A Chorus for the Sea Warlock [Seokhan]

129 12 2
                                        

Lee Seokmin as Orion/Yoon Jeonghan as Silas

Romance, Thriller/AU, Supernatural/NC-17

.

.

-<>-||-< A Chorus for the Sea Warlock >-||-<>-

.

.

.

Setiap tahun, saat tabir antara dunia menipis dan udara dipenuhi aroma labu busuk serta sihir kuno, kutukan itu terbangun di dalam darah Orion.

Itu dimulai sebagai sebuah bisikan, gema dari lagu kematian yang bukan miliknya, yang merayap di pembuluh darahnya seperti air pasang yang dingin. Segera, bisikan itu akan menjadi sebuah paduan suara yang memekakkan telinga di dalam kepalanya, sebuah perintah yang tak terbantahkan; bernyanyi. Dan ketika ia bernyanyi, manusia akan mati. Selama berabad-abad, Orion telah menjadi senjata tanpa kehendak.

Dikutuk oleh penyihir laut purba yang cemburu pada keindahan suara kaumnya, ia dipaksa untuk menjadi mesin pembunuh setiap malam Samhain. Ia akan memikat jiwa-jiwa yang tersesat ke perairan yang gelap, suara merdunya adalah suar terakhir yang mereka dengar sebelum paru-paru mereka dipenuhi air asin. Setelah fajar menyingsing, ia akan terbangun di pantai yang sunyi, dikelilingi oleh tubuh-tubuh pucat para korbannya, dengan rasa kebencian pada diri sendiri yang lebih dalam dari palung samudra mana pun.

Ia ingat satu abad yang lalu, di pesisir Skotlandia, seorang gadis kecil dengan rambut semerah api mengejarnya di sepanjang pantai, mengira ekornya yang berkilauan adalah kostum. Ia memberinya sebuah kerang. Malam itu, saat kutukan mengambil alih, lagu itu menarik sebuah kapal nelayan ke bebatuan. Di antara para korban keesokan paginya, ia menemukan tubuh mungil gadis itu, kerang yang ia berikan masih tergenggam erat di tangannya yang membeku. Kenangan itu menghantuinya lebih dari yang lain.

Tapi tahun ini, ia bersumpah akan berbeda. Ia lelah menjadi monster. Ia putus asa mencari kebebasan. Pencariannya membawanya ke kota pelabuhan yang lembap dan penuh dosa, sebuah tempat yang terasa seperti persilangan antara mimpi demam dan upacara pemakaman -- New Orleans. Di sini, di antara jalanan berbatu yang basah dan balkon-balkon besi tempa yang dihiasi jimat-jimat voodoo, sihir terasa nyata, kental di udara seperti kelembapan Louisiana.

Selama berminggu-minggu, Orion telah menyamar sebagai merman -- makhluk yang dianggap manusia sebagai dongeng yang indah, bukan mimpi buruk. Ia menjadi musisi jalanan yang sedih dengan mata yang menampung semua kesedihan dunia. Ia duduk di tepi dermaga setiap senja, memetik harpa kecil yang terbuat dari kayu apung dan urat paus, memainkan melodi yang begitu menyayat hati hingga para turis yang lewat akan melemparkan koin ke dalam kotak terbukanya, tidak menyadari bahwa mereka sedang mendengarkan ratapan dari jiwa yang terkutuk.

Penyamaran merman ini adalah bentuk yang lebih dekat dengan wujud aslinya, nyaman namun terbatas. Untuk bergerak di dunia manusia -- menyewa kamar murah di penginapan French Quarter, atau sekadar membeli makanan -- ia harus melakukan pengorbanan yang lebih dalam. Ia harus melalui sebuah transformasi fisik yang brutal. Setiap kali ia perlu berjalan di antara mereka, ia akan mencari gang yang gelap atau kolong jembatan yang terlupakan.

Di sana, setelah memastikan tubuhnya benar-benar kering, proses mengerikan itu dimulai. Itu bukanlah ilusi; itu adalah alkimia biologis yang menyakitkan. Perubahan dimulai dengan rasa sakit yang membakar dari dalam, seolah-olah air laut di dalam darahnya mendidih. Ia merasakan setiap otot di ekornya ditarik dan dipelintir. Dengan suara robekan basah yang pelan, garis tipis akan muncul di sepanjang bagian tengah ekornya, lalu terbelah dua dari ujung sirip ke atas.

Sisik-sisik di sepanjang garis pemisah akan mengering, menjadi rapuh, dan rontok seperti serpihan mika, memperlihatkan kulit pucat yang baru. Daging dan tulang rawan merajut diri kembali dengan cepat, sementara tulang ekornya yang panjang berderak dan patah dengan suara yang memuakkan saat membentuk kembali struktur tulang paha dan tulang kering. Seluruh proses itu membuatnya gemetar hebat, dan saat selesai, ia akan memiliki sepasang kaki manusia yang lemah dan asing. Setiap langkah pertama terasa seperti berjalan di atas pecahan kaca.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang