Choi Seungcheol/Yoon Jeonghan, Jeon Wonwoo/Yoon Jeonghan, implied Jeon Wonwoo/Kwon Soonyoung
Angst, Romance, Adultery/High School AU/Underage, Age-Gap/NC-17
.
.
-<>-||-< Lean on Me >-||-<>-
.
.
.
Aroma antiseptik yang tajam menyambut Yoon Jeonghan begitu ia mendorong pelan pintu apartemen itu.
Aroma yang sama seperti di ruang kesehatan sekolah, aroma yang identik dengan Jeon Wonwoo. Namun, di bawah aroma klinis itu, kini tercium wangi lembut detergen lemon dari pakaian yang baru saja ia angkat dan lipat, serta semerbak gurih dari sup kimchi yang mendidih pelan di atas kompor. Ini adalah ritualnya. Tiga kali seminggu, Jeonghan akan menyelinap ke apartemen dokter sekolahnya, yang 12 tahun lebih tua darinya, menjadi hantu baik hati yang merapikan kekacauan seorang pria lajang yang terlalu lelah untuk peduli. Sambil mengaduk sup, ingatan Jeonghan melayang kembali ke hari 'perjanjian' itu dibuat.
Di ruang kesehatan (UKS) yang sepi, dengan hanya suara pendingin udara sebagai saksi, Jeonghan mengungkapkan seluruh perasaannya. Pengakuan cinta yang canggung dari seorang murid kepada dokter sekolahnya. Setiap kali Wonwoo lewat di koridor, atau saat mata mereka bertemu sekilas di UKS, jantung Jeonghan berdebar tak karuan. Bagi Jeonghan, Wonwoo adalah magnet yang tak terbantahkan. Sosok Wonwoo memancarkan aura ketenangan yang hampir acuh tak acuh, sulit dijangkau, namun justru pesonanya yang misterius itulah yang menjerat hati Jeonghan dengan kuat. Ia merasakan gelombang cinta pertama yang tak terbendung untuk Wonwoo.
Mendengar deklarasi cinta dari Jeonghan, Wonwoo tidak terkejut. Wajahnya yang selalu tampak tenang itu hanya menatap Jeonghan dengan sorot mata yang sulit dibaca.
"Aku menghargai perasaanmu, Jeonghan-ssi," Ujar Wonwoo dengan suaranya yang rendah dan berat, "tapi kau harus mengerti, aku dan kau berada di dunia yang berbeda."
"Aku bisa memahaminya!" Sela Jeonghan cepat, terlalu takut jika penolakan mutlak akan segera menyusul.
"Beri aku kesempatan. Satu kesempatan untuk membuatmu melihatku, untuk membuatmu membalas perasaanku."
Hening sejenak. Wonwoo menyandarkan punggungnya ke kursi, jemarinya yang panjang mengetuk-ngetuk meja.
"Kesempatan, ya?" Gumamnya, "Baiklah... tapi dengan syarat."
Mata Jeonghan berbinar penuh harap.
"Ini adalah cinta orang dewasa, bukan drama remaja," Lanjut Wonwoo, nadanya datar dan tegas, "aku tidak punya waktu untuk permainan. Kau tidak bisa bersikap kekanakan, menuntut perhatian setiap saat, atau cemburu tanpa alasan yang jelas. Jika kau bisa menerima itu, silakan coba. Tapi jangan salahkan aku jika pada akhirnya kau hanya menemukan kekecewaan."
Dokter sekolah itu, dengan kata-katanya yang menusuk, hanya berusaha mengingatkan Jeonghan bahwa ini adalah cinta orang dewasa, bukan mainan anak SMA. Dan Jeonghan sepenuhnya sadar bahwa apa yang Wonwoo ucapkan barusan terdengar lebih seperti tantangan daripada janji. Tapi itu tidak membuatnya merasa kecil dan tidak berdaya, justru kian memacunya untuk membuktikan dirinya. Ia bertekad untuk menjadi sosok yang pantas bagi Wonwoo, siap melewati batas-batas usia dan kematangan yang memisahkan mereka.
Jeonghan mengangguk begitu kuat hingga lehernya terasa sakit, "Aku mengerti. Aku akan membuktikannya."
Dan ia pun mencoba -- sangat, sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Book of (Un)happy Tales
FanfictionBerisi kumpulan drabble/oneshot dengan tokoh utama Yoon Jeonghan dan berbagai pairing-nya. Cerita dapat memiliki happy ending atau sad ending. AU or Headcanon/Various Themes/PG-13 to NC-17 [COMPLETED]
