Where Do We Go from Here [Coupshan]

2.2K 97 7
                                    

Choi Seungcheol/Yoon Jeonghan

Romance/Headcanon/PG-15

.

.

-<>-||-< Where Do We Go from Here >-||-<>-

.

.

.

Seungcheol memejamkan kedua matanya saat bibirnya bertemu dengan bibir Jeonghan.

Itu hanyalah sebuah ciuman ringan; hanya bibir mereka yang saling menyentuh. Namun waktu berlalu terasa begitu lambat, padahal kenyataannya mereka hanya berciuman selama lima detik. Keduanya membuka mata saat jarak di antara mereka membesar. Setelah itu, sambil bergandeng tangan, mereka kembali menemui member SEVENTEEN lainnya dan naik ke panggung.

Ya, itu adalah hal -- atau bisa dibilang, ritual -- yang biasa mereka lakukan sebelum tampil.

Mereka sudah melakukannya sejak debut dulu. Ide itu bermula dari Seungcheol yang melihat Jeonghan sangat gugup ketika mereka akan diberi penilaian oleh para mentor dan CEO mereka untuk pertama kalinya, dan entah dari mana terlintas di benaknya untuk mencium Jeonghan. Ia bilang itu bisa mengurangi rasa gugup. Sebenarnya ia melakukannya atas dasar spontanitas saja karena melihat Jeonghan yang terus meracau tidak jelas.

Tapi tidak disangka hal itu terus berlanjut hingga sekarang, di saat mereka sudah melakukan lebih dari seratus performance; di saat mereka -- harusnya -- sudah terbiasa dengan hiruk pikuk panggung. Jeonghan sendiri juga tidak merasa keberatan atau protes saat pertama kali Seungcheol menciumnya. Ia malah merasa memang benar bahwa ciuman itu bisa menghilangkan rasa gugupnya. Terbukti dengan ia merasa lebih rileks setelahnya dan penampilan pertamanya berjalan mulus.

Bahkan pada performance berikutnya, kadang-kadang ia yang mencium Seungcheol -- entah itu untuk tujuan menenangkan atau ada maksud lainnya. Seungcheol tidak merasa gugup sebelum tampil -- setidaknya tidak segugup Jeonghan -- jadi ia pikir ia tidak terlalu membutuhkan ciuman itu. Mungkin karena ia sudah lebih lama menjadi trainee di agensi, jadi ia sudah terlatih dengan baik tentang bagaimana bersikap di atas panggung.

Jeonghan-lah yang selalu merasa gugup, jadi ia yang selalu menciumnya. Ia agak sedikit terkejut begitu Jeonghan berinisiatif untuk menciumnya duluan. Namun ia tidak mengatakan apapun pada Jeonghan. Ia tetap melakukan ritual itu sampai akhirnya ia menyadari sesuatu. Sudah beberapa hari ini ia memikirkan hal itu, dan ia merasa harus mengutarakannya pada Jeonghan.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu nanti di dorm." Ucapnya saat mereka hendak masuk ke dalam van, member lain berjalan tidak jauh di belakang mereka.

Jeonghan melihatnya dengan tatapan sedikit penasaran lalu hanya mengangguk sebagai responnya.

Suatu hal yang sangat penting kah? Pikirnya.


-<>-||-<>-||-<>-


Seungcheol memandang Jeonghan serius, mereka berada di kamar Seungcheol sekarang.

"Aku sudah memutuskan, aku tidak akan menciummu lagi, Jeonghan..." Katanya lalu menggigit bibir bawahnya.

Di luar kamar, beberapa member sedang menonton TV atau sekadar mengobrol bersama.

"Kenapa?" Jeonghan bertanya dengan suara pelan sambil tetap menatap Seungcheol.

Terlihat ada sedikit raut kecewa di wajahnya, namun sepertinya Seungcheol tidak menyadarinya. Seungcheol menelan ludah sebelum menjawab.

"Karena ciuman itu harusnya dilakukan dengan orang yang kita sukai..." Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya ke lantai.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang