Part 61 - Hiraeth

7.4K 757 7
                                    

'Geneviève....'

"Vince?" gumam Gene.

Gene menoleh ke segala arah dan mencari sosok Vincent. Gadis itu yakin betul jika itu adalah suara Vincent yang begitu khas dengan suara beratnya. Gene tampak berada di dalam sebuah ruangan gelap yang tidak terlihat batasnya. Gadis itu terlihat sedang berdiri di atas air yang terasa sangat dingin.

Gene memberanikan dirinya untuk berjalan dan  mencari sumber suara yang memanggilnya itu. Entah bagaimana gadis itu bisa berada di dalam ruangan gelap itu. Gene tidak peduli. Gadis itu tampak fokus mencari sumber suara yang memanggil namanya dan ia sangat berharap jika itu adalah Vincent.

'Geneviève...'

Gene kembali menoleh ke setiap arah dan berusaha sosok dari suara itu. Namun, tidak ada siapa pun di ruangan itu. Tampaknya, sumber suara itu berasal dari arah yang berlawanan. Seketika, gadis itu pun terlihat begitu bingung.

"Vince...Apakah itu kau?" ujar Gene.

Suara gadis itu tampak menggema ke seluruh penjuru ruangan. Namun, Gene tidak mendengar ada jawaban apapun. Tak lama kemudian, tampak sebuah pintu terbuka dan semburat cahaya itu terlihat tepat di depan Gene. Gadis itu pun segera berlari dengan cepat menuju pintu itu. Ada sedikit kelegaan di dalam diri gadis itu karena melihat secercah harapan untuk keluar dari ruangan gelap tanpa batas itu.

Tiba-tiba, kedua kaki Gene berhenti melangkah. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat Vincent berdiri di ambang pintu. Pria itu menatap Gene dengan ekspresi dinginnya yang begitu khas. Seketika, air mata gadis itu pun menggenang di pelupuk matanya dan tanpa sadar, mengalir dengan deras di pipinya.

"Vince? Akhirnya kau datang...." ujar Gene.

Begitu lega rasanya ketika Gene melihat Vincent. Gadis itu yakin jika Vincent akan menyelamatkan dan membawanya pergi dari tempat itu. Namun, tiba-tiba, sebuah rantai besar membelenggu kedua kaki Gene. Gadis itu berusaha bergerak tapi tampaknya sulitnya sekali. Hanya sedikit lagi Gene bisa menggapai Vincent.

"Tolong aku, Vince" ujar Gene. "Tolong, bebaskan aku dari tempat ini."

Gene merangkak dengan perlahan. Tubuhnya terasa begitu sakit, namun gadis itu terus memaksaan dirinya untuk bergerak mendekati Vincent. Gene mengulurkan tangannya agar Vincent dapat memegang dan menarik tangannya. Namun, pria itu tampak diam dan tidak menyambut tangan Gene. Vincent hanya memandangi wajah Gene dengan tatapan kosong.

"Vince, raih tanganku!" ujar Geneviève.

Lagi-lagi, Vincent hanya terdiam. Pria itu tidak menggubris ucapan Gene sedikit pun. Tak lama kemudian, Vincent tampak memegang pintu itu dan menutupnya dengan perlahan. Cahaya dari arah pintu itu pun sedikit demi sedikit tertutup dan membuat ruangan tanpa batas itu pun kembali gelap.

Gene masih mengulurkan tangannya. Gadis itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Vincent tampak  mengabaikan dan meninggalkannya di tempat itu. Tubuh Gene pun membeku.

"Vince!" teriak Gene.

.

.

.

"Vince!" teriak Gene lagi.

Gene membuka kedua matanya. Untuk kesekian kalinya, gadis itu memimpikan Vincent. Akhir-akhir ini, pria arogan itu selalu muncul di dalam mimpi Gene. Apakah Gene merindukan Vincent? Entahlah. Gadis itu pun tidak yakin dengan perasaannya saat ini. Namun, satu yang pasti, Gene selalu merasa aman jika sedang bersama Vincent. Pria itu selalu menyelamatkan nyawa Gene.

Gene menatap ke arah atas. Tampak sebuah langit-langit ruangan yang sudah kusam. Entah sudah berapa lama Gene berada di dalam ruangan itu. Rasanya begitu lama. Satu minggu? Atau bahkan dua minggu? Gene tidak tahu pasti. Namun, terasa begitu lama.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang