Part 55 - Burn in Hell

7.7K 707 13
                                    

Berkali-kali Gene menelirik jam pada layar laptopnya. Waktu yang dimiliki oleh gadis itu sudah semakin menipis, namun belum juga ada titik terang. Gene belum menemukan cara untuk menembus sistem Greco itu.

Greco adalah sebuah sistem pengaman yang memiliki teknologi termutakhir. Dikembangkan oleh Aaron Rodgers, seorang pakar teknologi dan komputer asal Amerika. Sistem itu dirancang dan dikembang selama bertahun-tahun lamanya. Lalu, Vincent dengan mudahnya memerintahkan Gene untuk meretasnya hanya dalam dua hari? Dasar pria gila tidak tahu diri! Selalu saja bertindak seenaknya. Gene sangat menyukai komputer dan teknologi. Gadis itu dapat duduk berjam-jam di depan komputer. Namun bukan berarti Gene dapat meretas sebuah sistem hanya dalam kurun waktu dua kali dua puluh empat jam!

Gene menatap ke arah jendela kaca yang besar itu. Dubai terlihat sangat cantik, bahkan di malam hari. Gene telah menghabiskan begitu banyak rokok ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh Vincent ini. Kepala gadis itu hampir saja meledak karena memikirkan cara bagaimana menembus sistem Greco.

Tiba-tiba, Gene teringat sesuatu. Gadis itu pun segera meletakkan rokok yang sedang dihisapnya dan kembali menyentuh keyboard laptopnya. Gene mendapatkan sebuah ide cemerlang untuk masuk ke dalam sistem Greco dan membuka aksesnya.

Klik!

"Ber...hasil..." gumam Gene.

Gadis itu menatap layar laptopnya sambil mencengkram kuat rambut brunette-nya. Gene tidak menyangka bahwa ia berhasil masuk ke dalam sistem itu. Setelah bersusah payah untuk masuk ke dalam sistem sialan itu, akhirnya Gene memdapatkan titik terang.

"Ya, Tuhan...Ini benar-benar berhasil." ujar Gene.

Gene menutup mulut dengan kedua tangannya. Gadis itu tidak percaya jika ia berhasil menembus masuk ke dalam sistem Greco. Sebuah keajaiban bagi Gene dapat masuk ke dalam sistem yang terkenal maha kompleks dan aman ini. Senyum di wajah gadis itu pun kini tampakn mengembang sempurna.

"Baiklah, langkah selanjutnya....tinggal membuka aksesnya." ujar Gene.

Gene memperbaiki posisi kacamatanya lalu kembali memfokuskan dirinya kembali ke layar laptop itu. Tak lama kemudian, Jax membuka pintu kamar Gene dan melangkah masuk ke dalam kamar gadis itu.

"Gene? Vincent memintamu bersiap untuk ikut bersamanya." ujar Jax.

Gene terlihat sangat fokus dengan laptopnya sehingga tidak mendengar ucapan Jax sedikit pun. Jax pun menyadari jika Gene tidak mendengarnya. Pria itu melangkah maju dan menghampiri Gene.

"Apa kau bisa mendengarku, Geneviève Ross?" ujar Jax .

Jax terlihat sedikit kesal kepada Gene. Pria itu pun berbicara dengan nada yang cukup tinggi agar gadis itu dapat mendengar ucapannya lebih jelas. Mendengar suara Jax yang begitu dekat dengan telinga Gene, membuat konsentrasi gadis itu menjadi buyar.

"Jeez, Jax!" ujar Gene sambil menutup sebelah telinganya. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku sudah memanggilmu sejak tadi." ujar Jax kesal. "Vincent memintamu bersiap-siap untuk ikut bersama dengannya."

"Ke mana?" ujar Gene.

"Entahlah. Ia tidak memberitahuku." ujar Jax.

Gene menatap Jax dengan heran. Kemana lagi pria arogan itu akan membawanya pergi? Gadis itu pun memutuskan untuk menggunakan kemeja oversized, tanktop hitam dan celana pendek jeans favoritnya. Gene membiarkan seluruh kancing kemejanya itu terbuka dan menjadikannya sebagai outer. Ali-alih menggunakan gaun panjang yang menyapu lantai marmer, gaya seperti inilah yang disukai oleh Gene.

Gadis itu pun segera menghampiri Vincent sambil membawa laptop kesayangannya. Entah mengapa, Vincent meminta gadis itu untuk membawa serta laptopnya.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang