Hong Jisoo as Kaelan/Yoon Jeonghan as Finley Guaire
Romance, Tragedy, Thriller/AU, Supernatural/NC-17
.
.
-<>-||-< The Butcher's Ballad >-||-<>-
.
.
.
Kematian memiliki aroma yang familier bagi Kaelan -- bau garam dan pembusukan, amis darah di air, dan keheningan dingin yang datang setelah sebuah lagu berakhir.
Selama seribu tahun, ia telah menjadi konduktor bagi orkestra kematian itu. Suaranya adalah instrumen, dan jiwa para pelaut adalah musiknya. Ia ingat wajah terakhir yang ia lihat dengan jelas, seorang kapten kapal pemburu paus dari abad ke-17. Pria itu memiliki janggut merah kusut dan mata yang menantang bahkan ketika kapalnya pecah berkeping-keping di bebatuan. Lagu Kaelan telah membelah pikirannya, tetapi mata itu tetap menatapnya, penuh dengan kemarahan fana yang Kaelan sendiri tidak akan pernah bisa rasakan.
Saat Kaelan menariknya ke bawah, ke pelukan dingin lautan, ia tidak merasakan kemenangan. Ia hanya merasakan kehampaan yang kian dalam. Kini, setelah ribuan kali pertunjukan tanpa penutup, sang maestro merasa lelah. Keabadian terasa seperti sebuah penjara berair, gema dari jeritan terakhir bergema di kedalamannya, dan ia mendambakan keheningan terakhir. Itulah sebabnya ia datang ke Port Arklow. Kota pesisir kecil ini terobsesi dengan kematian, setidaknya sekali dalam setahun.
Saat Halloween, atau Samhain seperti yang diingat Kaelan, Port Arklow berubah menjadi kuil bagi hal-hal yang mengerikan. Jaring laba-laba palsu menggantung di setiap atap, bersaing dengan jaring asli yang ditenun oleh laba-laba dermaga. Patung-patung monster laut buatan tangan, dengan gigi gergaji dari kayu dan mata dari kaca patri, menyeringai dari setiap sudut jalan. Udara yang biasanya hanya berbau ikan dan buih laut, kini dipenuhi aroma manis labu panggang, asap dari api unggun, dan firasat gaib yang membuat bulu kuduk Kaelan -- seandainya ia punya -- berdiri.
Ia datang untuk satu hal; umpan. Legenda mengatakan bahwa seorang pemburu, yang sama abadinya dengan mangsanya, mengunjungi Port Arklow setiap Halloween, mencari makhluk-makhluk malam yang tersesat terlalu jauh ke darat. Kaelan tidak ingin melawannya. Ia ingin kalah. Ia ingin merasakan ujung tombak perak atau bilah obsidian yang dikabarkan dibawa sang pemburu. Ia ingin sebuah akhir.
Kaelan tahu wujud aslinya yang mengerikan bisa memancing pertarungan, tetapi legenda juga menyebutkan obsesi sang pemburu; dia bukan sekadar pembantai, dia adalah seorang kolektor. Ia tidak hanya memburu yang berbahaya, tetapi juga yang langka dan indah. Dan untuk memancing kolektor seperti itu, Kaelan harus terlihat rentan, indah, dan layak dikoleksi -- sebuah ironi yang menyakitkan bagi makhluk yang wujud aslinya adalah puncak predator lautan.
Kaelan melepaskan bentuk sejatinya -- makhluk bersisik hitam legam setajam silet, dengan mata yang merupakan jurang kegelapan dan rahang yang bisa menghancurkan lambung kapal. Ia mengenakan samaran yang telah ia sempurnakan selama berabad-abad; merman. Sisik biru kobalt dan perak kini menutupi tubuhnya yang ramping, berkilauan seperti permata di bawah cahaya bulan yang pucat. Rambutnya yang hitam legam memanjang, basah dan menempel di bahu. Matanya, yang tadinya hampa, kini menampakkan kesedihan yang tak terhingga, sebuah trik yang selalu berhasil memikat simpati manusia.
Ekornya yang kuat dan indah ia biarkan terluka, sengaja ia seret melintasi teritip tajam, sebuah detail yang meyakinkan. Ia membiarkan ombak melemparkannya ke pantai berbatu di bawah tebing yang paling terisolasi, jauh dari keramaian festival "Pesta Tangkapan Monster". Di puncak tebing itu berdiri sebuah bangunan yang aneh; sebuah rumah jagal tua, siluetnya yang bengkok tampak seperti tulang rusuk raksasa melawan langit malam yang kelabu. Dari sana, terdengar suara logam yang dipukul berirama, sebuah balada yang ganjil dan memekakkan telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Book of (Un)happy Tales
FanfictionBerisi kumpulan drabble/oneshot dengan tokoh utama Yoon Jeonghan dan berbagai pairing-nya. Cerita dapat memiliki happy ending atau sad ending. AU or Headcanon/Various Themes/PG-13 to NC-17 [COMPLETED]
