"Halsa."
"Hm?"
"Gak capek motret mulu?"
Akhirnya, Halsa menurunkan kameranya. Ia memandang Raksal dengan sebal, "Kak, namanya juga aku fotografer. Terus Kakak mau aku ngapain? Nyangkul?"
"Ck, iya." Raksal mengalah. Cowok itu memilih untuk memainkan ponselnya saja. Sejak tadi, dia berulang kali melirik Halsa yang begitu ceria ketika berinteraksi dengan anak-anak SMA yang sedang dipotret.
Bukannya apa, Raksal hanya tidak nyaman berada di sekolah ini lama-lama karena banyak sekali mata memandangnya. Raksal risih. Walaupun dia sering konser dengan band-nya, dia sangat tidak suka mendapat perhatian berlebih diluar aktivitasnya itu.
Setengah jam kemudian, Halsa menghampirinya. Wajah gadis itu sangat bahagia.
"Lo kenapa pake seragam sekolah deh?" tanya Raksal. Sedikit terganggu dengan pakaian Halsa yang mirip seragam sekolah.
"Kenapa?" balas Halsa. "Ini cantik loh. Karena aku motret di sekolah, ya aku menyesuaikan baju aku sama nuansa anak sekolah."
"Gak gitu juga. Gue berasa pacaran sama anak kecil, padahal lo udah dewasa."
"Kak, hubungan kita kan ... cuma pura-pura."
"Pura-puranya dulu," tukas Raksal. Cowok itu menyilang kakinya, "sekarang kan, udah beneran."
"Tapi nih ya, tapi!" Halsa jengkel. "Kakak itu kayak bukan pacar aku. Apaan yang pacaran tapi manggil lo-gue? Terus juga kakak gak pernah tuh romantis. Aku berasa kayak bukan siapa-siapa."
"Oh, lo mau diromantisin?" Raksal tersenyum manis, "beneran?"
"Gak usah senyum kayak gitu, plis!" Halsa menjerit. Dia tahu Raksal itu goodlooking, tapi kan jangan tebar pesona sembarangan seperti itu juga!
Raksal terkekeh kecil. Wajahnya lalu berubah lebih santai. "Ayo pulang. Kita kan ada acara reuni sama temen sekolah lo."
∆∆∆
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔
Romance"𝙳𝚘 𝚢𝚘𝚞 𝚛𝚎𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚖𝚎?" Mungkin itu yang selalu ingin Shankara Arjunasetya tanyakan pada Alena Callysta Heidi karena selama berpacaran dengannya, Alena itu seperti memiliki dua kepribadian. Kadang Alena terlihat bangga memiliki pac...