita!"

Awan menghempas kasar wajah Aurel, hingga kepala gadis itu menoleh kesamping. Air matanya hampir saja luruh jika ia tidak menahannya sekuat tenaga.

"Terus! bela aja kak si cewek pembawa masalah! se spesial apa sih tuh cewek? sampai-sampai semua cowok yang ada di sini peduli sama dia?! gue benci liat cewe sok suci di sekolah ini!"

PLAK!

Tamparan keras tanpa sengaja melayang tiba-tiba ke arah Aurel, hingga wajah gadis itu memaling kesamping.

"Lo nampar gue kak?"

"Kenapa? lo gak terima?! harusnya gue yang gak terima!  mulut iblis lo itu kalau gak tahu apa-apa gak usah banyak omong! kalau sampai gue tau lo hina Alesha kayak tadi, ngerti kan lo konsekuensinya?!"

Aurel mengepalkan tangannya kuat, ia mendongak menatap Awan dengan tatapan tajam menantang.

"Cewek kayak Alesha gak pantes di jadiin ratu! yang ada dia bakal ngelunjak, dan merasa menang atas segala nya!"

Awan menodongkan jari telunjuk ke wajah Aurel, "Lo itu cuma iri Aurel! kenapa sih lo harus memusingkan hidup orang lain? urus diri lo sendiri aja lo gak becus kan? sadar gak lo, kapan terakhir kali lo bahagiain diri lo sendiri?"

Gadis itu terdiam, tatapannya mendadak kosong. Tenggorokannya seperti tercekat, ia bahkan tidak mendapatkan sepeser pun alasan kenapa dirinya harus bahagia.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang