The Crimson Masquerade [Wonhan]

133 13 0
                                        

Jeon Wonwoo as Lyron/Yoon Jeonghan as Ansel Dietrich, implied Kim Mingyu as Elias Vance/Yoon Jeonghan as Ansel Dietrich

Angst, Romance, Tragedy, Thriller/AU, Supernatural/NC-17

.

.

-<>-||-< The Crimson Masquerade >-||-<>-

.

.

.

Dendam adalah lautan dingin, dan Lyron telah berenang di dalamnya selama lima ratus tahun.

Ia adalah yang terakhir dari jenisnya, gema terakhir dari sebuah lagu yang pernah mengguncang samudra, sebuah melodi yang kini hanya dinyanyikan oleh ingatan. Ia masih ingat hari ketika laut menjadi merah. Bukan karena matahari terbenam, tetapi karena darah kaumnya. Ia, yang saat itu masih muda dan naif, bersembunyi di dalam celah karang yang sempit, tubuhnya gemetar menyaksikan kapal-kapal hitam Klan Dietrich -- seperti serangga air raksasa -- menjatuhkan jaring-jaring perak yang membakar kulit dan merobek sayap.

Ia mendengar lagu-lagu kaumnya, lagu-lagu yang bisa menenangkan badai dan menumbuhkan taman karang, berubah dari harmoni menjadi jeritan disonan, suara-suara indah yang dipelintir menjadi jeritan kesakitan saat harpun-harpun terkutuk yang diukir dengan mantera kebencian menemukan sasarannya. Ia melihat ibunya, sang Matriark Agung dengan sayap sekelam langit tengah malam, bertarung dengan amukan badai, menenggelamkan dua kapal dengan satu tarikan napas sebelum sebuah tombak perak menembus jantungnya.

Lautan menjadi sunyi sesudahnya, keheningan yang lebih memekakkan telinga daripada jeritan mana pun, keheningan yang dipenuhi oleh bau darah dan ozon dari sihir yang hancur. Sejak saat itu, lautan yang dulu menjadi rumahnya terasa seperti kuburan yang luas. Dan dendam menjadi sauhnya, satu-satunya hal yang menahannya agar tidak larut dalam kesedihan abadi. Kaumnya, para siren bersayap dari palung, bukanlah monster seperti yang ditulis dalam buku-buku manusia.

Mereka adalah komposer, seniman yang memahat ombak dengan suara mereka, penjaga keseimbangan di kedalaman yang gelap. Tapi Klan Dietrich tidak melihat seni; mereka hanya melihat piala, keanehan untuk ditaklukkan dan dipajang. Selama lima abad, Lyron telah mengumpulkan kekuatan, mempelajari cara musuhnya berjalan, berbicara, dan membenci. Ia belajar menyembunyikan wujud aslinya di balik fasad manusia.

Malam ini, dendamnya akan mencapai pantai.

Pulau Dietrich menjulang dari laut seperti gigi yang patah, sebuah benteng granit yang terus-menerus dicambuk oleh ombak Atlantik Utara. Di puncaknya, Kastil Stormhelm berdiri menantang langit, menara-menaranya yang runcing menusuk awan kelabu. Setiap Halloween, keluarga pemburu itu mengadakan Crimson Masquerade, sebuah perayaan sombong atas dominasi mereka terhadap dunia liar. Bagi para tamu -- kaum elit yang bosan dan haus akan hiburan eksotis -- itu adalah pesta topeng termegah setiap tahun.

Bagi Lyron, itu adalah altar pengorbanan. Ia datang dengan menyamar, sebuah topeng di atas topeng. Wujud aslinya adalah makhluk bersayap dari mimpi buruk, dengan sisik obsidian setajam serpihan kaca vulkanik dan cakar yang bisa merobek baja. Namun, untuk malam ini, ia adalah Tuan Leandros, seorang bangsawan Yunani yang eksentrik dan kaya raya, yang konon kekayaannya berasal dari artefak yang diselamatkan dari dasar laut.

Ia mengenakan wujud manusia yang telah ia sempurnakan; ramping, anggun, dengan kulit pucat yang seolah tidak pernah tersentuh matahari. Rambut hitamnya yang panjang diikat rapi dengan pita emas, dan matanya yang gelap memancarkan pesona melankolis yang tak tertahankan. Topeng porselen putih yang ia kenakan hanya menutupi bagian atas wajahnya, membiarkan bibirnya yang tajam dan senyumnya yang penuh rahasia terlihat jelas.

A Book of (Un)happy TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang