Part 66 - About Time

7.4K 757 10
                                    

Miguel tampak menyesap secangkir kopi dari dalam sebuah cangkir. Sesekali pria itu terlihat menghisap lalu mengepulkan asap cerutunya ke udara. Sesuai dengan prediksi Vincent sebelumnya, Miguel kini sedang berada di Bravos untuk menemui Sebastian Lugossi. Pria itu tampak melakukan sebuah pertemuan dan berusaha untuk membujuk Sebastian agar mau mendukungnya menghancurkan Vincent.

"Apakah itu alasanmu menginjakkan kaki di mansionku ini, Angelo?" ujar Sebastian. "Meminta dukunganku untuk menjatuhkan Zegna?"

"Tentu saja bukan hanya itu, Seb." ujar Miguel sambil tertawa canggung. "Aku juga berniat untuk membeli senjatamu dalam jumlah banyak."

Sebastian menghisap cerutunya dan memandang pria di hadapannya itu dengan intens. Tawaran yang diajukan oleh Miguel memang sangat menarik. Kesempatan untuk menjatuhkan seorang Vincent Kyle Zegna, bahkan membunuhnya? Sungguh ajakan yang sangat menggoda bagi Sebastian. Namun, pria itu terlihat sedikit ragu.

"Jadi, apakah kau akan memberikan dukunganmu kepadaku, Seb?" ujar Miguel.

"Entahlah." ujar Sebastian. "Jujur saja, walaupun aku tidak menyukai keparat itu, namun aku enggan berurusan dengannya."

Mendengar penuturan dari Sebastian Lugossi membuat Miguel mengeraskan rahangnya dan mengusap dahinya. Pria itu tampak tidak puas dengan jawaban dari Lugossi. Namun Miguel tidak patah arang. Pria itu pun tampak mencoba untuk membujuk Sebastian sekali lagi.

"Ayolah, Seb." ujar Miguel. "Kau tahu bukan kalau aku menyukaimu."

Miguel terlihat terus melancarkan aksinya untuk menggoyahkan hati Sebastian. Perbincangan itu pun terlihat cukup alot. Miguel benar-benar mengerahkan seluruh energi dan kemampuannya untuk membujuk Sebastian.

Selang beberapa waktu kemudian, Miguel berjalan keluar dari mansion itu dengan terburu-buru. Pria itu pun melempar puntung cerutunya ke lantai teras mansion itu lalu melangkah masuk ke dalam mobil.

"Dasar tua bangka keparat!" teriak Miguel. "Tidak tahu diuntung!"

"Melihat ekspresimu, tampaknya Lugossi menolak bekerja sama dengan kita, huh?" ujar Zarko.

Wajah Miguel tampak merengut. Sejak pria itu masuk ke dalam mobil, entah sudah berapa benda yang di lempar ke sembarang arah olehnya. Miguel ingin sekali merusak mansion itu. Jika saja, Sebastian Lugossi bukanlah pria terpandang di Romania, tentu Miguel pasti sudah melayangkan pukulannya ke wajah pria itu.

"Cih! Pria itu adalah seorang pengecut." ujar Miguel. "Sebastian tidak memiliki nyali untuk menghadapi Zegna."

"Kemana kita sekarang?" ujar Zarko.

"Antar aku kembali ke Bukares." ujar Miguel. "Ada urusan yang harus kuselesaikan."

Tak lama kemudian, mobil yang ditumpangi oleh Miguel dan Zarko pun mulai bergerak keluar dari mansion itu. Miguel tampak meraih segelas bourbon dan meneguknya hingga tak bersisa. Bukan sebuah awal yang baik untuk mengawali hari. Suasana hati Miguel pun langsung berantakan tatkala mendengar keputusan Sebastian untuk menolak ajakannya.

"Lalu, apa kita akan menghadapi Zegna sendirian?" ujar Zarko. "Kau lihat apa yang dilakukan pria itu kepada kita tempo hari."

Miguel tentu tidak melupakan hari bersejarah itu, di mana Vincent mempermalukan dan menghancurkan gudang senjata miliknya. Mengingat insiden itu kembali saja membuat emosi pria itu semakin memuncak.

Miguel tampak meremas pemantiknya dengan keras. Semua permasalahan ini tampak semakin kusut dan membuat kepala pria itu menjadi pusing. Tak lama kemudian.....

Brakkkk!

Tiba-tiba saja, mobil Miguel dihantam oleh sesuatu dengan sangat keras. Mobil itu bergerak tak terarah hingga akhirnya tergelincir keluar dari jalur. Tak lama kemudian, mobil itu pun dihujani dengan tembakan dan memaksa Miguel untuk tetap menundukkan kepalanya.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang