hai friend b ♡
gimana kabarnya? semoga sehat selalu ya!
hari ini aku update lagi, semoga kalian suka dengan chapter ini :)jika kalian menyukai nya tolong tinggalkan jejak di kolom komentar dan jangan lupa untuk memberikan vote ♡
"Peduli terhadap sesama manusia itu termasuk hal wajar, bukan? lantas mengapa kamu menganggap kepeduliannya itu spesial?"
********
"Mama kenapa Yak? siapa yang nyerang rumah kita?"
Awan datang dengan raut wajah panik, usai mendapat panggilan telepon dari Arya ia bergegas menuju rumahnya. Ketika datang dan dilihatnya kondisi ruang tamu yang berantakan, membuat Awan bertanya-tanya pada Arya tentang apa yang telah terjadi di rumah ini.
"Gue nggak tahu, sebelumnya gue sempet nge cek semua ruangan, tapi gue sama sekali nggak nemuin bukti apa-apa."
Awan mengambil robekan foto di tangan Arya, "Foto keluarga kita rusak parah. Biasanya kejadian kayak gini cuma pigora nya yang pecah, dan fotonya masih utuh. Tapi... anehnya kenapa sampai di robek?"
Tatapan Arya menajam menatap ke arah luar jendela, "Ini pasti teror dari Dixon! gue yakin orang kayak dia gak akan pernah puas sama dendamnya yang belum tuntas!"
"Kita gak ada bukti yang kuat, jadi lebih baik kita usut dulu siapa dalang di balik teror ini jangan asal tuduh." Saran Awan sembari tangannya mengusap pundak Arya, memberinya ketenangan.
"Mending kita beresin semuanya, kasihan mama kalau harus beresin ini sendirian. Mama juga pasti masih shock, biar mama istirahat dulu."
Arya dan Awan bersama-sama membereskan ruang tamunya yang sangat berantakan. Kejadian ini membuat Arya tak tega jika meninggalkan mamanya sendiri di rumah, ia berencana untuk menyewa pembantu untuk menemani mamanya.
"Oiya, Alesha lo anterin pulang kan?" tanya Arya, ternyata laki-laki itu tidak melupakan Alesha meskipun dalam keadaan genting seperti sekarang.
"Nggak, kenapa?"
"Kok nggak Wan? nanti kalau Dixon yang ambil kesempatan gimana? Alesha yang kena sasaran nya nanti!"
Awan hilang kesabarannya, ia pun menyentak Arya dan memberi laki-laki itu tatapan nyalang.
"Bisa gak sih lo fokus salah satu? sekarang keluarga kita lagi ada masalah Yak! mama! inget mama! lo mau kejadian yang dulu-dulu terulang??"
Arya pun ikut menaikkan nada bicaranya, "Gue tahu! gue cuma khawatir Wan! lo mana tahu perasaan gue gimana sama Alesha!"
"Emang tuh cewek bawa pengaruh buruk di keluarga kita! lo liat semua kekacauan ini?? itu karena Alesha! dia ada sebagai pengacau!"
Arya tak terima dengan perkataan Awan yang seperti menyalahkan Alesha atas semua keadaan yang terjadi pada keluarga mereka. Lantas lelaki itu mencengkram kuat ujung kaos Awan di bagian leher, ia hampir saja kehilangan kesabarannya.
"Bangsat lo Wan! gue gak suka ya lo jatuhin Alesha, lo caci maki dia! Alesha bukan pembawa masalah, dia gak ada hubungannya sama masalah kita!"
"TERSERAH! terus aja lo belain dia, udah buta lo sama cinta Yak!" usai mengatakan itu, Awan mendorong kasar tubuh Arya agar menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEAN 2 | love must stop ( the end )
Teen Fiction"Untuk apa memperjuangkan dia yang sama sekali tidak peduli dengan perasaanmu?" Tentang Alesha yang terbangun dari koma nya, ternyata semua yang di alaminya selama satu bulan belakangan ini hanyalah mimpi belaka. Ia tak pernah benar-benar dekat deng...