Setelah insiden di jurang itu, Vincent dan Gene pun segera beranjak ke pusat kota dan pergi mencari telepon untuk menghubungi Travis. Selang beberapa jam kemudian, akhirnya kedua nya pun bertemu dengan Travis di titik penjemputan lalu ketiganya pun segera berangkat menuju tempat yang aman, yang telah di persiapkan oleh Travis.
Kini, sudah dua hari sejak kematian Miguel yang tragis itu, Vincent dan Gene pun telah berada di dalam sebuah rumah yang dijaga dengan ketat. Keduanya pun sedang menerima perawatan yang intensif, terutama luka tembak di bahu Vincent.
Malam itu merupakan malam terakhir mereka berada di Rumania. Tampaknya semua permasalahan telah berhasil diselesaikan. Isi kargo-kargo itu, Miguel, dan semua yang terjadi selama ini, telah dituntaskan oleh Vincent.
Saat ini, Vincent terlihat duduk di atas sebuah sofa besar sambil menyesap bourbon-nya. Pria itu pun bersantai dan mengistirahatkan tubuhnya di atas sofa itu. Tubuhnya masih terasa sangat lelah, apalagi setelah berjuang mati-matian untuk menyelamatkan nyawanya dan juga Gene.
Tak lama kemudian, Travis terlihat menghampiri Vincent sambil membawa sebuah tablet di tangannya. Pria itu pun tampak menunjukkan hasil investigasinya selama beberapa hari ini kepada Vincent.
"Apakah koper berisi plat titaniumndan super chip itu sudah kau amankan?" ujar Vincent.
"Tentu. Koper itu kini berada di dalam kamarmu." ujar Travis.
Travis tampak berbicara kepada Vincent sambil menunjukkan beberapa dokumen penting kepada pria itu. Namun, tampaknya Vincent tidak terlalu menggubris ucapan Travis. Entah sudah beberapa menit berlalu, Vincent tidak mengalihkan sedikit pun tatapannya dari Gene. Pria itu tampak fokus menatap ke arah Gene yang kini berada tidak jauh dari tempatnya.
"Apa kau baik-baik saja, Vince?" ujar Travis. "Apa yang sedang kau pikirkan?"
Tampaknya Travis menyadari bahwa Vincent tidak mendengarkan ucapannya dengan baik sejak tadi. Vincent terlihat tidak henti-hentinya menatap Gene dari kejauhan.
"Apa kau tahu, Trav? Miguel Angelo bukan hanya sekedar musuh bagiku sejak lama, Trav." ujar Vincent. "Pria itu juga pernah menjadi temanku. Teman baikku."
Tiba-tiba saja, Vincent membuka mulutnya tanpa mengalihkan sedikit pun pandangannya dari Gene. Gadis itu benar-benar menyita perhatian Vincent sepenuhnya. Di sisi lain, Travis pun terlihat memperhatikan Vincent dengan seksama.
"Tapi, aku harus melakukan semua itu. Tidak ada jalan lainnya lagi." ujar Vincent.
Tidak ada jalan lain. Itulah salah satu hal yang berkecamuk di kepala Vincent sejak tadi. Semuanya serba salah. Jika ia tidak membunuh Miguel, maka bajingan itu akan terus mengganggu hidup Vincent dan yang lebih parah, akan melakukan apapun untuk menyakiti Gene. Namun, jika ia membunuh Miguel, maka ini akan menjadi awal yang baru bagi peperangan lainnya.
"Vince...jangan bebankan semua ini kepada dirimu sendiri." ujar Travis. "Semua ini memang harus diselesaikan."
Vincent menoleh ke arah Travis dan menatap pria itu dengan lekat. Wajah pria itu terlihat sangat lelah. Ingin sekali rasanya pria itu menumpahkan semua pikiran dan isi hatinya kepada Travis. Namun, Vincent tidak tahu harus memulainya dari mana.
"Ini belum selesai, Trav." ujar Vincent. "Ini hanyalah sebuah permulaan."
Travis tampaknya tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pria itu. Belum selesai? Permulaan? Bukankah dengan membunuh Miguel, maka semua permasalahan telah berhasil dipecahkan? Tak lama kemudian, Vincent pun melempar tatapannya kembali ke arah Gene, yang kini terlihat sedang bercanda dengan Jax. Gadis itu terlihat begitu ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven on Earth
ActionGene & Vincent (Series) - #Seri 1 Geneviève Lorraine Ross Gadis tomboy yang juga merupakan seorang peretas handal, bersedia melakukan apapun untuk Noah, adik lelakinya tersayang dan juga teman-temannya agar mereka tetap selamat. Namun, ia harus berh...