Fallin' Flower [All x Jeonghan]

367 20 2
                                        

Lee Seokmin/Yoon Jeonghan, Kim Mingyu/Yoon Jeonghan

Romance, Angst, Tragedy/University AU/PG-15

.

.

-<>-||-< Fallin' Flower >-||-<>-

.

.

.

Langit biru jernih membentang luas di atas, seolah kontras dengan beratnya perasaan yang menggantung di hati seseorang. 

Aroma embun masih samar di udara, bercampur dengan wangi bunga Mugunghwa yang gugur di halaman dan desiran daun-daun maple yang mulai menguning. Yoon Jeonghan, seorang mahasiswa junior di Pledis Men's College, yang dikenal dengan keceriaan dan senyumnya yang mampu meluluhkan siapa saja, memberanikan diri menapaki tangga menuju atap gedung kampus. Setiap anak tangga terasa berat, namun tekad di hatinya jauh lebih besar.

Di sana, Kim Mingyu, mahasiswa senior yang pendiam dan misterius, sedang duduk menyendiri di bangku usang, memandang jauh ke cakrawala kota Seoul yang masih diselimuti kabut tipis. Ia menoleh ketika menyadari seseorang mendekat dari ekor matanya. Jeonghan seperti dapat mendengar jantungnya berdegup kencang hingga terasa menyesakkan dada, dan dengan suara sedikit bergetar, ia menyatakan perasaannya.

"Mingyu-sunbae, aku menyukaimu."

Lee Seokmin, mahasiswa seangkatan Mingyu, tanpa sengaja menjadi saksi bisu dari balik tembok yang menutupi sebagian atap. Ia sedang membaca buku di sudut yang agak tersembunyi, mencari ketenangan dari hiruk-pikuk para mahasiswa yang berdatangan. Masih 15 menit lagi sebelum mata kuliah pertamanya dimulai. Namun, mendengar suara Jeonghan yang begitu jelas, matanya spontan terarah pada adegan di hadapannya.

Jantungnya berdesir aneh, lalu mencelos, seolah ada beban berat yang menimpa, menjatuhkan semua harapannya ke jurang terdalam.

Sudah sejak lama, Seokmin memperhatikan Jeonghan. Senyum malaikat sang adik tingkat yang selalu cerah bahkan di hari terkelam sekalipun, tawa renyahnya yang seperti lonceng perak yang berdentang merdu, bahkan kebiasaan Jeonghan yang suka melamun di bawah pohon saat istirahat siang dengan mata menerawang ke langit -- semua itu telah mengukir jejak tak terhapuskan di hati Seokmin.

Ia diam-diam menyimpan rasa, sebuah perasaan yang tumbuh perlahan namun pasti, jauh dari keramaian, hanya untuk dirinya sendiri, terkunci rapat di dalam sanubari. Namun, betapa menyakitkannya menyadari bahwa Jeonghan hanya melihat Mingyu. Hanya Mingyu yang memenuhi pandangannya, hanya Mingyu yang menjadi pusat semestanya, dan Seokmin hanyalah bayangan yang lewat di tepian, tak pernah benar-benar terlihat.

Mingyu, dengan sikap dinginnya yang kini menjadi ciri khasnya, menolak Jeonghan. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, datar, seolah pengakuan Jeonghan adalah angin lalu yang tak berarti, sehelai daun kering yang diterbangkan angin. Sebuah hembusan napas tak acuh, hanya itu balasan yang ia berikan. Seokmin melihat bagaimana bahu Jeonghan sedikit merosot, seolah kehilangan beban yang tak pernah ia miliki.

Seketika itu juga, Jeonghan kembali tegak. Ada kekuatan yang luar biasa dalam dirinya, sebuah keteguhan yang membuat Seokmin diam-diam mengaguminya. Jeonghan, si teguh pendirian yang kadang keras kepala melebihi siapapun, tidak menyerah. Seulas senyum tipis, penuh tekad yang membara seolah api takkan padam, terukir di bibirnya yang sedikit pucat. Ia berjanji akan membuat Mingyu menyukainya juga.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Kim Mingyu. Tunggu saja! Aku tidak akan menyerah!"

Janji itu, bagi Seokmin, terdengar seperti melodi kesedihan yang akan terus dimainkan, sebuah lagu pilu yang takkan pernah usai, mengiringi setiap langkah Jeonghan.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang