happy reading friend b <3
i hope u enjoy this part, okee?
jangan lupa vote dan tinggalkan jejak di kolom komentar 💓_________
"Aku hanya tak ingin terlalu berharap hal indah datang untukku dari dirimu."
_________
"Gimana ceritanya si Dixon bisa ada di sini?" tanya Arya dengan napas yang memburu.
"Gue juga gak tahu!"
Arya hendak berjalan masuk menuju ke dalam rumah sakit, namun lengannya tiba-tiba di tarik oleh Awan.
"Lo mau kemana?"
"Gue mau jenguk Alesha lah Wan, emang kenapa?" Arya balik menanya.
"Percuma, udah! Alesha gak bakal mau ketemu sama lo!" ujar Awan sarkas.
"Gak mungkin lah, ngaco' lo!"
"Gue tadi di usir sama Alesha, gara-gara Dixon playing victim di depan dia!" jelas nya pada Arya.
Arya hendak buru-buru menghampiri Dixon, "Bangsat!Bener-bener tuh orang. kenapa gak ada capek-capek nya sih dendam sama kita??"
*******
Aurel dan Marsya pagi ini mendatangi ruang OSIS, ingin membicarakan tentang event yang akan di adakan dua hari kemudian.
"Mana Wira? gue mau bicara sama dia tentang perlombaan!" tanya Aurel pada salah satu pengurus OSIS.
"Ada didalam, lo masuk aja."
Aurel memberi kode pada Marsya untuk mengikuti nya masuk, dengan gaya nya yang angkuh Aurel berjalan menemui Wira, yang duduk di meja rapat sambil mengotak-atik laporan di laptopnya.
"Wira, gue mau perlombaan basket dua hari ke depan, kelas gue lawan kelas 10 akuntansi 2!" pinta nya disertai gebrakan meja yang terdengar cukup keras.
Beberapa pengurus OSIS yang masih berada di dalam ruangan terlonjak kaget, Marsya spontan menarik-narik pelan seragam di bagian lengan Aurel.
"Aurel... ngapain harus pukul meja sih?? lo gak liat semua pengurus OSIS natap kita tajam banget?!" bisik nya membuat Aurel melirik sekilas ke sekelilingnya.
Bukannya menyadari kesalahannya, Aurel malah tak acuh pada teguran dari Marsya. Gadis itu menjauhkan tangan Marsya dari lengannya.
"Biarin aja! mending lo diem Sya! gue cuma mau ngomong sama Wira sebentar, gak usah lebay deh!"
"Jaga sikap lo Rel, lo gak punya hak untuk ngatur-ngatur di sini! lo bukan ketua ataupun pengurus OSIS!!" bukannya Marsya yang menjawab, tetapi Wira lah yang berbicara dengan sangat menohok.
"Kok lo gitu si Ra? gue sama lo kan sepupu! masa gitu aja lo gak mau nurutin kemauan gue sih??"
Tara selaku wakil ketua OSIS yang baru saja memasuki ruangan terkejut melihat Aurel ada di ruangan khusus ini. Ia pun bertanya pada salah satu pengurus OSIS yang berada di dekatnya.
"Aurel ngapain ada di sini?" tanya nya lirih.
"Akhirnya lo dateng Tar, si Aurel ngatur-ngatur Wira!" jawabnya berbisik.
"Ngatur-ngatur tentang apa? lomba?" siswi berkuncir satu itu mengangguk mantap.
Tara berjalan mendekat ke arah Wira dan Aurel dengan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLEAN 2 | love must stop ( the end )
Teen Fiction"Untuk apa memperjuangkan dia yang sama sekali tidak peduli dengan perasaanmu?" Tentang Alesha yang terbangun dari koma nya, ternyata semua yang di alaminya selama satu bulan belakangan ini hanyalah mimpi belaka. Ia tak pernah benar-benar dekat deng...