Part 11 - Location

10.7K 1.2K 4
                                    

"Ulangi ucapanmu sekali lagi..." ujar Vincent.

Ekspresi wajah pria itu berubah drastis. Begitu dingin dan tidak terbaca. Gene tidak tahu apa yang ada di pikiran Vincent saat ini. Tapi jika dilihat dari sorot matanya yang begitu tajam, tampaknya pria itu ingin membakar sosok di balik BlackRiver hidup-hidup.

"Hmm...sinyalnya...berasal dari mansion ini." ujar Gene gugup.

"Apa kau bisa menemukan siapa orangnya?" ujar Jax.

"Akan kucoba." ujar Gene.

Gadis itu menghindari tatapan mata Vincent. Jari jemari Gene terlihat sedikit bergetar saat mengetik di atas keyboard. Gadis itu dapat merasakan aura yang begitu dingin dari sisi sebelah kanannya. Tampaknya saat ini, Vincent sedang menampakkan sosok 'gorgon'-nya, seperti yang dimaksud oleh Jax. Gene menggigit bibirnya. Kehadiran Vincent yang diselimuti amarah itu mengganggu konsentrasinya.

"Aku menemukannya. Perangkat kerasnya atas nama...Crawford, Lance." ujar Gene pelan.

Vincent memukul meja komputer itu dengan sangat keras, hingga memekakkan telinga Gene. Pria itu pun segera bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangan itu dengan langkah yang cepat. Dengan sigap, Jax keluar ruangan dan pergi menyusul Vincent. Sedangkan, Gene masih duduk dengan gugup di ruangan itu.

"Vince, tunggu!" teriak Jax.

Gene menghela nafas panjangnya. Gadis itu  menatap kedua tangannya yang masih bergemetar hebat. Entah sudah kesekian kalinya ia menghadapi amarah Vincent. Tidak ada yang tahu jika suatu saat nanti amarah itu akan membunuhnya.

Dari arah luar ruangan, terdengar kegaduhan yang membuat Gene begitu penasaran. Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk meninggalkan tempat duduknya dan melihat apa yang sedang terjadi di luar ruangan.

Dari kejauhan, Gene dapat melihat Vincent berjalan dengan sangat cepat, diikuti oleh Jax dari arah belakang. Vincent melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan kaca. Tiba-tiba saja, Vincent menarik kerah baju Lance lalu melancarkan serangan dadakannya.

Vingent memukul wajah dan tubuh Lance beberapa kali hingga Lance tumbang. Lantas, Vincent menyeret Lance keluar dari ruangan. Pria itu pun menjatuhkan Lance ke lantai lalu melancarkan pukulannya kembali. Gene terkejut melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Gadis itu pun menutup mulut dengan kedua tangannya agar jeritannya tidak terdengar oleh siapa pun.

"Tolong, ampuni aku, Tuan Zegna." ujar Lance sambil berusaha menutupi wajahnya.

Jax berlari dari arah belakang. Pria itu berusaha untuk menjauhkan Vincent dari Lance. Terlihat kekhawatiran di wajah Jax.

"Lepaskan!" teriak Vincent.

Jax melepas Vincent. Pria itu memandang Vincent dari arah belakang. Dari kejauhan, Jax menginsyaratkan kepada anak buah Vincent untuk segera memanggil Travis ke ruang itu. Perkelahian pun masuh berlanjut. Lance terlihat berusaha keras untuk melindungi bagian tubuhnya. Namun pria malang itu tidak terlihat membalas pukulan Vincent sekalipun dan Vincrnt pun tampak tidak peduli dengan teriakkan Lance yang menggema di seluruh ruangan.

Tak lama kemudian, Travis muncul dari arah pintu depan. Pria itu langsung menahan dan menarik tubuh Vincent dari belakang, dibantu oleh Jax. Akhirnya, Vincent pun berhenti memukuli Lance.

"Vince, sadarlah!" ujar Travis. "Apa yang terjadi?"

Vincent terdiam. Nafasnya terlihat terengah-engah. Pria itu tampaknya berusaha mengatur emosinya. Jax menghampiri Travis dan Vincent. Jax pun menceritakan semuanya pada Travis.

"Bawa Lance ke dalam ruang kaca itu." ujar Travis kepada anak buahnya.

Vincent menatap Lance dari kejauhan. Kedua matanya tidak melepaskan pandangan dari pria malang itu. Tampak buku-buku tangan Vincent dilumuri dengan darah. Entah itu darahnya atau darah Lance, Gene pun tidak tahu.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang