08. Dua Sisi

391 90 94
                                    

•Selamat membaca•

_____

Karina menepati ucapannya.

Ketika bel pulang berbunyi, cewek itu buru-buru keluar dari kelas, mengabaikan teriakan teman-temannya yang memanggil namanya terus-menerus. Mereka pasti sudah tahu kalau Karina punya urusan tersendiri jika sudah pulang sekolah.

Karina menyalip beberapa orang yang berjalan di koridor ketika dari kejauhan ia melihat Faris sudah keluar dari kelasnya dan pergi begitu saja.

"Faris!" Karina memanggil, tapi Faris tidak menjawab.

Dengan susah payah Karina kembali mempercepat langkahnya, bahkan ia mulai berlari agar bisa menyamai langkah kaki Faris. Sampai pada akhirnya dia berhasil menahan jaket Faris dan membuat cowok itu tersentak kaget kemudian menoleh ke belakang.

Faris melepaskan airpodsnya, "Apa?"

Sial. Ternyata Faris tidak menjawab panggilannya karena cowok itu sedang memakai airpods.

 Ternyata Faris tidak menjawab panggilannya karena cowok itu sedang memakai airpods

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napas Karina terengah-engah, "Gue pulang sama lo, ya?"

Faris berdecak sebal, "Lagi?"

Karina mengangguk semangat. Faris termenung sejenak sebelum mengangguk, "Oke." Dia kembali berjalan tanpa aba-aba, membuat Karina dengan cepat menyusulnya agar tidak tertinggal.

Karina kira mereka akan pulang dengan motor milik Faris, tapi ketika Faris malah berjalan keluar gerbang sekolah, saat itulah Karina merasa bingung.

"Kita gak naik motor lo?"

Faris menggeleng.

Karina menekuk alis, "Motor lo dimana?"

"Bengkel."

"Terus kita pulang naik apa?"

"Bus lah. Lo pikir gue punya helikopter kayak Shankara?"

Karina terdiam. Dia belum pernah naik bus selama pergi ataupun pulang dari sekolah. Dia selalu punya supir pribadi untuk mengantarnya kemanapun ia mau. Setelah pulang bersama Faris lah baru Karina berhenti dijemput supirnya.

Halte bus disesaki banyak orang karena memang ini jam pulang sekolah SMA Catesza. Karina sedikit risih ketika bahunya bersenggolan dengan orang-orang yang tidak dikenalnya.

Begitu bus tiba, berbondong-bondong orang mulai berjalan cepat untuk masuk ke dalam bus. Karina merasa tubuhnya terombang-ambing dan ia mulai kehilangan arah sampai sebuah tangan meraih jemarinya dan menggengamnya erat.

Karina terpana. Di depannya, Faris menarik tangannya dan menuntunnya untuk masuk ke dalam bus. Dari belakang saja cowok itu terlihat tampan. Karina merasa ada sesuatu dalam hatinya yang berdesir hebat ketika jemari mereka saling bertautan.

ꜱʜᴀɴᴋᴀʀᴀ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang