20. Peringatan

187 31 20
                                    

"Lo manusia kan? harusnya dengan kata-kata gue ini, lo udah paham apa yang gue maksud."

Mingyu dan Nancy sedang berada dihalaman belakang sekolah SMA Cendana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu dan Nancy sedang berada dihalaman belakang sekolah SMA Cendana. Mungkin ini adalah pertama kalinya mereka bertemu kembali, setelah hampir beberapa hari lalu mereka sangat jarang untuk bertemu. Jangankan bertemu, sekedar bertukar pesan atau melakukan video call saja sudah jarang.

Bukan karena hubungan mereka yang sedang renggang dan bermsalah. Melainkan lelaki itu yang memilih menghindar untuk bertemu dengan perempuan yang masih berstatus kekasihnya.

Mingyu benar-benar sudah muak dengan sikap proktektif Nancy kepadanya, yang semakin hari seperti mengekangnya. Hey, mereka bahkan masih pacaran. Bagaimana jika sudah melanjutkan ke jenjang yang lebih serius? bisa-bisa setiap hari akan ada petengkaran diantara mereka.

Dan sepertinya, hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengutarakan keinginannya. Yaitu putus.

Nancy menatap Mingyu yang sejak tadi hanya diam menatap lurus ke depan. Menarik tangan cowok itu lalu mengusapnya lembut. Mingyu sangat suka jika tangannya diusap lembut begini.

"Sayang, kamu kenapa sih? udah beberapa hari ini loh kamu cuekin dan menghindar dari aku."

"Aku punya salah sama kamu?"

"Banyak."

Mingyu melepaskan tautan tangan Nancy. Membalikan badannya hingga kini mereka berhadapan. Menatap lurus ke arah manik mata bewarna cokelat dengan tatapan datar. Bukan tatapan manja dan menggemaskan yang sebelumnya selalu ia perlihatkan.

"Kesalahan lo itu banyak Nan. Dari mulai-"

"Bentar-bentar. Kok kamu ngomongnya lo-gue sih? aku gak suka ya!"

Mingyu tersenyum sinis menanggapi, "Nah, salah satu hal yang bikin gue muak, lo selalu larang-larang gue ini itu. Sampai untuk ketemu sama temen-temen gue, lo gak ngebolehin."

"C'mon, lo cuma pacar gue. Bukan nyokap atau istri gue. Tapi lo bertindak, seolah-olah gue adalah peliharaan lo yang harus lo atur sana-sini."

Mendengar nada bentakan yang pertama kali ia dengar dari bibir Mingyu, lelaki yang sudah bersamanya setahun belakangan ini tega membentaknya? bahkan sekecil apapun kesalahan yang pernah ia perbuat pada Mingyu, lelaki itu tidak pernah semarah ini.

Telunjuk tangan Mingyu kemudian bergerak bebas menunjuk tepat diwajah gadis itu. Masa bodo jika setelah ini ia akan melihat wajahnya yang sudah basah karena ulahnya. Karena Mingyu sudah benar-benar tidak tahan dengan sikap childish Nancy.

WHY NOT? [Hiatus Bentar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang