Part 54 - Busted

8.1K 732 9
                                    

Gene menatap pria yang kini sedang berbaring di sebelahnya. Gadis itu pun menyentuh tubuh atletis Vincent menggunakan ujung jarinya dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan pria itu.

'Semua ini nyata.' batin Gene.

Gene dapat merasakan hangatnya tubuh pria itu melalui ujung jari telunjuknya. Apa yang dilihat Gene saat ini bukanlah sekedar halusinasi belaka seperti tempo hari. Sosok Vincent yang ada di hadapannya saat ini benar-benar nyata. Tidak henti-hentinya gadis itu menatap wajah tampan Vincent. Cahaya lampu dari ujung ruangan yang sedikit menyinari wajah pria itu pun membuat Vincent terlihat bak model papan atas. Tubuh Vincent yang dipenuhi tato itu pun terekpos dengan sempurna dari balik selimut putih itu.

Entah sudah berapa lama Gene dan Vincent menghabiskan waktu di kamar itu. Tirai jendela pun masih tertutup dengan rapat sehingga gadis itu tidak mengetahui waktu saat ini. Gene memutar tubuhnya dan menatap ke arah langit-langit. Terperangkap bersama seorang Vincent Kyle Zegna bukanlah perkara mudah. Sejak gadis itu terjebak dalam sebuah  petualangan gila ini bersama Vincent, tampaknya sudah lebih dari dua kali Gene berada di ujung kematian.

Gene menyingkap selimut putih itu dan menatap tubuhnya yang dipenuhi dengan luka-luka. Kulit tubuhnya tidak semulus dulu lagi dan saat ini, terlihat sangat menggelikan menurut gadis itu. Gene menyentuh luka tembak yang ada di perutnya. Seketika, gadis itu dapat membayangkan kembali bagaimana rasanya timah panas itu menembus kulit dan dagingnya.

Dan semalam, Gene kembali melakukan tindakan bodohnya dengan memancing amarah Vincent dan dengan sukarela meletakkan senjata api pria itu di kepalanya sendiri. Saat itu, Gene memang dalam kondisi setengah sadar dan diselimuti dengan emosi sehingga tidak dapat berpikir dengan jernih. Namun  ketika gadis itu memikirkan kembali tindakan gegabahnya itu, muncul rasa penyesalan dan ketakutan dalam dirinya. Bagaimana jika Vincent benar-benar menarik pelatuknya?

Entah darimana keberanian Gene yang begitu besar itu muncul. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh gadis itu, jika ia akan dengan lantang membalas ucapan Vincent bahkan menampar wajah pria itu dengan cukup keras. Padahal sesungguhnya, rasa takut Gene sangatlah besar terhadap pria itu.

Gene menatap kembali luka di tubuhnya itu. Luka itu belum benar-benar sembuh. Apalagi setelah kakak kandung Juan Carlos kembali memukuli tubuh Gene sehingga membuat luka itu kembali terbuka.

Tiba-tiba, Gene dikagetkan dengan suara dering ponsel dari atas meja nakas yang membuyarkan lamunan gadis itu. Tampaknya suara itu berasal dari ponsel Vincent. Muncul rasa penasaran dalam diri Gene untuk mengintip ponsel pria itu walaupun hanya sedikit. Gadis itu ingin mengetahui aktivitas Vincent selama tidak bersama dengannya.

Tring!

Dengan sangat perlahan, Gene berusaha untuk menyingkap selimut tebal itu dan beranjak mendekati meja nakas yang berada di samping ranjang. Gadis itu tidak melepaskan tatapannya dari Vincent dan mengawasi kalau-kalau pria itu terbangun.

Gene menggeser tubuhnya dengan sangat pelan. Sesekali, gadis itu menoleh ke arah Vincent untuk memeriksa apakah pria itu sudah bangun atau belum. Tampak dua buah ponsel berwarna hitam dan putih tergeletak di atas meja nakas. Gene tampak ragu dan berpikir untuk memilih ponsel mana yang akan ia periksa terlebih dahulu. Gadis itu pun akhirnya meraih ponsel berwarna hitam dan menggeser layarnya.

'Sial! Terkunci!' batin Gene.

Layar ponsel itu tampak terkunci dan membutuhkan kode pin atau sidik jari Vincent untuk mengaksesnya. Gene mencoba memasukkan kode pin yang terdiri dari enak angka itu namun hasilnya nihil. Ponsel itu tetap tidak terbuka.

Tak lama kemudian, ponsel putih itu pun berbunyi dan menampilkan notifikasi pada layarnya. Gene menoleh ke arah nakas dan meraih ponsel berwarna putih itu. Gene berusaha membacanya dengan cepat sebelum notifikasi itu menghilang dari layar ponsel.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang