Chwe Vernon/Yoon Jeonghan, Jeongharem
Tragedy, Mystery/AU, Supernatural/PG-15
.
.
-<>-||-< You Better Run >-||-<>-
.
.
.
Vernon menaiki bus malam satu-satunya ke kota XXXXX -- kampung halaman kakeknya.
Keadaan bus itu cukup lengang, dengan hanya beberapa penumpang yang sibuk dengan urusan mereka sendiri, jadi ia bisa leluasa memilih tempat duduk. Mengingat perjalanan ini akan memakan tiga jam, ia akan mendengarkan lagu klasik sambil membaca buku. Tapi lampu dalam bus yang terkadang berkedip membuatnya mengurungkan niatnya. Ia pun membuka celah kecil pada tirai jendela di samping bangkunya agar ia bisa melihat pemandangan di luar. Meskipun tidak banyak yang akan dilihatnya karena hari makin larut dan minimnya penerangan.
Tanpa disadarinya, ia tertidur lelap. Ia terbangun ketika ia merasakan seseorang menepuk bahunya. Ia tak bisa melihat wajah orang itu karena masih setengah tidur. Sang supir kemudian memberitahunya bahwa mereka sudah mencapai kota tujuan. Ia mengerjap beberapa kali dan menyadari bahwa keadaan bus sudah sepi tanpa penumpang. Ia segera turun dengan menenteng barang bawaannya. Ada beberapa orang selain dirinya yang turun di sana, mungkin penduduk asli.
Ia menatap pada sebuah gerbang batu kokoh yang menjulang tinggi, tepat di seberang halte tempatnya berdiri. Berjalan melewati gerbang tersebut, ini adalah pertama kalinya setelah 25 tahun Vernon kembali ke sana. Sebuah kota kecil yang kini menjadi destinasi favorit bagi para pemburu hantu atau penyuka wisata supranatural seantero negeri. Jika diamati, kebanyakan bangunannya memang bergaya arsitektur kuno, seakan waktu terhenti pada era tertentu di kota itu. Keadaan beberapa bangunan yang tak berpenghuni dan dibiarkan begitu saja membuat kesan mistis makin melekat.
Indah tapi juga mengerikan. Dahulu, kota itu jauh lebih ramai dan atmosfernya bersahabat. Letaknya pun strategis karena menghubungkan dua kota besar lainnya, sehingga dapat menjadi tempat singgah. Apa yang menyebabkan kota ini berubah menjadi seperti kota mati? Ia melihat-lihat sekelilingnya. Tak banyak lampu yang menyala dari dalam rumah atau bangunan.
Begitu tiba di sebuah penginapan tua -- dan menurut artikel di internet satu-satunya tempat bermalam yang paling layak di kota itu -- ia disapa oleh seorang temannya yang ia kenal dari forum online pecinta hal-hal horor, Jihoon. Sebelum berangkat ia memang sempat mengirim pesan ke pemuda itu soal estimasi waktu kedatangannya, yakni pukul 23.30. Ia hanya tak menyangka Jihoon rela terjaga untuk menunggunya.
Jihoon bilang dirinya tiba di sana tadi sore dengan pesawat dan dilanjut taksi dari bandara. Selama ini kedua pemuda itu tidak pernah bertatap muka secara langsung atau istilahnya 'kopi darat' dan hanya dua kali melakukan video call. Karena kebetulan Jihoon juga berminat mengunjungi kota itu sejak lama -- untuk urusan penelitian sekaligus hobi -- dan Vernon sendiri ingin membuat konten untuk blognya, akhirnya mereka membuat janji bertemu di sana menjelang akhir Oktober.
Mereka akan menghabiskan seminggu bersama, dan mereka pikir perayaan Halloween di kota itu juga momen yang sangat tepat untuk menambah keseruan pengalaman menginap mereka.
"Selamat datang di Penginapan Keluarga Yoon. Aku Jeonghan, pemilik penginapan ini. Ada yang bisa kubantu?"
Terdengar suara lembut pria berusia sekitar 20-an yang muncul dari ruangan di belakang meja resepsionis besar. Vernon menitipkan tasnya pada Jihoon dan mendekati meja tersebut. Kala pandangan mereka bertemu, Jeonghan seolah terkesiap dan mematung di tempatnya. Vernon mengerutkan keningnya dan tampak canggung karena terus dipandangi oleh Jeonghan. Jujur saja, baru kali ini ia melihat lelaki seindah sang pemilik penginapan -- terlepas dari kulitnya yang terlihat terlalu pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Book of (Un)happy Tales
Fiksi PenggemarBerisi kumpulan drabble/oneshot dengan tokoh utama Yoon Jeonghan dan berbagai pairing-nya. Cerita dapat memiliki happy ending atau sad ending. AU or Headcanon/Various Themes/PG-13 to NC-17 [ON-GOING]