Ah! Love, Finale [All x Jeonghan]

2K 94 6
                                    

Hong Jisoo/Yoon Jeonghan, Choi Seungcheol/Yoon Jeonghan, Jeongharem

Romance, Tragedy/AU, ABOverse/M-Preg, DP, Non-con, Gaslighting, Forced Pregnancy/NC-17

*Please read carefully. There are parts that may be disturbing and triggering to some people. Reader discretion advised*

.

.

-<>-||-< Ah! Love >-||-<>-

.

.

.

Seungcheol menjatuhkan beberapa kotak yang harusnya ia pindahkan ke sebuah truk.

Ia menunduk, tangannya mengepal sejenak. Jisoo buru-buru membantunya mengangkat kotak-kotak tersebut sebelum pengawas mereka menyadarinya. Ia tahu apa yang mengganggu pikiran Seungcheol saat ini -- karena besar kemungkinan ia juga memikirkan hal yang sama. Tanpa banyak bicara, ia menepuk pelan pundak Seungcheol, yang hanya dibalas dengan tatapan sendu pria itu. Ia berharap firasat buruk mereka meleset.

"Kita tidak akan membiarkan itu terjadi, Cheol. We'll make sure of it."


-<>-||-<>-||-<>-


Jeonghan merapikan barangnya kembali ke tempat semula di kamarnya.

Hanya ada ia seorang diri di apartemen karena shift kerja Jisoo dan Seungcheol belum selesai. Berhubung Jisoo tergolong orang yang apik, apartemen mereka masih sama rapihnya dengan saat sebelum ia menetap di tempat Seokmin dan Jihoon. Jeonghan hanya perlu berbenah sedikit di dapur. Ia melongok ke kamar Jisoo dan Seungcheol, dan menyadari kamar Seungcheol agak lebih berantakan.

Ia pun masuk dengan santainya untuk membereskan beberapa buku dan majalah yang tercecer, serta baju-baju kotor di lantai. Ia tidak sengaja menyenggol sesuatu yang sepertinya mengganjal laci lemari Seungcheol. Ia baru saja menaruh kaus kaki bersih di dalam laci itu ketika ia tidak bisa menutupnya lagi. Ia merogoh-rogoh dan akhirnya berhasil menarik sebuah kotak keluar.

Kotak persegi panjang itu dibalut beludru berwarna biru tua, seperti kotak... cincin. Benar saja, karena sudah kepalang penasaran, ia membukanya dan disambut oleh dua buah cincin perak dengan desain dan ukuran hampir serupa. Pada masing-masing lingkaran bagian dalam cincin itu terdapat ukiran inisial JS dan SC. Tentu saja itu diperuntukkan bagi Jisoo dan Seungcheol.

Jeonghan turut senang untuk kedua sahabatnya itu, walaupun ada rasa sedih yang berkecamuk -- mereka masih belum meresmikan hubungan mereka kepadanya. Bahkan hingga mereka siap melangkah ke jenjang yang lebih serius, mereka tetap tidak berbagi kebahagiaan itu dengannya. Ia ragu apakah mereka masih menganggapnya sosok yang penting di kehidupan mereka.

Ah, mungkin tidak lagi.

Tanpa sadar ia menitikkan air mata. He will be the bigger person by moving on. Ia menyembunyikan lagi kotak cincin itu dan keluar dari kamar Seungcheol, mencoba melupakan apa yang sudah dilihatnya. Sembari menunggu Jisoo dan Seungcheol pulang, Jeonghan berbelanja bahan makanan di supermarket. Kebetulan ramyun instan kesukaan mereka habis. Ia juga membeli es krim dan minuman favorit mereka.

Rasanya sudah lama mereka tidak makan bertiga seperti dulu. Pergi ke supermarket terkadang membuatnya lupa waktu. Ketika ia masih di supermarket, kedua sahabatnya tiba di apartemen. Hal pertama yang Jisoo lakukan adalah memijat bahunya yang masih pegal di sofa, dan Seungcheol melempar jaketnya dengan sembarang ke kamarnya.

"Tunggu dulu... kenapa ada aroma alpha asing di kamarku?" Gumam Seungcheol.

Jisoo menengok ke arahnya dan mengernyit, "Itu mustahil. Tidak ada yang punya kunci unit apartemen ini selain kita dan manajer gedung."

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang