11. Masalah Baru

155 17 0
                                    

happy reading friend b💙
jangan lupa vote dan comment nya!

****

Pagi ini keluarga Alesha tengah sarapan bersama, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu. Semua hening.

"Alesha berangkat, Assalamualaikum."

Reno bersuara, menghentikan pergerakan Alesha. "Naik apa kamu? pasti mau berangkat sama--"

"Udah dong Ayah, Alesha naik angkot kok. Ibu tadi udah kasih uang saku ke dia, tanya aja Bima." Sela Dara, ia tahu Alesha sedang tidak ingin bicara dengan sang Ayah.

"Iya yang di bilang Ibu bener, lain kali harusnya Ayah itu positif thinking!" Seloroh Bima dengan mulutnya yang masih penuh.

"Jangan nasehatin Ayah kamu! habis dulu makanan di mulutmu!" Ucap Reno, Bima pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah Bu, Yah. Alesha mau berangkat, ntar kesiangan malah gak dapet angkotnya." Ujar gadis itu sembari menyalami punggung tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati di jalan sayang,"

"Jangan cowok terus yang kamu pikirin, sekolah dulu yang bener!" Imbuh Reno terdengar seperti sindiran.

"Teruss aja terusss Yah, ngomong aja kayak gitu terus. Biar sampek panas telinganya Kak Ales!!" Celetuk Bima membuatnya mendapat lirikan tajam dari Reno.

"Ayah gak ngomong sama kamu Bima! lagian Ayah ngingetin gini biar kalian itu fokus sama sekolah, jangan mikir hal gak penting!"

Perselisihan terus saja terjadi antara Reno dan Bima, Dara hanya bisa geleng-geleng kepala. Sementara Alesha, gadis itu hanya menatap datar dan berulangkali mengelus dadanya-supaya sabar pikirnya.

"Ayah, Bima! udah debatnya! Bima ayo kamu siap-siap berangkat ke sekolah, jangan sampai Ibu tahu kamu telat lagi!"

"Iya-iya Bu. Kan Ayah duluan yang ngajak debat, ya Bima jawab lah. Masa' Bima kalah sama Bapak-bapak." Jawab Anak itu matanya melirik ke arah Reno.

"Bima, kamu itu yang sopan sama orang tua!" Tegur Dara, Bima pun hanya melirik lalu bangkit dari duduknya.

"Yaudah Alesha berangkat, Assalamualaikum," Pamit Alesha setelah mendengar ceramah an dari sang Ayah.

"Waalaikumsallam,"

"Eh Kak, tunggu Bima bareng ke depan nya!" Ujar Bima lalu bergerak cepat mengikuti langkah Alesha.

Dara bangkit dari duduknya, lalu merapikan piring-piring kotor di meja makan. Sebelum menuju dapur wanita berusia 37 tahun itu berbicara pada sang suami.

"Yah, lain kali jangan terlalu keras sama Anak-anak."

Reno yang sedang asik dengan korannya pun mengernyit, "Loh apa salahnya Bu? anak gadis seumuran Alesha itu sudah banyak yang salah pergaulan. Wajar kan kalau Ayah keras sama Alesha?"

"Ayah itu cuma mau yang terbaik buat dia, masa depan nya itu harus cerah! cita-cita nya harus setinggi langit, Ayah gak mau semuanya sia-sia hanya karena salah pergaulan."

Dara menghela napasnya, "Yaudah lah terserah Ayah. Ibu cuma ingetin aja kalau Alesha itu gak bisa di kerasin, harus dengan cara halus biar ngerti!"

"Itu kan Ibu, kalau Ayah beda. Intinya si Bima sama Alesha itu harus nurut apa kata Ayah, karena Ayah tau yang terbaik buat mereka."

Selepas itu Dara langsung melangkahkan kakinya menuju Dapur, hendak mencuci piring-piring kotor yang ia bawa.

Gadis berambut panjang itu tengah berdiri di halte dekat rumahnya, menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang.

ARLEAN 2 | love must stop ( the end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang