Part 30 - Lo Encontrè

8.8K 907 7
                                    

The Westin Palace Hotel - 7.34 pm

Setelah insiden pengancaman terhadap Pedro Sanchèz di Kantor Pengawasan Lalu Lintas Madrid kemarin malam, Gene tidak melepaskan kedua mata birunya dari layar laptop. Jari jemarinya tidak berhenti menari dengan indah di atas keyboard laptop kesayangannya itu. Sesekali Gene tampak memperbaiki kacamatanya yang turun dari batang hidungnya.

"Argh!" ujar Gene.

Gadis itu mendorong kedua tangannya ke udara dan meregangkan tubuhnya. Otot-ototnya terasa begitu kaku. Sudah hampir dua puluh empat jam Gene tidak mengangkat bokongnya dari kursi itu.

"Sebaiknya kita tidak meninggalkan Madrid, sebelum Gene menemukan siapa sosok dibalik Stargazer626." ujar Vincent.

"Kalau begitu, aku sarankan kita pindah ke hotel lain, Vince." ujar Travis. "Kita di sini sudah terlalu lama, tidak cukup aman."

"Baiklah, besok kita akan pindah. Persiapkan semuanya." ujar Vincent.

Sudah hampir dua jam, Gene mendengar pria-pria itu berdebat dari kamar sebelah. Entah apa saja yang dibicarakan oleh mereka, namun gadis itu tidak terlalu peduli. Perdebatan mereka pun dapat terdengar dengan jelas karena pintu penghubung itu terbuka lebar.
 
Sejak mendapatkan informasi dari Pedro Sanchèz, Vincent memutuskan untuk tetap berada di Madrid selama beberapa hari. Setelah mendapatkan sosok Stargazer626, barulah Vincent dan anak buahnya akan mengejar sosok itu.

Bagi Gene, sosok Stargazer626 ini tampak seperti seorang peretas yang handal. Gadis itu agak dibuat kewalahan saat melacak keberadaan sosok itu. Memang beberapa kali Gene telah mendapatkan dan mengunci lokasi Stargazer626, tapi tiba-tiba saja, sosok itu berpindah tempat atau yang lebih buruknya lagi adalah menghilang.

Rasanya seperti sedang saling menembak dalam peperangan. Sosok Stargazer626 pun tampaknya berusaha untuk mengungkap sosok Gene dan melacak keberadaan gadis itu, sehingga Gene harus berusaha memblok akun itu berkali-kali.

Lelah dan suntuk adalah kata-kata yang tepat untuk mengambarkan keadaannya saat ini. Gene melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas kepala. Gadis itu pun menutup mata birunya dengan kedua tangan. Sesekali gadis itu menghela nafasnya dan berusaha untuk membuat tubuhnya rileks.

"Sebaiknya kau minum ini, Gene." ujar Jax.

Tiba-tiba, pria itu meletakkan sebuah gelas berisi kopi panas di atas meja yang membuat Gene terkejut. Gene menatap kopi itu lalu mengalihkan tatapannya ke arah Jax.

"Terima kasih, Jax." ujar Gene.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, gadis itu pun menyeruput kopi panas itu dari gelasnya. Walaupun, Gene lebih menyukai es kopi, namun minuman ini cukup untuk membuatnya kembali bersemangat.

"Kau terlihat sangat lelah. Apa tidak sebaiknya kau beristirahat terlebih dahulu?" ujar Jax.

"Apa kau ingin melihat bos-mu itu meledakkan kepalaku?" ujar Gene.

Jax terkekeh. Ucapan gadis itu ada benarnya. Vincent akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang ia inginkan.

"Apa Stargazer626 seorang peretas handal, Gene?" ujar Jax.

"Tampaknya begitu, Jax." ujar Gene. "Sosok ini berulang kali mengubah lokasinya sehingga sulit untuk dilacak olehku."

"Benarkah?" ujar Jax. "Bagaimana jika aku membantumu?"

Jax menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah Gene. Tampaknya pria itu cukup tertarik untuk membantu Gene dalam pelacakkan ini. Keduanya pun terlihat sibuk dengan laptopnya masing-masing. Walaupun Jax tidak terlalu handal dalam peretasan seperti Gene, namun pria itu cukup dapat diandalkan untuk membantu Gene.

Heaven on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang