Obsession, Finale [All x Jeonghan]

2.7K 152 48
                                    

Hong Jisoo/Yoon Jeonghan, Kim Mingyu/Yoon Jeonghan, Choi Seungcheol/Yoon Jeonghan

Angst, Comfort, Tragedy/AU/M-Preg/NC-17

.

.

-<>-||-< Obsession >-||-<>-

.

.

.

Jeonghan bergegas menuju halte bus sepulang kantor sore itu.

Ia harus menjemput Hansol di day care karena bibinya ada acara lain, sehingga tidak bisa mengantar anak itu ke rumah dan menungguinya sampai Jeonghan kembali. Semenjak ibunya meninggal setahun yang lalu, hanya bibinya lah keluarganya yang tersisa. Jisoo dari dalam mobilnya melihat Jeonghan yang berjalan terburu-buru dan menawarkannya tumpangan. Sedikit ragu, Jeonghan akhirnya menerima tawaran tersebut.

Perjalanan itu dilalui dengan kecanggungan di antara mereka. Jisoo berusaha mencairkan suasana dengan obrolan kecil, dan itu berhasil. Sesampainya di day care, Jeonghan meminta Jisoo untuk tidak usah menunggunya. Tapi lagi-lagi Jisoo ingin mengantarkannya dan Hansol ke rumah. Jisoo yang berdiri di depan pagar tak menyangka jika Hansol akan berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Ia kemudian mengangkat bocah itu dan bermain-main dengannya.

Jeonghan mengalihkan perhatiannya sebentar dari percakapannya dengan bibinya. Ia menyaksikan bagaimana Hansol terlihat sangat senang dengan kehadiran Jisoo. Putranya itu seperti sangat rindu pada Jisoo, padahal mereka baru bertemu kurang dari seminggu yang lalu. Bibinya bahkan bertanya-tanya soal Jisoo, apakah dia calon ayah baru untuk Hansol. Jeonghan hanya bisa tersenyum kecut dan menggeleng.

Ia masih tetap pada pendiriannya -- menurutnya, ia seorang sudah cukup bagi Hansol. Ia tahu ia egois karena tidak mempertimbangkan apakah Hansol akan bahagia dengan keputusannya.

Masih ada beberapa orang tua lain di sana, dan mereka mendekati Jisoo karena anak mereka adalah teman bermain Hansol. Jisoo dengan mudah berbaur dan mengobrol dengan para ayah muda, dengan Hansol yang masih betah dalam gendongannya. Ada amarah yang seketika berkecamuk dalam diri Jeonghan karena pemandangan itu. Ia merasa Jisoo hanyalah orang asing yang tiba-tiba ikut campur dalam kehidupannya. Jisoo bukanlah ayah Hansol.

Ia berjalan cepat menuju kerumunan kecil orang tua itu dan hendak mengambil Hansol dari lengan Jisoo. Sang anak agak memberontak dan berpegangan pada kemeja Jisoo, tapi Jeonghan bersikeras. Ia sedikit membentak Hansol, membuat beberapa pasang mata, termasuk Jisoo, menatap kaget dan heran padanya. Mereka kenal dengan Jeonghan, tentu saja. Dan ini pertama kalinya mereka melihat carrier itu terbawa emosi. Jeonghan pamit pada mereka tanpa mengatakan hal lain dan menjauhkan diri.

Jisoo mengikuti pria itu dan memanggilnya pelan, "Jeonghan.. Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu marah? Aku minta maaf."

Jeonghan sendiri tidak tahu apa kesalahan Jisoo, mengapa ia begitu marah. Tidak mungkin ia bilang kalau ia merasa Jisoo merebut Hansol darinya. Faktanya, Jisoo tidak melakukan apa-apa. Ia hanya tidak ingin Hansol terbiasa dengan kehadiran Jisoo -- atau kemungkinan terburuknya, menganggapnya sebagai ayah.

"Apa yang mereka katakan?"

"...Mereka bertanya apa aku adalah suamimu karena mereka tidak pernah melihatku."

"Lalu apa jawabanmu?"

Jeonghan menatap pria itu curiga, sementara Jisoo merasa seperti seorang terdakwa di kursi pesakitan.

"A-aku belum sempat menjawabnya..."

"Aku akan pulang dengan taksi, Jisoo. Terima kasih atas tumpangannya, dan sampai jumpa hari Senin." Kata Jeonghan tegas sambil tetap menggendong putranya yang menggeliat tak nyaman, meminta turun.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang