Part 26 - Oxygen

9.6K 1K 5
                                    

"Vince? Vince!" teriak Gene.

Air semakin tinggi dan mengisi ruang mobil itu. Gene berusaha membuka sabuk pengamannya namun rasanya begitu berat dan sulit. Gene melihat ke arah depan. Gadis itu dapat melihat gelapnya dasar sungai melalui kaca depan mobil sport itu.

'Celaka! Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan??' batin Gene.

Gene menggoncang-goncangkan tubuh Vincent sekali lagi. Namun tidak ada respon sedikitpun dari pria itu. Tampaknya luka di kepala pria itu cukup parah. Air pun terlihat mulai meninggi dan kini sudah mencapai pinggul Gene.

"Hah!" teriak Vincent.

Tiba-tiba, Vincebt pun tersadar. Pria itu memegangi luka di kepalanya, pusing dan sakit yang bukan main rasanya. Vincent melihat keadaan di sekelilingnya. Mobil itu hampir sepenuhnya tenggelam. Pria itu pun menoleh ke arah Gene.

"Apa kau baik-baik saja?" ujar Vincent.

Gene hanya mengangguk. Sejujurnya, gadis itu sedikit lega ketika melihat Vincent tersadar. Setidaknya, ia tidak terkurung sendirian di dalam mobil yang sudah hampir tenggelam itu.

Vincent menarik sabuk pengaman yang mengikat tubuhnya dengan keras sehingga terlepas. Pria itu pun menariknya lalu melepaskan sabuk pengaman yang mengikat tubuh Gene dengan cepat. Vincent menoleh ke arah kanan dan kirinya. Lalu dengan gerakan spontan, pria itu berusaha memecahkan kaca jendela dengan menggunakan sikunya.

Tidak ada tanda-tanda kaca jendela itu rusak atau pecah, apalagi ketika melihat ketinggian air sudah mencapai kaca jendela. Vincent beralih ke jendela belakang dan kembali berusaha memecahkan kaca jendelanya. Namun hasilnya nihil. Pria itu tampak mencari senjata apinya, tampaknya terlempar saat mobil itu terjun dari atas jembatan.

Di samping itu, Gene tampak hanya terdiam. Tubuhnya sudah menggigil hebat. Suhu air sungai itu begitu dingin, hingga rasanya seperti jarum yang menusuk-nusuk kulit Gene. Gadis itu hanya berusaha untuk mengatur nafasnya agar lebih teratur. Ia pun sesekali terlihat menghangatkan tubuhnya agar tetap dalam suhu yang normal.

"Di bawah kursimu ada peralatan." ujar Vincent.

Gene berusaha meraih peralatan itu namun ujung jarinya pun bahkan tidak menyentuhnya. Tampaknya gadis itu harus sedikit membenamkan kepalanya agar ia dapat meraih peralatan itu. Gene pun menarik nafas panjang dan segera membenamkan kepala serta tubuhnya.

Dengan perlahan, Gene meraba area bawah kursi joknya dan menemukan sebuah tas lipat yang berisi sejumlah peralatan. Gene pun menyembulkan kepalanya lalu memberikan tas itu kepada Vincent.

Pria itu membuka tas kecil itu dan mengeluarkan sebuah kunci inggris dari sana. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Vincent memukul kaca jendela itu berulang-ulang. Namun hanya terjadi retakan kecil di kaca itu. Sementara itu, Gene mencoba untuk memecahkan kaca dengan peralatan lain yang ada di dalam tas itu. Gadis itu bahkan menendang-nendang kaca jendela yang ada di sebelahnya.

Tak terasa, ketinggian air sudah mencapai leher Gene. Gadis itu tampak berusaha untuk mengatur oksigennya. Kakinya pun tetap menghentak-hentakkan kaca jendela, walaupun tampaknya sia-sia.

Crasssshhh!

Air mulai masuk melalui celah kaca jendela rusak akibat tembakan senapan mesin itu. Vincent dan Gene pun tampaknya kehabisan waktu untuk mencari jalan keluar. Pria itu tidak berhenti memukuli kaca jendela yang mulai terlihat retak. Tak lama kemudia, kaca itu pun mulai pecah. Melihat kesempatan itu, Gene mengambil peralatan lainnya dan membantu Vincent memecahkan kaca jendela itu.

Pecahan itu tampak semakin besar. Namun sayangnya, mobil itu sudah sepenuhnya tenggelam ke dalam sungai. Air sudah sepenuhnya membanjiri ruang dalam mobil. Keduanya pun sudah tidak memiliki ruang oksigen lagi.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang