The Others, Finale [Coupshan]

1.2K 79 20
                                    

Choi Seungcheol/Yoon Jeonghan

Tragedy, Mystery/Post-War AU, Supernatural/PG-15

Inspired by an Alejandro Amenábar's film of the same name

.

.

-<>-||-< The Others >-||-<>-

.

.

.

Sekembalinya Jeonghan dari kamar putranya, ia makin tidak bisa tidur karena memikirkan suaminya yang tidak ada kabarnya.

Di tengah keputusasaannya itu, ia menuangkan Soju favorit Seungcheol pada cawan dan menenggaknya habis beberapa kali. Pandangannya mulai mengabur ketika ia mendengar denting piano mengalun dari ruang musik, tak jauh dari tempatnya sekarang. Berpegang pada lampu minyak, ia menyusuri lorong temaram itu dengan agak takut sekaligus waspada. Tak lupa ia mengambil senapan laras panjang peninggalan ayahnya -- hadiah dari Tuan Duta Besar Amerika Serikat di Korea Selatan.

Suara pianonya makin terdengar jelas dari balik pintu. Ia menyentuh kenop pintu, yang membuat suara piano itu tiba-tiba berhenti. Saat pintunya terbuka, dilihatnya ruang music itu kosong. Penutup tuts pianonya terangkat, padahal ia selalu memastikan itu tertutup dan tidak ada yang menyentuh pianonya. Ia melangkah masuk, menodongkan senapannya, kemudian pintu di belakangnya tertutup pelan dengan sendirinya.

Tanpa menghabiskan banyak waktu, ia menurunkan penutup tuts pianonya dan menguncinya. Ia akan keluar dari sana secepatnya. Beruntung ia tidak terkunci di dalam. Ia bernapas lega di luar ruangan itu, tapi perasaan lega itu sirna kala pintunya kembali mengayun menutup kencang, dan kali ini terkunci. Tubuhnya bahkan terhempas akibat dorongan pintu itu. Ia berusaha membuka pintunya tapi tak berhasil. Dengan panik ia berteriak memanggil Mingyu.

"Mingyu! Mingyu!!"

Menuruni tangga, Mingyu setengah berlari menghampiri tuannya itu.

"Ada apa, tuan?"

"Kunci ruang musik, berikan padaku! Cepat!!" Bentak Jeonghan.

Ia berhasil membuka pintunya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat penutup tuts pianonya terangkat lagi.


-<>-||-<>-||-<>-


"Apa yang terjadi, tuan?" Tanya Mingyu pelan sambil mengambilkan segelas air.

Jeonghan duduk di ruang makannya dengan keadaan masih syok, air mata tertahan di pelupuknya.

"A-aku memeriksa ruangan itu dengan m-mata kepalaku sendiri. Ruangannya k-kosong..." Jawabnya agak terbata.

Mingyu hanya mengangguk dan membawa wadah obat kecil.

"Minum tablet ini, tuan. Anda akan merasa lebih tenang." Pintanya sopan.

Jeonghan menurutinya dan menelan tablet di mulutnya dengan air.

"Aku merasa seolah-olah ada orang lain di sana. Dan itu bukan manusia. Ada sesuatu di rumah ini. Sesuatu yang kejam." Racaunya, menoleh ke sekelilingnya.

"Tuan..."

"Sesuatu yang tidak..." Lanjutnya, suaranya makin bergetar, "tidak tenang."

Ia mendongak pada Mingyu yang berdiri di dekatnya, setia mendengarkannya.

"Aku tahu kau tidak percaya. Kau tidak percaya, kan? Aku tidak menyalahkanmu. Aku dulu juga tidak percaya hal-hal seperti ini."

Ia kembali menghela napas pasrah. Mingyu tersenyum kecil dan menggeleng.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang