Part ini bakal jadi awal konflik cerita dimulai.
Jangan lupa pencet bintangnya juga^^
Sayang kalian😍
•Selamat membaca•
____
Alena berjalan menuju perpustakaan setelah bel istirahat berbunyi. Hari ini dia belum bertemu dengan Shankara karena tadi pagi cowok itu terlalu lama menjemputnya sehingga Alena memutuskan untuk pergi sendiri.
Karina mengajaknya untuk pergi ke kantin tapi dia menolak. Simple sih, Alena malas menghabiskan uang untuk makanan yang tidak seenak buatan ibu. Maka dari itu, ketika pergi ke kantin atau tempat makan lainnya, Alena hanya memesan minuman. Paling jika sedang bersama Shankara lah ia akan makan karena cowok itu memaksa.
Alena membawa tumpukan buku yang ia pinjam enam hari lalu. Ini adalah hari terakhir pengembalian. Jika tidak dikembalikan, maka Alena akan kena denda. Lebih baik dia membeli celengan babi ketimbang membayar denda. Kan lumayan celengannya bisa buat nabung uang ketimbang denda yang hanya menghabiskan uang.
Alena ini tipe cewek yang hemat. Walaupun pacarnya, Shankara Arjunasetya itu tajir melintir sampai bisa ngajak Alena kencan di pulau pribadi, tetap saja Alena tidak bisa memakai uang milik Shankara begitu saja. Dia tidak mau Shankara menganggapnya sebagai cewek matre.
Jam istirahat biasanya sangat ditunggu-tunggu oleh siswa +62 apalagi oleh sebagian oknum yang hobi ngecengin gebetan yang beda kelas. Seperti sekarang, ketika Alena melewati lapangan futsal, dia melihat Karina yang katanya tadi ingin ke kantin, malah berhenti di lapangan dan meneriakkan nama Faris, cowok kelas XII-B yang merupakan gebetan Karina sejak zaman Karina SMP.
"Faris! Semangat! Gue akan selalu ada disini buat lo! Lo kepanasan? Gue kipasin sini! Lo haus? Gue punya akua nih! Aduh duh, lo keringetan banget, sini gue elapin!"
Alena tertawa kecil. Itu Karina lagi nyemangatin Faris atau lagi buka jasa nampung keringat orang?
Tapi dia memutuskan untuk mengabaikannya saja. Pertandingan futsal memang sering dilakukan pada saat jam istirahat. Maka jangan heran jika saat ini banyak anak-anak yang nontonin. Terutama cewek. Beuh, mereka itu kalau disuruh upacara dibawah terik matahari, ngucapnya bakalan pingsan karena gak kuat berdiri, tapi disini mereka tahan berdiri lama-lama cuma untuk menatap oknum-oknum tampan yang cocok jadi calon gebetan mereka.
Alena juga dapat melihat Halsa dan Freya yang berdiri disamping Karina. Mereka mungkin dipaksa Karina untuk nemenin dia ngecengin Faris. Alena ingin tertawa kencang saat melihat ekspresi sebal Freya disana.
Teman-temannya memang unik sekali. Halsa dan Keenan yang lagi pdkt tapi gak pernah jadian sampai sekarang, Freya yang cuek dan gak pekaan sama cowok sekelas Shankara yang ngejar-ngejar dia tiap hari dan Karina yang ngegebet Faris sejak dulu tapi kelihatannya tuh cowok gak balik suka.
Dari mereka berempat, Alena lah yang duluan punya pacar. Makanya, kadang Alena merasa terganggu ketika Shankara tiba-tiba saja menyusulnya yang lagi jalan-jalan bareng sahabatnya. Alena takut sahabatnya jadi ngira kalau dia melupakan mereka karena sudah punya pacar. Padahal, Alena bukan orang seperti itu.
"Hai."
Alena tersentak kaget ketika seseorang menghadang jalannya. Dia melotot kearah orang itu sembari berusaha menahan rasa kesalnya, "Kamu ngapain disini?"
"Aku belum ketemu kamu seharian ini," Shankara nyengir, "Kangen."
"Tiap hari kita ketemu, Shankara. Buat apa kangen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔
Romance"𝙳𝚘 𝚢𝚘𝚞 𝚛𝚎𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚖𝚎?" Mungkin itu yang selalu ingin Shankara Arjunasetya tanyakan pada Alena Callysta Heidi karena selama berpacaran dengannya, Alena itu seperti memiliki dua kepribadian. Kadang Alena terlihat bangga memiliki pac...