Part 45 - Run and Hide

7.6K 776 4
                                    

Hari ketujuh.

Hari terakhir bagi Antoine untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pria itu tampak menghabiskan setiap detiknya untuk merakit bom yang dibutuhkan oleh Vincent. Di samping pria itu, tampak Gene yang sedang sibuk memainkan jari jemarinya di atas keyboard komputernya. Gadis itu tampak tidak melepaskan kedua matanya dari layar besar yang ada di hadapannya. Sesekali, Gene tampak memperbaiki posisi kacamatanya yang merosot dari batang hidungnya.

Tubuh dan kedua mata Gene terasa benar-benar lelah kali ini. Ingin sekali rasanya, Gene menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bath tub yang berisi air hangat  Jika saja bukan ulah pria arogan itu, mungkin kini Gene dapat dapat berbaring dengan nyaman di kamar hotelnya.

Sudah tujuh hari Gene tidak melihat batang hidung Vincent. Entah kemana pria itu pergi. Gene menoleh ke pojok ruangan dan terlihat sebuah kamera pengawas terpasang di dinding dan mengarah tepat ke arah gadis itu berada. Sejak masuk ke dalam gudang tua ini, Gene menghitung ada sebanyak lima, bahkan hampir sepuluh buah kamera pengawas yang terpasang di seluruh penjuru ruangan. Belum lagi yang berada di area luar gudang. Benar-benar terasa seperti di dalam penjara.

Gene tahu betul, walaupun secara fisik, Vincent tidak berada di sana, namun melalui kamera pengawas dengan jumlah yang banyak itu, Vincent memastikan Gene dan Antoine tidak akan melakukan hal bodoh di belakangnya. Program yang sedang Gene rencanakan saat ini dapat dikatakan cukup menyita pikiran dan energinya. Dengan waktu yang terbilang sangat singkat, gadis itu harus merancang sesuatu yang belum pernah ia buat sebelumnya. Dan juga menyingkronkannya dengan alat yang dibuat Antoine. Titah baginda raja Vincent Kyle Zegna ini memang luar biasa.

Gene meregangkan tubuhnya dan mengangkat kedua tangannya ke udara untuk melepas nyeri di tubuhnya akibat terlalu banyak duduk. Gadis itu menatap ke arah kayar komputer dan memangku kedua tangannya.

Braaaak!

Sebuah suara yang cukup keras terdengar dari arah pintu masuk gudang tua itu. Gene menoleh ke arah kanan dan kirinya. Namun, suasana di gudang tua itu tampak hening. Suara itu begitu mencurigakan. Gene menoleh ke arah Antoine dan keduanya pun saling melempar tatapan. 

"Suara apa itu?" ujar Antoine.

"Entahlah." ujar Gene. "Aku akan memeriksanya."

Gene melangkah keluar dari ruangan kaca itu. Gadis itu menoleh ke segala arah untuk mencari sumber suara. Gene berjalan mendekati pintu masuk utama dan tidak mendapati seseorang atau sesuatu di sana.

"Halo?" ujar Gene. "Apa ada orang di sana?"

Tidak ada jawaban sama sekali. Tampaknya ada yang tidak beres di tempat ini. Gene pun memberanikan diri untuk berjalan lebih dekat lagi ke arah pintu masuk utama. Dan akhirnya, gadis itu berhenti tidak jauh dari pintu masuk utama.

Aneh.

Gene tidak melihat satupun anak buah buah Vincent yang berjaga di area pintu masuk itu. Biasanya, di area ini setidaknya ada dua hingga tiga orang pria bersenjata yang berjaga dengan siaga. Tiba-tiba, tubuh Gene membeku dan kedua mata gadis itu terbelalak. Tampak tetesan-tetesan darah jatuh di atas lantai keramik itu. Rasa penasaran Gene begitu kuat. Gadis itu pun menyusuri asal muasal tetesan dari itu.

Kedua kaki Gene begitu lemas ketika melihat tubuh kedua orang anak buah Vincent itu tergelak di atas lantai dan bersimbah darah. Gadis itu memberanikan diri menghampiri kedua pria itu untuk memeriksa apakah keduanya masih hidup atau tidak.

Dingin...kedua tubuh itu sudah mulai dingin. Terlalu banyak darah yang keluar dari tubuh kedua anak buah Vincent itu. Gene pun segera meninggalkan tempat tersebut dan berlari ke arah Antoine.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang