Part 13 - Alexei

10.8K 1.2K 16
                                    

Moskow - 8.35 pm

Langit terlihat sudah gelap. Tidak ada bintang yang bertaburan seperti malam sebelumnya. Langit hari ini cenderung mendung walaupun tidak turun hujan. Sebuah pesawat pribadi berwarna putih terlihat mendarat dengan sempurna di landasan Bandar Udara Internasional Sheremetyevo, Moskow.

Tak lama kemudian, pintu pesawat itu terlihat terbuka. Beberapa pria berpakaian hitam tampak turun menyusuri tangga dan mengamankan perimeter serta mempersiapkan beberapa mobil.

Vincent, Jax dan Travis terlihat turun menyusuri tangga, disusul oleh Gene. Gadis itu terlihat kesulitan menuruni tangga dengan menggunakan gaun panjang dan sepatu hak tinggi yang sudah dipersiapkan oleh Vincent sebelumnya. Jax dan Travis masuk ke dalam mobil sedan yang terparkir di paling depan. Sedangkan Vincent masuk ke dalam mobil yang berbeda.

"Silahkan masuk, Nona." ujar seorang pria berpakaian rapi.

Dengan enggan, Gene melangkah masuk ke dalam mobil sedan mewah itu dan duduk di samping Vincent. Tak lama kemudian, keempat mobil sedan itu pun bergerak meninggalkan bandara. Di dalam mobil, Gene dan Vincent tidak saling berbicara satu sama lain. Gene hanya memandang keluar mobil dan melihat suasana kota Moskow di malam hari. Sedangkan Vincent tampak sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Kau terlihat cantik, Geneviève." ujar Vincent memecah keheningan.

Gene melirik dengan heran ke arah Vincent. Pria itu berbicara tanpa mengalihkan padangan dari ponselnya sedikitpun. Gene tampak takjub dengn Vincent. Pria itu benar-benar diluar dugaan. Gene bahkan mengira Vincent sedang dalam keadaan mabuk karena terlalu banyak menenggak whiskey.

"Tak kusangka kau bisa berubah menjadi wanita anggun jika didandani." ujar Vincent.

Pria itu meletakkan ponselnya lalu melempar tatapan dinginnya ke arah Gene. Namun gadis itu tetap memandang ke arah luar jendela. Gene tidak merasa tersipu sedikitpun dengan gombalan yang dilontarkan oleh Vincent. Bagi gadis itu, Vincent hanyalah lelaki kejam dan brengsek yang sedang menculiknya.

"Aku tidak peduli." ujar Gene ketus.

Tak lama kemudian, mobil sedan yang ditumpangi Gene dan Vincent itu berhenti dan terpangkir sempurna di depan sebuah lounge mewah. Seorang pria membukakan pintu mobil untuk Gene. Gadis itu pun melangkah turun dari mobil dan berjalan bersama dengan Vincent. Seorang pria kekar tampak membukakan pintu untuk keduanya.

"Selamat malam, Tuan Zegna. Silahkan masuk,  kedatangan Anda sudah ditunggu." ujar seorang pelayan wanita. "Mari, ikuti saya."

Gene dan Vincent berjalan mengikuti pelayan wanita itu lounge dan bar itu terlihat cukup ramai. Ketiganya menyusuri lorong panjang dengan penerangan yang dapat dikatakan minim. Didominasi dengan warna hitam dan coklat, membuat tempat itu terlihat semakin misterius. Pelayan itu pun akhirnya berhenti di depan sebuah pintu berwarna hitam dan emas. Tampak ukiran naga terpatri di depan pintu masuk itu.

"Silahkan masuk, Tuan." ujar pelayan wanita itu.

Vincent pun melangkah masuk dengan mantap, sedangkan Gene mengikuti langkah pria itu dengan ragu. Di dalam ruangan itu terlihat beberapa pria dengan setelan jas rapi dan beberapa wanita berpakaian minim sedang meneguk minuman sambil tertawa-tawa. Pria-pria itu terlihat seperti pria hidung belang yang sedang dihibur oleh wanita penghibur.

Satu hal yang membuat Gene waspada, mereka semua memiliki senjata di balik setelan jas mahal itu. Entah siapa dikunjungi oleh Vincent, namun tampaknya mereka semua sama bahayanya dengan Vincent.

"Vince! Akhirnya kau datang juga!"

Salah satu dari pria-pria tersebut berdiri dan menghampiri Vincent. Pria itu miliki wajah yang tegas, tampan, berambut hitam, dan memiliki tubuh yang bidang. Hampir mirip dengan Vincent.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang